7 Jenderal Kelahiran Bandung yang Jabat Pangkostrad, 3 Nama Melesat Jadi KSAD
loading...
A
A
A
BANDUNG - Bandung , kota yang dikenal sebagai pusat budaya dan pendidikan juga menyumbang sejumlah tokoh penting dalam militer Indonesia. Beberapa Perwira Tinggi (Pati) TNI Angkatan Darat (AD) yang lahir di kota ini dalam karier militernya pernah menduduki jabatan Panglima Komando Cadangan Strategis Angkatan Darat (Pangkostrad) .
Dari 45 sosok yang pernah menduduki posisi Pangkostrad, tujuh di antaranya berasal dari Bandung. Prestasi mereka tidak hanya terbatas pada posisi strategis di Kostrad, tetapi juga meluas ke panggung nasional.
Tiga di antara mereka berhasil meraih pangkat jenderal bintang empat dan satu nama kini masih aktif menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Sementara satu lainnya melesat ke puncak tertinggi dengan menduduki posisi Panglima TNI setelah sebelumnya menjabat sebagai KSAD.
Kostrad sebagai salah satu komando utama tempur di TNI AD memainkan peran krusial dalam struktur pertahanan negara. Jabatan Pangkostrad merupakan posisi strategis yang diemban oleh seorang jenderal berbintang tiga atau lebih, yang bertanggung jawab atas kesiapan dan operasi pasukan cadangan strategis.
Kepiawaian para jenderal kelahiran Bandung ini dalam menjalankan tugas-tugas strategis dan taktis telah mengukuhkan mereka sebagai figur-figur penting dalam sejarah militer Indonesia. Dengan latar belakang yang mengesankan ini, Bandung terus membanggakan sebagai sumber inspirasi dan pemimpin dalam dunia militer Indonesia, menunjukkan bahwa dari kota ini lahir sosok-sosok yang mampu memimpin dan berkontribusi besar dalam menjaga kedaulatan negara.
Mohamad Hasan merupakan putra kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 13 Maret 1971 yang saat ini menjabat sebagai Pangskostrad. Dia mendapat promosi menjadi Pangkostrad pada 24 Juli 2024 menggantikan menggantikan Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Hal itu tertuang dalam surat keputusan panglima TNI Nomor Kep/851/VII/2024 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. Mohamad Hasan dimutasi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam bagian 256 perwira tinggi (Pati) TNI.
Hasan merupakan lulusan Akademi Militer (1993) dari kecabangan Infanteri (Kopassus). Kariernya di militer cukup mentereng karena berhasil menduduki sejumlah posisi strategis.
Ketika diangkat menjadi Pangdam Iskandar Muda pada 9 Desember 2021, Hasan bahkan memecahkan rekor sebagai Pangdam termuda di Indonesia. Dia juga tercatat pernah menjadi pengawal Presiden Jokowi dengan jabatan sebagai Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hasan cukup lama menjadi Paspampres, yakni sejak 5 Februari 2016 hingga 12 Januari 2018.
Dari Istana, pria berdarah Sumatera Barat yang berasal dari Candung, Agam ini kemudian mendapat tugas sebagai Danrem 061/Surya Kencana pada 2018 hingga 2019. Setelah menjabat Danrem 061/Surya Kencana kariernya semakin moncer.
Hasan kemudian diangkat menjadi Wadanjen Kopassus periode 2019-2020. Puncaknya, ia menduduki kursi nomor satu di satuan Baret Merah, yakni Danjen Kopassus (2020-2021) yang kala itu menggantikan Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa yang dipercaya sebagai Pangdam XVIII/Kasuari Papua Barat.
Kemudian menjadi Pangdam Jaya pada Maret 2023 menggantikan Mayjen TNI Untung Budiharto. Terbaru dia mendapat promosi menjadi Pangkostrad, sekaligus menambah satu bintang di pundaknya menjadi Letjen TNI.
Lahir di Bandung, Jawa Barat pada 24 Februari 1970, Maruli Simanjuntak merupakan Pangkostrad ke-43. Pria berdarah Batak ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sejak 29 November 2023 menggantikan Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Maruli Simanjuntak merupakan Pati TNI AD jebolan Akmil 1992. Melihat sepak terjangnya di militer, Maruli memiliki riwayat karier yang cemerlang. Tercatat, Maruli ini sudah banyak mencicipi posisi strategis di militer.
