Kronologi Pelajar SMA Tewas Dikeroyok Oknum Anggota PSHT, Batok Kepala Pecah Dipukul Batu Paving

Jum'at, 13 September 2024 - 06:18 WIB
loading...
Kronologi Pelajar SMA...
Pemakaman Alfin Syafiq Ananta, pelajar SMK swasta di Malang, Jawa Timur korban pengeroyokan oknum anggota PSHT hingga tewas. Foto/Avirista Midaada
A A A
MALANG - Alfin Syafiq Ananta (17), pelajar di Kabupaten Malang, Jawa Timur tewas usai dikeroyok oknum pesilat anggota perguruan silat PSHT. Korban yang masih duduk di bangku kelas XI SMK swasta di Kota Malang ini meregang nyawa usai enam hari koma.

Ayah korban Nanang Kuswanto menuturkan, anaknya dikeroyok oleh 9 orang oknum anggota perguruan silat PSHT. Anaknya dikeroyok beramai-ramai dengan cara melingkar sebagaimana terlihat dari kamera CCTV.



"Dikeroyok, kelihatan melingkar. Ditendang ke sana, ditendang ke sini. Yang terakhir, ini saksi kuncinya anak perempuan, nanti coba didalami, Alfin ini gegar otak kepalanya sampai pecah, ada paving yang ngepruk (memukul) ke kepalanya," ucap Nanang Kuswanto saat ditemui di rumah duka, pada Kamis (12/9/2024) di Desa Kepuharjo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang.



Ia menyayangkan tindakan teman-teman Alfin yang melakukan kekerasan apalagi sampai memukulkan batu paving ke kepala korban.

Pukulan ke batok kepala itulah yang menyebabkan korban diduga kuat meninggal dunia, meski sempat menjalani perawatan di RST Soepraoen, Kota Malang.

"Kalau (dipukul) pakai tangan nggak mungkin sampai memecahkan batok kepala. Ini batok kepalanya retak, kopyor di dalamnya, pendarahan di dalamnya. Jadi jaringan saraf ke otaknya sudah nggak jalan. Itu dipukul dari belakang," ujarnya.



Selain kekerasan di bagian kepala korban, sang ayah menyebut beberapa bagian anggota tubuh anaknya juga tak lepas dari sasarannya.

Di bagian dada misalnya terdapat luka memar membiru, di bagian pipi juga mengalami luka lebam, tangan dan kaki pun juga mengalami luka memar memerah.

Hasil pemeriksaan medis di dua rumah sakit yakni RS Prasetya Husada perawatan pertama dan RST Soepraoen, rumah sakit rujukan juga menunjukkan ada luka tersebut.

"Luka (dalam) cukup parah. Dari segi lambungnya, jantungnya, paru-parunya mengeluarkan darah. Dari rumah sakit (Prasetya Husada), pindah ke Rumah Sakit Soepraoen, Alfin selalu memuntahkan darah mulai dari mulut sampai ke hidung," jelasnya.

Sebelumnya Alfin menerima kekerasan fisik dan dikeroyok oleh 9 orang anggota PSHT di Dusun Petren, Desa Ngijo, Kecamatan Karangploso, Kabupaten Malang, pada Jumat malam (6/9/2024).

Akibatnya Alfin sempat tak sadarkan diri dibawa ke RS Prasetya Husada, Karangploso, sebelum dirujuk ke RST Soepraoen, Kota Malang, untuk mendapatkan perawatan lebih intensif. Alfin akhirnya meninggal dunia pada Kamis pagi (12/9/2024) di RST Soepraoen, Malang.

Sementara itu Kapolsek Karangploso, AKP Moch Sochib menjelaskan, sebanyak 8 orang terduga pelaku diamankan. Beberapa terduga pelaku beberapa diantaranya merupakan anak di bawah umur.

"Mungkin nanti tersangka berkembang (bertambah) lagi. Kasus sekarang ditangani Unit PPA Satreskrim Polres Malang," ujarnya.

Kapolsek menuturkan, korban dengan beberapa pelaku saling kenal. Para pelaku tersinggung lantaran korban memakain kasus perguruan silat para pelaku.

"Korban ini awalnya menggunakan kaus PSHT. Saat ditanya mengaku mengikuti PSHT di wilayah Singosari. Setelah ditelusuri ternyata korban tidak merupakan anggota PSHT. Sehingga kemudian diajak latihan bersama dan terjadi pengeroyokan. Terjadi penganiayaan hingga korban mengalami luka serius," ujarnya.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1633 seconds (0.1#10.140)