Korban Bullying, Siswa SMA Dipukuli Beramai-ramai oleh Kakak Kelas di Toilet
loading...
A
A
A
LAMPUNG SELATAN - Aksi bullying atau perundungan siswa yunior oleh kakak kelas atau senior kembali terjadi. Kali ini menimpa korban berinisial BAW, siswa SMA Kebangsaan Lampung Selatan, Lampung.
Aksi bullying terjadi di toilet sekolah pada Senin (9/9/2024) malam. Sebelum peristiwa terjadi, korban sedang berada di kantin sekolah.
Namun tiba-tiba oleh sejumlah kaka kelas atau seniornya ke toilet. Selanjutnya korban dipukuli beramai-ramai dengan kondisi gelap karena lampu di toilet dimatikan.
Atas kejadian tersebut, keluarga BAW disebut kemudian melaporkan dugaan perundungan itu ke Mapolres Lampung Selatan.
Saat dikonfirmasi, Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin membenarkan adanya laporan dugaan perundungan tersebut.
Kapolres menyebut laporan tersebut baru diterima oleh jajarannya pada Jumat (13/9/2024) kemarin. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
"Iya, LP (Laporan Polisi) nya baru kita terima kemarin hari Jumat, saat ini masih dilakukan penyelidikan peristiwanya," ujar Yusriandi saat dikonfirmasi, Sabtu (14/9/2024).
Kapolres menuturkan, pada Selasa (17/9/2024) mendatang pihaknya akan melakukan pemanggilan beberapa saksi untuk diperiksa guna melengkapi berkas penyelidikan.
Dikatakannya, dalam laporan tersebut, korban BAW mengaku telah dianiaya oleh orang seniornya.
"Ini masih didalami, kalo di LP ada empat orang terlapornya," pungkasnya.
Sebelumnya, perundungan berkedok senioritas diduga terjadi di lingkungan SMA Kebangsaan Lampung Selatan. Salah satu siswanya dikabarkan menjadi korban bullying berujung pemukulan oleh kakak kelas.
Informasi diperoleh SINDOnews, korban siswa berinisial BAW dipukuli para senior. Penganiayaan ini dilakukan di malam hari dengan menculik adik kelas dari asrama kemudian dibawa ke toilet dengan lampu yang dimatikan dan dipukuli beramai-ramai, Senin (9/9/2024).
Kepala SMA Kebangsaan Wempy Prastomo Bhakti tak menampik adanya kejadian tersebut. Namun dia meluruskan peristiwa ini terjadi di kantin dengan melibatkan empat siswa senior.
"Peristiwa yang terjadi sebenarnya kesalahpahaman, niat awalnya menegur," ujarnya.
Aksi bullying terjadi di toilet sekolah pada Senin (9/9/2024) malam. Sebelum peristiwa terjadi, korban sedang berada di kantin sekolah.
Namun tiba-tiba oleh sejumlah kaka kelas atau seniornya ke toilet. Selanjutnya korban dipukuli beramai-ramai dengan kondisi gelap karena lampu di toilet dimatikan.
Atas kejadian tersebut, keluarga BAW disebut kemudian melaporkan dugaan perundungan itu ke Mapolres Lampung Selatan.
Saat dikonfirmasi, Kapolres Lampung Selatan AKBP Yusriandi Yusrin membenarkan adanya laporan dugaan perundungan tersebut.
Kapolres menyebut laporan tersebut baru diterima oleh jajarannya pada Jumat (13/9/2024) kemarin. Saat ini pihaknya masih melakukan penyelidikan terkait kasus tersebut.
Baca Juga
"Iya, LP (Laporan Polisi) nya baru kita terima kemarin hari Jumat, saat ini masih dilakukan penyelidikan peristiwanya," ujar Yusriandi saat dikonfirmasi, Sabtu (14/9/2024).
Kapolres menuturkan, pada Selasa (17/9/2024) mendatang pihaknya akan melakukan pemanggilan beberapa saksi untuk diperiksa guna melengkapi berkas penyelidikan.
Dikatakannya, dalam laporan tersebut, korban BAW mengaku telah dianiaya oleh orang seniornya.
"Ini masih didalami, kalo di LP ada empat orang terlapornya," pungkasnya.
Sebelumnya, perundungan berkedok senioritas diduga terjadi di lingkungan SMA Kebangsaan Lampung Selatan. Salah satu siswanya dikabarkan menjadi korban bullying berujung pemukulan oleh kakak kelas.
Informasi diperoleh SINDOnews, korban siswa berinisial BAW dipukuli para senior. Penganiayaan ini dilakukan di malam hari dengan menculik adik kelas dari asrama kemudian dibawa ke toilet dengan lampu yang dimatikan dan dipukuli beramai-ramai, Senin (9/9/2024).
Kepala SMA Kebangsaan Wempy Prastomo Bhakti tak menampik adanya kejadian tersebut. Namun dia meluruskan peristiwa ini terjadi di kantin dengan melibatkan empat siswa senior.
"Peristiwa yang terjadi sebenarnya kesalahpahaman, niat awalnya menegur," ujarnya.
(shf)