Pada periode 2016-2017, Maruli menjabat Danrem 074/Warastratama. Setelahnya, ia juga sempat menjadi Wadanpaspampres (2017-2018) dan Kasdam IV/Diponegoro (2018).
Kariernya semakin bersinar ketika ditunjuk menjadi Danpaspampres (2018-2020). Kemudian, ia juga pernah menjabat Pangdam IX/Udayana (2020-2022).
Nama Maruli Simanjuntak semakin dikenal ketika diangkat menjadi Pangkostrad. Posisi ini ditempatinya pada periode 2022-2023 menggantikan Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Pada kehidupan pribadinya, Maruli diketahui sebagai menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam hal ini, ia merupakan suami dari Paulina Pandjaitan, putri Luhut.
Dudung Abdurachman jadi salah satu Pati TNI AD kelahiran Bandung, Jawa Barat yang berhasil menduduki jabatan Pangkostrad. Pria yang lahir pada 19 November 1965 ini menduduki posisi Pangkostrad dengan menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono dengan masa jabatan 25 Mei 2021-31 Januari 2022.
Dudung merupakan lulusan Akademi Milier (Akmil) 1988 dari kecabangan infanteri. Karier militernya terbilang cemerlang dengan menduduki sejumlah jabatan penting yakni,
Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus Kasad (2016-2017), Waaster Kasad (2017-2018), dan Gubernur Akmil (2018-2020).
Selanjutnya karir Jenderal Dudung kian mentereng hingga diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya ke-34 pada tanggal 27 Juli 2020 oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat itu yaitu Jenderal TNI Andika Perkasa.
Jabatan inilah yang membuatnya mendapat sorotan media lantaran memerintahkan pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab pada bulan September tahun 2020. Setelah 10 bulan menjabat sebagai Pangdam Jaya, Dudung dimutasi kembali dan diangkat menjadi Pangkostrad dan sekaligus dirinya mendapatkan bintang tiga atau berpangkat Letnan Jenderal (Letjen).
Tepat tanggal 17 November 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantiknya menjadi KSAD menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang diangkat menjadi Panglima TNI. Itu artinya dia ototmatis mendapatkan bintang empat atau berpangkat Jenderal.
Andika Perkasa merupakan jenderal kelahiran Bandung, Jawa Barat lainnya yang berkarier cemerlang menduduki jabatan Pangkostrad. Dia ditunjuk menjadi Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Agus Kriswanto pada 2018.
Andika terbilang cukup singkat menjabat sebagai Pangkostrad hanya sekitar 4 bulan. Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono ini menjabat mulai dari 23 Juli 2018 hingga 22 November 2018.
Lulusan Akademi Militer tahun 1987 ini memiliki karier yang sangat cemerlang di militer. Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono ini satu-satunya prajurit TNI kelahiran Bandung yang berhasil menjadi Panglima TNI.
Ketika naik pangkat menjadi pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI, pria yang lahir pada 21 Desember 1964 ini ditunjuk sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) (2013). Setahun berselang pada 2014, Andika naik pangkat menjadi bintang dua atau Mayor Jenderal (Mayjen) dengan mengemban amanat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) selama dua tahun.
Kemudian tahun 2016, Andika dipercaya mengisi posisi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura. Dua tahun berselang, Andika kembali naik jabatan menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad) dengan pangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI.
Masih di tahun yang sama, Andika ditunjuk sebagai Pangkostrad. Presiden Joko Widodo (Jokowi) lalu mengangkatnya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-32 pada 22 November 2018 hingga 17 November 2021.
Puncak karier militernya ketika ditunjuk menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun pada 2021. Setelah tak lagi menjabat Panglima TNI pada Desember 2022, Andika terjun ke dunia politik dan ditunjuk sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo.
Saat ini, Andika maju pada perhelatan Pilkada Jawa Tengah (Jateng) 2024. Ia berpasangan dengan Hendrar Pri menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jateng.
Erwin Sudjono lahir di Bandung, Jawa Barat pada 5 Februari 1951. Berkarier militer cemerlang, mengantarkan Erwin menduduki jabatan Pangkostrad pada 2 Mei 2006 hingga12 November 2007. Ia menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Letjen TNI Hadi Waluyo.
