Angka Reproduksi Turun, Jabar Nihil Zona Merah COVID-19

Selasa, 25 Agustus 2020 - 15:39 WIB
loading...
Angka Reproduksi Turun, Jabar Nihil Zona Merah COVID-19
Foto/Ilustrasi/SINDOnews/dok
A A A
BANDUNG - Kabar baik diungkapkan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil. Dia mengungkapkan, angka reproduksi efektif (Rt) COVID-19 berhasil ditekan dan kini tak ada lagi zona merah atau wilayah berisiko tinggi penularan COVID-19 di Provinsi Jabar.

Hal itu dikatakan Ridwan Kamil seusai Rapat Koordinasi Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar di Markas Kodam III/Siliwangi, Kota Bandung, Selasa (25/8/2020).

Gubernur yang akrab disapa Kang Emil itu memaparkan, setelah sempat mengalami lonjakan menyusul munculnya sejumlah klaster COVID-19 di Jabar, angka Rt COVID-19 di Jabar berhasil ditekan kembali.

Dia menyebutkan, per pekan ini, Rt COVID-19 berhasil di tekan hingga di angka 0,9 setelah sempat bertengger di angka lebih dari 1. Artinya, kata dia, penularan COVID-19 di provinsi yang dipimpinnya kembali ke dalam kategori terkendali.

"Angka reproduksi COVID-19 Jawa Barat ini termasuk yang rendah karena berada di urutan 26 terendah dari 34 provinsi di Indonesia," katanya.

Kabar baik lainnya, lanjut Kang Emil, Kota Depok yang awalnya selalu berstatus zona merah akhirnya berubah status menjadi zona oranye atau berisiko sedang. Artinya, saat ini, tidak ada zona merah COVID-19 di Jabar.

"Sekarang zona yang resiko rendah (zona kuning) ada 17 kota kabupaten dan yang resiko sedang ada 10 kota kabupaten di Jabar," terang Kang Emil.

Lebih lanjut Kang Emil mengatakan, hingga saat ini, tes COVID-19 yang telah dilakukan pihaknya mencapai 200.000 tes.

Diakuinya, selama long weekend pekan kemarin, pihaknya sempat terkendala akibat terbatasnya petugas pengetesan.

"Tapi, kami menargetkan mulai minggu ini, 50.000 tes PCR bisa dilakukan setiap minggunya dengan kapasitas 26 laboratorium ditambah 27 portable PCR yang sudah kita bagikan untuk pengetesan di pelosok-pelosok yang kurang terjangkau oleh peralatan yang canggih," paparnya.

Dalam kesempatan itu, Kang Emil juga meyakinkan bahwa pihaknya terus memantau perkembangan penyebaran COVID-19 di Jabar, termasuk melakukan evaluasi pasca-long weekend pekan lalu.

Diketahui, selama long weekend pada 20-24 Agustus 2020 lalu, sejumlah kawasan wisata di Jabar diserbu wisatawan, termasuk dari luar Jabar.

"Kita akan memonitor dampak dari libur panjang karena masa inkubasi biasanya 10 sampai 14 hari. Kita akan monitor apakah 14 hari dari sekarang ada lonjakan luar biasa atau tidak," katanya.

Selama ini, tambah Kang Emil, protokol pencegahan COVID-19 di berbagai tempat wisata di Jabar sudah diperketat. (Baca juga: Tersangka Teror Bom Molotov Kantor PDIP Terancam 12 Tahun Penjara)

Jika terjadi lonjakan kasus dua pekan ke depan, kebijakan di sektor pariwisata harus dievaluasi kembali. (Baca juga: Jalani Uji Vaksin Sinovac, Kang Emil: Semoga Menjawab Semua Pertanyaan)

"Mudah-mudahan tidak, kalau ada lonjakan, berarti itu pola dari long weekend yang nanti menjadi evaluasi pengambilan keputusan dalam penanganan pariwisata. Kalau tidak ada lonjakan, berarti protokol kita selama long weekend relatif sangat baik," tandasnya.
(boy)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1848 seconds (0.1#10.140)