Tegalboto Memanggil 3, UNEJ Dukung Fortifikasi Pangan untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat
loading...
A
A
A
Iwan Taruna juga mengajak seluruh pihak, baik dari kalangan akademisi, pemerintah, industri, maupun masyarakat umum, untuk berkolaborasi dalam mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi pangan demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.
“Mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera melalui inovasi teknologi pangan. Dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan besar kita bersama, yaitu Indonesia Emas 2045,” tandasnya.
Sermentara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNEJ, Prof Yuli Witono dalam laporannya menyampaikan bahwa seminar dan workshop ini merupakan hasil kerja sama antara UNEJ dengan panitia Tegalboto Memanggil 3 serta beberapa mitra strategis, salah satunya Badan Pangan Nasional (BAPANAS).
Kolaborasi ini menunjukkan sinergi yang kuat antara lembaga akademik, pemerintah, dan pihak terkait dalam mengembangkan inovasi untuk ketahanan pangan dan gizi masyarakat.
“Dengan terselenggaranya Tegalboto Memanggil 3 ini, UNEJ semakin menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam pengembangan inovasi untuk kemajuan bangsa, khususnya dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan gizi. Acara ini diharapkan menjadi langkah awal untuk terciptanya kerja sama yang lebih besar dan berdampak luas dalam mencapai kemandirian pangan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Sedangkan pemateri, Prof Tejasari, ahli gizi pangan dari Fakultas Teknologi Pertanian UNEJ mengulas mengenai konsep dan pentingnya fortifikasi pangan.
Ia menjelaskan bahwa fortifikasi pangan adalah proses penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas gizi dan mutu pangan tersebut, yang berdampak positif pada kesehatan masyarakat.
“Fortifikasi pangan merupakan penambahan zat gizi tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pangan, sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh produk pangan yang difortifikasi.
“Mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera melalui inovasi teknologi pangan. Dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan besar kita bersama, yaitu Indonesia Emas 2045,” tandasnya.
Sermentara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNEJ, Prof Yuli Witono dalam laporannya menyampaikan bahwa seminar dan workshop ini merupakan hasil kerja sama antara UNEJ dengan panitia Tegalboto Memanggil 3 serta beberapa mitra strategis, salah satunya Badan Pangan Nasional (BAPANAS).
Kolaborasi ini menunjukkan sinergi yang kuat antara lembaga akademik, pemerintah, dan pihak terkait dalam mengembangkan inovasi untuk ketahanan pangan dan gizi masyarakat.
“Dengan terselenggaranya Tegalboto Memanggil 3 ini, UNEJ semakin menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam pengembangan inovasi untuk kemajuan bangsa, khususnya dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan gizi. Acara ini diharapkan menjadi langkah awal untuk terciptanya kerja sama yang lebih besar dan berdampak luas dalam mencapai kemandirian pangan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.
Sedangkan pemateri, Prof Tejasari, ahli gizi pangan dari Fakultas Teknologi Pertanian UNEJ mengulas mengenai konsep dan pentingnya fortifikasi pangan.
Ia menjelaskan bahwa fortifikasi pangan adalah proses penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas gizi dan mutu pangan tersebut, yang berdampak positif pada kesehatan masyarakat.
“Fortifikasi pangan merupakan penambahan zat gizi tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pangan, sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan,” jelasnya.
Lebih lanjut, ia juga menyampaikan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh produk pangan yang difortifikasi.