Lulusan Akabri tahun 1975 ini tercatat pernah menduduki posisi penting di militer. Pada saat berpangkat Kolonel, Erwin menjabat sebagai Danbrigif Linud 18/Kostrad (1996), Asops Kasdam VI/Tanjungpura (1998), Danrem 121/Alambhana Wanawwai (1998), dan Danmentar Akmil (1998).
Pecah bintang menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen), Erwin ditunjuk menjadi Kasdivif 1/Kostrad (2001) dan Kasdam III/Siliwangi (2002). Kariernya terus meningkat dengan mengemban amanat sebagai Pangdivif 2/Kostrad (2003), PPRC TNI (2003), dan Pangdam VI/Tanjungpura (2005) sekaligus naik pangkat menjadi Mayor Jenderal (Mayjen).
Puncak karier militernya ketika naik pangkat menjadi Letnan Jenderal (Letjen) dengan ditunjuk menjadi Pangkostrad (2006) dan Kasum TNI (2007). Selama menjadi prajurit TNI, Erwin pernah menjalani sejumlah tugas operasi. Seperti, dua kali bertugas dalam Operasi Timor Timur pada tahun 1976, Operasi Perdamaian PBB (1992), dan Operasi Aceh (2003).
Agus Wirahadikusumah jadi prajurit TNI AD kelahiran Bandung, Jawa Barat berikutnya yang dipercaya mengemban amanat sebagai Pangkostrad. Pria yang lahir pada 17 Oktober 1951 ini menjabat sebagai Pangkostrad periode 29 Maret 2000-1 Agustus 2000.
Lulusan Akademi Militer Indonesia tahun 1973 ini tercatat menamatkan empat pendidikan di Amerika Serika. Mulai dari Airborne, Ranger, Pathfinder (lulus 1981), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning (lulus 1983), Air Assault School di Fort Campbell (lulus 1984), hingga Kennedy school of goverment di Harvard University (lulus 1992).
Setelah Presiden Soeharto mundur, Agus muncul sebagai pembaharu di jajaran TNI. Pada 1997, ketika menjabat sebagai staf ahli bidang politik dan keamanan Panglima TNI, Agus menyerukan agar militer Indonesia untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam urusan politik dan menjadi kekuatan pertahanan profesional sebagai gantinya.
Ketika Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat sebagai Presiden, Agus ditunjuk menjadi Pangkostrad menggantikan Djaja Suparman pada tahun Maret 2000. Seiring lengserya Gus Dur, pada 1 Agustus 2000 posisinya digantikan Ryamizard Ryacudu.
Agus yang merupakan keponakan mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah itu meninggal di Jakarta pada 30 Agustus 2001. Ia dimakamkan di TMP Kalibata.
Leo Lopulisa merupakan Pati TNI AD pertama kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 23 November 1926 yang berhasil menduduki jabatan Pangkostrad. Dia menduduki posisi Pangkostrad dengan masa jabatan 4 Januari 1975 hingga 19 Januari 1978.
Selama karier militernya, Leo pernah menduduki sejumlah sejumlah jabatan penting. Mulai dari Panglima Kodam II/Bukit Barisan, Panglima Kowilhan III/Sulawesi-Kalimantan, dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina.
Dari 45 sosok yang pernah menduduki posisi Pangkostrad, tujuh di antaranya berasal dari Bandung. Prestasi mereka tidak hanya terbatas pada posisi strategis di Kostrad, tetapi juga meluas ke panggung nasional.
Baca Juga
Tiga di antara mereka berhasil meraih pangkat jenderal bintang empat dan satu nama kini masih aktif menjabat sebagai Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD). Sementara satu lainnya melesat ke puncak tertinggi dengan menduduki posisi Panglima TNI setelah sebelumnya menjabat sebagai KSAD.
Kostrad sebagai salah satu komando utama tempur di TNI AD memainkan peran krusial dalam struktur pertahanan negara. Jabatan Pangkostrad merupakan posisi strategis yang diemban oleh seorang jenderal berbintang tiga atau lebih, yang bertanggung jawab atas kesiapan dan operasi pasukan cadangan strategis.
