Siswa SLB di Gunungkidul Dipukuli Gurunya Pakai Tongkat Satpam

Selasa, 08 Oktober 2024 - 20:57 WIB
loading...
Siswa SLB di Gunungkidul...
Mamad Adi Janhari (19), siswa kelas 1 SMA di SLB 2 Gunungkidul, DIY mengalami luka memar dan lebam di beberapa bagian tubuhnya akibat penganiayaan. Foto/Erfan Erlin
A A A
GUNUNGKIDUL - Mamad Adi Janhari (19), siswa kelas 1 SMA di SLB 2 di Gunungkidul, DIY mengalami luka memar dan lebam di beberapa bagian tubuhnya akibat penganiayaan.

Gurunya yang berinisial DRS telah memukulinya menggunakan tongkat satpam usai upacara bendera Senin (7/10/2024) kemarin.



Selasa (8/10/2024) siang tadi, guru Sekolah Luar Biasa (SLB) di Gunungkidul, berinisial DRS dilaporkan ke Mapolres Gunungkidul. DRS diduga telah melakukan penyekapan dan pemukulan terhadap siswa didiknya yang kebetulan berkebutuhan khusus itu.

Putra pasangan asal Sukoharjo Jawa Tengah, Wagimin-Ninuk Kumnansyah ini mengalami luka di bahu kananya, tangan, punggung, perut dan juga kepalanya. Ternyata tak hanya sendiri, temannya yang bernama Iwan asal Kapanewon Playen juga mendapat perlakuan serupa dari guru tersebut.



Bersama bibi sekaligus pengasuh dari korban, Endang mereka datang ke Unit PPA Polres Gunungkidul untuk melaporkan peristiwa tersebut. Keluarga ini berharap agar guru itu mendapat hukuman.

Dalam kesaksiannya, Mamad mengatakan peristiwa itu sendiri terjadi pada hari Senin (7/10/2024) pagi kemarin yaitu usai upacara bendera. Dirinya bersama dengan Iwan dibawa masuk ke sebuah ruangan.



"Saat masuk, pintu dan gorden langsung ditutup rapat," tutur dia.

Setelah itu Mamad disuruh duduk di kursi dengan posisi tangan diletakkan di atas meja. Teman satunya juga diminta untuk melakukan hal serupa.

Tanpa berkata-kata terlebih dahulu, DRS langsung memukul Mamad menggunakan alat pemukul (tongkat) yang biasa dibawa petugas keamanan sekolah. Tak hanya sekali, beberapa kali siswa ini mendapat pukulan.

"Saya teriak-teriak sakit. Tapi terus dipukul," tambahnya.

Mamad mengaku tak mengetahui alasan dirinya bersama dengan temannya bernama Iwan dipukul. Karena tiba-tiba keduanya diminta masuk ke dalam ruangan tersebut.

Akibat penganiayaan tersebut, Mamad mengaku mengalami luka memar dan lebam di beberapa bagian tubuhnya. Sampai saat ini dia masih merasakan sakit di tubuh yang terkena pukulan.

Ayah korban, Wagimin mengaku sangat marah. Dia tidak terima dengan perlakuan keji guru yang diterima anaknya. Guru yang seharusnya menjadi pendidik dan melindungi anaknya justru menganiaya anaknya.

"Saya ingin guru itu diproses secara hukum. pelaku harus diberikan hukuman yang setimpal," ujar Wagimin.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1495 seconds (0.1#10.140)