Kisah Panembahan Senopati Kehilangan Kuda Kesayangan usai Pertempuran di Madiun
loading...
A
A
A
PANEMBAHAN Senopati memimpin langsung pasukan Kerajaan Mataram saat pertempuran sengit dengan pasukan Madiun dan Ponorogo. Pertempuran berlangsung di wilayah Madiun.
Dalam pertempuran tersebut, kuda kesayangan Panembahan Senopati yang bernama Puspa Kencana akhirnya mati usai terluka parah. Perasaan berkecamuk dan muka lusuh menyelimuti Senopati ketika memasuki istana.
Kala itu, pemimpin pertama Kerajaan Mataram ini pulang ke istana masih mengenakan baju perang Kiai Gundil pemberian Sunan Kalijaga.
Dia didampingi kuda kesayangannya Puspa Kencana yang berwarna merah. Sang kuda sebenarnya sudah terluka parah menjelang pukul 09.00, tetapi masih sanggup melayani Panembahan Senopati hingga pukul 12.00.
Kisah itu dikutip dari "Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung" dari H. J. De Graaf. Disebutkan bahwa sang penguasa Mataram itu baru menyadari kalau kudanya sudah sekarat, karena melihat kondisi sang kuda.
Semenjak itu tidak seorang pun keturunan Senopati yang boleh naik kuda berwarna kemerahan.
Sedangkan Serat Kandha memiliki deskripsi yang lebih lengkap mengenai pertempuran antara Panembahan Senopati dengan Madiun-Ponorogo.
Dalam pertempuran tersebut, kuda kesayangan Panembahan Senopati yang bernama Puspa Kencana akhirnya mati usai terluka parah. Perasaan berkecamuk dan muka lusuh menyelimuti Senopati ketika memasuki istana.
Kala itu, pemimpin pertama Kerajaan Mataram ini pulang ke istana masih mengenakan baju perang Kiai Gundil pemberian Sunan Kalijaga.
Dia didampingi kuda kesayangannya Puspa Kencana yang berwarna merah. Sang kuda sebenarnya sudah terluka parah menjelang pukul 09.00, tetapi masih sanggup melayani Panembahan Senopati hingga pukul 12.00.
Kisah itu dikutip dari "Puncak Kekuasaan Mataram : Politik Ekspansi Sultan Agung" dari H. J. De Graaf. Disebutkan bahwa sang penguasa Mataram itu baru menyadari kalau kudanya sudah sekarat, karena melihat kondisi sang kuda.
Semenjak itu tidak seorang pun keturunan Senopati yang boleh naik kuda berwarna kemerahan.
Sedangkan Serat Kandha memiliki deskripsi yang lebih lengkap mengenai pertempuran antara Panembahan Senopati dengan Madiun-Ponorogo.