Kepiawaian para jenderal kelahiran Bandung ini dalam menjalankan tugas-tugas strategis dan taktis telah mengukuhkan mereka sebagai figur-figur penting dalam sejarah militer Indonesia. Dengan latar belakang yang mengesankan ini, Bandung terus membanggakan sebagai sumber inspirasi dan pemimpin dalam dunia militer Indonesia, menunjukkan bahwa dari kota ini lahir sosok-sosok yang mampu memimpin dan berkontribusi besar dalam menjaga kedaulatan negara.
7 Jenderal Kelahiran Bandung yang Jabat Pangkostrad
1. Letjen TNI Mohamad Hasan
Mohamad Hasan merupakan putra kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 13 Maret 1971 yang saat ini menjabat sebagai Pangskostrad. Dia mendapat promosi menjadi Pangkostrad pada 24 Juli 2024 menggantikan menggantikan Letjen TNI Muhammad Saleh Mustafa.
Hal itu tertuang dalam surat keputusan panglima TNI Nomor Kep/851/VII/2024 tentang pemberhentian dari dan pengangkatan dalam jabatan di lingkungan TNI. Mohamad Hasan dimutasi Panglima TNI Jenderal TNI Agus Subiyanto dalam bagian 256 perwira tinggi (Pati) TNI.
Hasan merupakan lulusan Akademi Militer (1993) dari kecabangan Infanteri (Kopassus). Kariernya di militer cukup mentereng karena berhasil menduduki sejumlah posisi strategis.
Ketika diangkat menjadi Pangdam Iskandar Muda pada 9 Desember 2021, Hasan bahkan memecahkan rekor sebagai Pangdam termuda di Indonesia. Dia juga tercatat pernah menjadi pengawal Presiden Jokowi dengan jabatan sebagai Komandan Grup A Pasukan Pengamanan Presiden (Paspampres). Hasan cukup lama menjadi Paspampres, yakni sejak 5 Februari 2016 hingga 12 Januari 2018.
Dari Istana, pria berdarah Sumatera Barat yang berasal dari Candung, Agam ini kemudian mendapat tugas sebagai Danrem 061/Surya Kencana pada 2018 hingga 2019. Setelah menjabat Danrem 061/Surya Kencana kariernya semakin moncer.
Hasan kemudian diangkat menjadi Wadanjen Kopassus periode 2019-2020. Puncaknya, ia menduduki kursi nomor satu di satuan Baret Merah, yakni Danjen Kopassus (2020-2021) yang kala itu menggantikan Mayjen TNI I Nyoman Cantiasa yang dipercaya sebagai Pangdam XVIII/Kasuari Papua Barat.
Kemudian menjadi Pangdam Jaya pada Maret 2023 menggantikan Mayjen TNI Untung Budiharto. Terbaru dia mendapat promosi menjadi Pangkostrad, sekaligus menambah satu bintang di pundaknya menjadi Letjen TNI.
2. Jenderal TNI Maruli Simanjuntak
Lahir di Bandung, Jawa Barat pada 24 Februari 1970, Maruli Simanjuntak merupakan Pangkostrad ke-43. Pria berdarah Batak ini menjabat sebagai Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) sejak 29 November 2023 menggantikan Jenderal TNI Agus Subiyanto.
Maruli Simanjuntak merupakan Pati TNI AD jebolan Akmil 1992. Melihat sepak terjangnya di militer, Maruli memiliki riwayat karier yang cemerlang. Tercatat, Maruli ini sudah banyak mencicipi posisi strategis di militer.
Pada periode 2016-2017, Maruli menjabat Danrem 074/Warastratama. Setelahnya, ia juga sempat menjadi Wadanpaspampres (2017-2018) dan Kasdam IV/Diponegoro (2018).
Kariernya semakin bersinar ketika ditunjuk menjadi Danpaspampres (2018-2020). Kemudian, ia juga pernah menjabat Pangdam IX/Udayana (2020-2022).
Nama Maruli Simanjuntak semakin dikenal ketika diangkat menjadi Pangkostrad. Posisi ini ditempatinya pada periode 2022-2023 menggantikan Jenderal TNI Dudung Abdurachman.
Pada kehidupan pribadinya, Maruli diketahui sebagai menantu Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves) Jenderal TNI (HOR) Luhut Binsar Pandjaitan. Dalam hal ini, ia merupakan suami dari Paulina Pandjaitan, putri Luhut.
