Tegalboto Memanggil 3, UNEJ Dukung Fortifikasi Pangan untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat

Kamis, 17 Oktober 2024 - 09:03 WIB
loading...
Tegalboto Memanggil...
Universitas Jember (UNEJ) mendukung inovasi ketahanan pangan dan gizi melalui seminar serta workshop tentang fortifikasi pangan dalam Tegalboto Memanggil 3. Foto/Pung Purwanto
A A A
JEMBER - Universitas Jember (UNEJ) mendukung inovasi ketahanan pangan dan gizi melalui Tegalboto Memanggil 3 yang mengusung tema “Inovasi Teknologi Beras Fortifikasi untuk Ketahanan Pangan dan Gizi Menuju Indonesia Emas 2045”.

Tegalboto Memanggil 3, UNEJ Dukung Fortifikasi Pangan untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat


Kegiatan ini diadakan di Gedung Auditorium Universitas Jember dan melibatkan seminar serta workshop tentang fortifikasi pangan sebagai langkah strategis untuk meningkatkan kualitas gizi masyarakat dan mendukung upaya nasional dalam mencapai visi Indonesia Emas 2045.

j

Rektor Universitas Jember, Dr Ir Iwan Taruna, MEng IPM dalam sambutannya menyatakan, tema yang diangkat dalam acara ini sangat relevan dengan kondisi dan tantangan yang dihadapi bangsa Indonesia saat ini.

Tegalboto Memanggil 3, UNEJ Dukung Fortifikasi Pangan untuk Tingkatkan Gizi Masyarakat


“Mengingat bangsa kita ini sangat luar biasa dalam upaya menjaga ketahanan pangan dan meningkatkan kualitas gizi masyarakat, inovasi seperti fortifikasi beras menjadi langkah penting. Hal ini bertujuan untuk mencegah stunting dan mengurangi angka kejadian stunting di Indonesia, sebagai bagian dari upaya kita untuk mencapai Indonesia Emas 2045,” kata Iwan Taruna.

Rektor juga menambahkan, ketahanan pangan dan peningkatan kualitas gizi masyarakat adalah pilar utama yang harus terus diperkuat untuk mewujudkan visi besar Indonesia Emas 2045.



“Bangsa kita dalam menjalankan visi besar ini sangat bergantung pada inovasi teknologi, termasuk fortifikasi pangan yang memiliki peran strategis dalam meningkatkan ketahanan pangan dan kualitas gizi masyarakat. Oleh karena itu, inovasi seperti ini harus terus didukung dan dikembangkan secara berkelanjutan,” ujarnya.

Iwan Taruna juga mengajak seluruh pihak, baik dari kalangan akademisi, pemerintah, industri, maupun masyarakat umum, untuk berkolaborasi dalam mengembangkan dan menerapkan inovasi teknologi pangan demi mewujudkan ketahanan pangan yang berkelanjutan di Indonesia.



“Mari bersama-sama kita wujudkan Indonesia yang sehat dan sejahtera melalui inovasi teknologi pangan. Dengan kolaborasi yang kuat, kita bisa mencapai tujuan besar kita bersama, yaitu Indonesia Emas 2045,” tandasnya.

Sermentara itu, Kepala Lembaga Penelitian dan Pengabdian Kepada Masyarakat (LPPM) UNEJ, Prof Yuli Witono dalam laporannya menyampaikan bahwa seminar dan workshop ini merupakan hasil kerja sama antara UNEJ dengan panitia Tegalboto Memanggil 3 serta beberapa mitra strategis, salah satunya Badan Pangan Nasional (BAPANAS).

Kolaborasi ini menunjukkan sinergi yang kuat antara lembaga akademik, pemerintah, dan pihak terkait dalam mengembangkan inovasi untuk ketahanan pangan dan gizi masyarakat.

“Dengan terselenggaranya Tegalboto Memanggil 3 ini, UNEJ semakin menunjukkan perannya sebagai institusi pendidikan yang aktif dalam pengembangan inovasi untuk kemajuan bangsa, khususnya dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan dan gizi. Acara ini diharapkan menjadi langkah awal untuk terciptanya kerja sama yang lebih besar dan berdampak luas dalam mencapai kemandirian pangan dan kualitas hidup yang lebih baik bagi seluruh masyarakat Indonesia,” ungkapnya.

Sedangkan pemateri, Prof Tejasari, ahli gizi pangan dari Fakultas Teknologi Pertanian UNEJ mengulas mengenai konsep dan pentingnya fortifikasi pangan.

