Angka Stunting di Solok Tinggi, Kominfo dan Pemkab Ajak Remaja Cegah Stunting

Selasa, 08 Oktober 2019 - 15:15 WIB
Angka Stunting di Solok Tinggi, Kominfo dan Pemkab Ajak Remaja Cegah Stunting
Angka Stunting di Solok Tinggi, Kominfo dan Pemkab Ajak Remaja Cegah Stunting
A A A
SOLOK - Kabupaten Solok merupakan salah satu wilayah di Indonesia yang memiliki angka stunting yang tinggi. Hal ini tentunya perlu perhatian dari semua pihak, tidak terkecuali para generasi muda Solok untuk membantu menurunkan angka prevalensi stunting di daerahnya."Dari hasil pemantauan status gizi yang dilakukan pada Agustus 2018, prevalensi stunting di Kabupaten Solok sebesar 30,5 persen," ujar Asisten Koordinator Bidang Ekonomi Pembangunan Kesejahteraan Rakyat (Ekbangkesra) Kabupaten Solok, Medison, di Solok, Kamis (3/10/2019) lalu.

Angka tersebut setara dengan angka prevalensi stunting secara nasional. Berdasarkan Riset Kesehatan Dasar (Riskesdas) tahun 2018, angka stunting di Indonesia masih sebesar 30,8 persen. Angka ini tentu masih tinggi dibandingkan dengan ambang batas yang ditetapkan oleh World Health Organization (WHO) yakni 20 persen.

Oleh karena itu, Pemeritah Kabupaten (Pemkab) Solok berharap semua pihak diharapkan ikut peduli dan bergerak dalam rangka penurunan angka prevalensi stunting termasuk remaja.

"Untuk menangani stunting ini tidak bisa hanya dengan cara penanggulangan, tapi juga perlu dilakukan tindakan pencegahan. Oleh karena itu, penting untuk para remaja mendapatkan akses edukasi mengenai gizi seimbang dan kesehatan karena merekalah yang nanti akan melahirkan generasi berikutnya di masa depan," ujar Medison.

Oleh karena itu, Pemkab Solok menyambut baik kehadiran forum sosialisasi Generasi Bersih dan Sehat (Genbest) yang diadakan oleh Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) di Solok, Kamis, 3 Oktober 2019.

"Kami berharap para peserta dapat memahami pemaparan dari narasumber di Genbest Solok ini dan nantinya bisa menjadi agen pencegahan stunting di Kabupaten Solok. Mereka bisa menyebarkan informasi ini kepada keluarga, teman-teman dan lingkungannya," ujar Medison.

Kepala Seksi Produksi Konten dan Diseminasi Info Kesehatan Direktorat Informasi dan Komunikasi Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (IKPMK), Kementerian Kominfo, Septa Dewi Anggraeni berharap dengan adanya Forum Sosialisasi Genbest ini, para remaja Solok juga dapat menjadi agen komunikasi dalam menyosialisasikan dan mengomunikasikan mengenai pencegahan stunting kepada teman-teman sebaya mereka baik melalui tatap muka maupun melalui media sosial.

“Indonesia akan mengalami bonus demografi di tahun 2030. Bonus demografi ini akan menjadi sia-sia jika generasi mendatang terkena stunting. Oleh karena itu, stunting harus dicegah sejak remaja dengan memberikan pemahaman tentang pencegahan stunting dan pola hidup bersih dan sehat. Hal ini dikarenakan nantinya para remaja inilah yang di masa depan nanti akan menjadi ibu dan melahirkan generasi selanjutnya yang terbebas dari stunting,” tutup Septa.
(alf)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.0091 seconds (0.1#10.140)