3. Jenderal TNI Dudung Abdurachman
Dudung Abdurachman jadi salah satu Pati TNI AD kelahiran Bandung, Jawa Barat yang berhasil menduduki jabatan Pangkostrad. Pria yang lahir pada 19 November 1965 ini menduduki posisi Pangkostrad dengan menggantikan Letjen TNI Eko Margiyono dengan masa jabatan 25 Mei 2021-31 Januari 2022.
Dudung merupakan lulusan Akademi Milier (Akmil) 1988 dari kecabangan infanteri. Karier militernya terbilang cemerlang dengan menduduki sejumlah jabatan penting yakni,
Wagub Akmil (2015-2016), Staf Khusus Kasad (2016-2017), Waaster Kasad (2017-2018), dan Gubernur Akmil (2018-2020).
Selanjutnya karir Jenderal Dudung kian mentereng hingga diangkat menjadi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) Jaya ke-34 pada tanggal 27 Juli 2020 oleh Kepala Staf Angkatan Darat (KSAD) saat itu yaitu Jenderal TNI Andika Perkasa.
Jabatan inilah yang membuatnya mendapat sorotan media lantaran memerintahkan pencopotan baliho Habib Rizieq Shihab pada bulan September tahun 2020. Setelah 10 bulan menjabat sebagai Pangdam Jaya, Dudung dimutasi kembali dan diangkat menjadi Pangkostrad dan sekaligus dirinya mendapatkan bintang tiga atau berpangkat Letnan Jenderal (Letjen).
Tepat tanggal 17 November 2021, Presiden Joko Widodo (Jokowi) melantiknya menjadi KSAD menggantikan Jenderal Andika Perkasa yang diangkat menjadi Panglima TNI. Itu artinya dia ototmatis mendapatkan bintang empat atau berpangkat Jenderal.
4. Jenderal TNI Andika Perkasa
Andika Perkasa merupakan jenderal kelahiran Bandung, Jawa Barat lainnya yang berkarier cemerlang menduduki jabatan Pangkostrad. Dia ditunjuk menjadi Pangkostrad menggantikan Letjen TNI Agus Kriswanto pada 2018.
Andika terbilang cukup singkat menjabat sebagai Pangkostrad hanya sekitar 4 bulan. Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono ini menjabat mulai dari 23 Juli 2018 hingga 22 November 2018.
Lulusan Akademi Militer tahun 1987 ini memiliki karier yang sangat cemerlang di militer. Menantu mantan Kepala Badan Intelijen Negara (BIN) AM Hendropriyono ini satu-satunya prajurit TNI kelahiran Bandung yang berhasil menjadi Panglima TNI.
Ketika naik pangkat menjadi pangkat Brigadir Jenderal (Brigjen) TNI, pria yang lahir pada 21 Desember 1964 ini ditunjuk sebagai Kepala Dinas Penerangan TNI AD (Kadispenad) (2013). Setahun berselang pada 2014, Andika naik pangkat menjadi bintang dua atau Mayor Jenderal (Mayjen) dengan mengemban amanat sebagai Komandan Pasukan Pengamanan Presiden (Danpaspampres) selama dua tahun.
Kemudian tahun 2016, Andika dipercaya mengisi posisi Panglima Komando Daerah Militer (Pangdam) XII/Tanjungpura. Dua tahun berselang, Andika kembali naik jabatan menjadi Komandan Komando Pembina Doktrin, Pendidikan dan Latihan Angkatan Darat (Dankodiklatad) dengan pangkat Letnan Jenderal (Letjen) TNI.
Masih di tahun yang sama, Andika ditunjuk sebagai Pangkostrad. Presiden Joko Widodo (Jokowi) lalu mengangkatnya menjadi Kepala Staf TNI Angkatan Darat (KSAD) ke-32 pada 22 November 2018 hingga 17 November 2021.
Puncak karier militernya ketika ditunjuk menjadi Panglima TNI menggantikan Marsekal TNI Hadi Tjahjanto yang memasuki masa pensiun pada 2021. Setelah tak lagi menjabat Panglima TNI pada Desember 2022, Andika terjun ke dunia politik dan ditunjuk sebagai Wakil Ketua Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar Pranowo.
