Kisah Raja Panjalu dan Pasukan Gajah dengan 700 Pengawal jika Keluar Istana
loading...
A
A
A
Jika keluar, sang prabu naik gajah atau kereta. Rakyat yang melihatnya di jalan semuanya berjongkok sampai sang gajah atau kereta berlalu. Pasukan pengiringnya berkisar 500-700 orang dalam sekali perjalanan.
Saat itu, Panjalu dikenal sebagai penghasil lada yang bergudang-gudang sebagai bahan dagangan. Para pedagang asing yang datang dengan perahu biasanya menyelundupkan mata uang untuk ditukarkan dengan lada.
Itulah salah satu sebab mengapa para pedagang Cina dilarang berdagang di Panjalu, namun larangan itu tidak dihiraukan.
Pedagang-pedagang asing datang ke Panjalu membawa pelbagai bahan dagangan di antaranya emas, perak, barang pecah-belah dari porselen, piring emas dan perak, barang-barang dari tembaga, kain sutera, serta kain damas.
Selain lada, yang diperdagangkan di Panjalu seperti gading, cula badak, mutiara, kapur barus, tulang penyu, kayu cendana, rempah-rempah, sulfur, safron, dan bermacam-macam burung. Rakyat Panjalu juga memelihara ulat sutera, menenun kain sutera beraneka warna dan kain brokat.
Saat itu, Panjalu dikenal sebagai penghasil lada yang bergudang-gudang sebagai bahan dagangan. Para pedagang asing yang datang dengan perahu biasanya menyelundupkan mata uang untuk ditukarkan dengan lada.
Itulah salah satu sebab mengapa para pedagang Cina dilarang berdagang di Panjalu, namun larangan itu tidak dihiraukan.
Pedagang-pedagang asing datang ke Panjalu membawa pelbagai bahan dagangan di antaranya emas, perak, barang pecah-belah dari porselen, piring emas dan perak, barang-barang dari tembaga, kain sutera, serta kain damas.
Selain lada, yang diperdagangkan di Panjalu seperti gading, cula badak, mutiara, kapur barus, tulang penyu, kayu cendana, rempah-rempah, sulfur, safron, dan bermacam-macam burung. Rakyat Panjalu juga memelihara ulat sutera, menenun kain sutera beraneka warna dan kain brokat.
(jon)