Ia menjelaskan bahwa fortifikasi pangan adalah proses penambahan zat gizi tertentu ke dalam bahan pangan untuk meningkatkan kualitas gizi dan mutu pangan tersebut, yang berdampak positif pada kesehatan masyarakat.

“Fortifikasi pangan merupakan penambahan zat gizi tertentu yang bertujuan untuk meningkatkan mutu pangan, sehingga dapat memberikan manfaat kesehatan yang signifikan,” jelasnya.

Lebih lanjut, ia juga menyampaikan beberapa syarat yang harus dipenuhi oleh produk pangan yang difortifikasi.

“Produk fortifikasi haruslah produk yang sering dikonsumsi secara teratur oleh masyarakat. Produk tersebut juga harus diproduksi dan diolah oleh produsen yang ditunjuk, agar fortifikasi yang dilakukan dapat diawasi dengan baik. Selain itu, teknologi fortifikasi yang digunakan harus tersedia dan memastikan produk yang difortifikasi tidak mengalami perubahan warna, rasa, serta tidak mengandung zat berlebihan yang dapat membahayakan kesehatan. Hal penting lainnya adalah harga produk yang sudah difortifikasi harus tetap terjangkau bagi masyarakat,” imbuhnya.

Direktur Perumusan Standar Keamanan dan Mutu Pangan dari BAPANAS, Yusra Egayanti, SSi, Apt, MP yang juga hadir sebagai pembicara membahas pentingnya standardisasi dan regulasi dalam proses fortifikasi pangan untuk memastikan bahwa produk yang dikonsumsi masyarakat aman dan bermanfaat secara maksimal.

“Penting sekali untuk memastikan bahwa setiap produk pangan yang difortifikasi memenuhi standar keamanan dan mutu yang telah ditetapkan. Kami di BAPANAS bekerja keras untuk merumuskan standar tersebut, agar masyarakat dapat menikmati pangan fortifikasi yang tidak hanya menyehatkan tetapi juga aman dan berkualitas,” ujarnya.

Ia juga mengapresiasi upaya Universitas Jember dan Keluarga Alumni Universitas Jember (KAUJE) dalam menginisiasi acara ini sebagai bentuk nyata kontribusi perguruan tinggi dalam mendukung program ketahanan pangan nasional.

“Kolaborasi antara universitas dan pemerintah seperti ini sangat penting, karena akademisi memiliki peran besar dalam menciptakan inovasi yang berkelanjutan untuk mendukung program-program nasional. Fortifikasi pangan, khususnya beras, merupakan salah satu langkah strategis dalam upaya mencapai ketahanan pangan dan gizi menuju Indonesia Emas 2045,” tambahnya.

Pada kesempatan yang sama, Koordinator Tegalboto Memanggil, Wahyu Samio Widodo mengungkapkan, acara ini tidak hanya diisi dengan seminar, tetapi juga workshop yang memberikan kesempatan bagi para peserta untuk mempelajari lebih dalam tentang teknologi dan proses fortifikasi pangan.

Workshop ini dipandu oleh tim ahli dari Fakultas Teknologi Pertanian, Fakultas Pertanian Universitas Jember dan mitra industri yang memiliki pengalaman dalam pengembangan produk fortifikasi.

Peserta diajak untuk memahami secara praktis bagaimana proses fortifikasi dilakukan, mulai dari pemilihan bahan baku, penambahan zat gizi, hingga proses pengolahan yang tepat untuk menghasilkan produk pangan yang berkualitas.

“Melalui kegiatan Tegalboto Memanggil 3, kami berharap dapat menginspirasi mahasiswa, alumni, dan masyarakat luas untuk terus berinovasi dan berkontribusi dalam peningkatan kualitas gizi dan ketahanan pangan di Indonesia. Acara ini juga menjadi ajang bagi para mahasiswa untuk belajar dan memahami peran penting inovasi teknologi dalam mencapai ketahanan pangan, serta bagaimana mereka bisa terlibat secara aktif dalam program-program pengembangan tersebut,” jelasnya.

Ke depan, UNEJ dan KAUJE berencana untuk terus menggelar acara serupa dengan tema-tema yang relevan dan strategis bagi pembangunan bangsa.

Hal ini sejalan dengan visi UNEJ untuk menjadi perguruan tinggi yang tidak hanya unggul dalam bidang akademik, tetapi juga berperan aktif dalam menciptakan solusi nyata bagi permasalahan yang dihadapi masyarakat, khususnya dalam bidang ketahanan pangan dan gizi.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4729 seconds (0.1#10.140)