Saat ini, Andika maju pada perhelatan Pilkada Jawa Tengah (Jateng) 2024. Ia berpasangan dengan Hendrar Pri menjadi Calon Wakil Gubernur (Cawagub) Jateng.
5. Letjen TNI Erwin Sudjono
Erwin Sudjono lahir di Bandung, Jawa Barat pada 5 Februari 1951. Berkarier militer cemerlang, mengantarkan Erwin menduduki jabatan Pangkostrad pada 2 Mei 2006 hingga12 November 2007. Ia menggantikan posisi yang ditinggalkan oleh Letjen TNI Hadi Waluyo.
Lulusan Akabri tahun 1975 ini tercatat pernah menduduki posisi penting di militer. Pada saat berpangkat Kolonel, Erwin menjabat sebagai Danbrigif Linud 18/Kostrad (1996), Asops Kasdam VI/Tanjungpura (1998), Danrem 121/Alambhana Wanawwai (1998), dan Danmentar Akmil (1998).
Pecah bintang menjadi Brigadir Jenderal (Brigjen), Erwin ditunjuk menjadi Kasdivif 1/Kostrad (2001) dan Kasdam III/Siliwangi (2002). Kariernya terus meningkat dengan mengemban amanat sebagai Pangdivif 2/Kostrad (2003), PPRC TNI (2003), dan Pangdam VI/Tanjungpura (2005) sekaligus naik pangkat menjadi Mayor Jenderal (Mayjen).
Puncak karier militernya ketika naik pangkat menjadi Letnan Jenderal (Letjen) dengan ditunjuk menjadi Pangkostrad (2006) dan Kasum TNI (2007). Selama menjadi prajurit TNI, Erwin pernah menjalani sejumlah tugas operasi. Seperti, dua kali bertugas dalam Operasi Timor Timur pada tahun 1976, Operasi Perdamaian PBB (1992), dan Operasi Aceh (2003).
6. Letjen TNI Agus Wirahadikusumah
Agus Wirahadikusumah jadi prajurit TNI AD kelahiran Bandung, Jawa Barat berikutnya yang dipercaya mengemban amanat sebagai Pangkostrad. Pria yang lahir pada 17 Oktober 1951 ini menjabat sebagai Pangkostrad periode 29 Maret 2000-1 Agustus 2000.
Lulusan Akademi Militer Indonesia tahun 1973 ini tercatat menamatkan empat pendidikan di Amerika Serika. Mulai dari Airborne, Ranger, Pathfinder (lulus 1981), Infantry Officer Advanced Course di Fort Benning (lulus 1983), Air Assault School di Fort Campbell (lulus 1984), hingga Kennedy school of goverment di Harvard University (lulus 1992).
Setelah Presiden Soeharto mundur, Agus muncul sebagai pembaharu di jajaran TNI. Pada 1997, ketika menjabat sebagai staf ahli bidang politik dan keamanan Panglima TNI, Agus menyerukan agar militer Indonesia untuk menghentikan keterlibatan mereka dalam urusan politik dan menjadi kekuatan pertahanan profesional sebagai gantinya.
Ketika Abdurrahman Wahid (Gus Dur) menjabat sebagai Presiden, Agus ditunjuk menjadi Pangkostrad menggantikan Djaja Suparman pada tahun Maret 2000. Seiring lengserya Gus Dur, pada 1 Agustus 2000 posisinya digantikan Ryamizard Ryacudu.
Agus yang merupakan keponakan mantan Wakil Presiden Umar Wirahadikusumah itu meninggal di Jakarta pada 30 Agustus 2001. Ia dimakamkan di TMP Kalibata.
7. Letjen TNI Leo Lopulisa
Leo Lopulisa merupakan Pati TNI AD pertama kelahiran Bandung, Jawa Barat pada 23 November 1926 yang berhasil menduduki jabatan Pangkostrad. Dia menduduki posisi Pangkostrad dengan masa jabatan 4 Januari 1975 hingga 19 Januari 1978.
Selama karier militernya, Leo pernah menduduki sejumlah sejumlah jabatan penting. Mulai dari Panglima Kodam II/Bukit Barisan, Panglima Kowilhan III/Sulawesi-Kalimantan, dan Duta Besar Indonesia untuk Filipina.
(kri)