Komite Khittah NU 1926 Minta Rizal Ramli Benahi Ekonomi Nasional

Selasa, 25 Agustus 2020 - 07:05 WIB
loading...
Komite Khittah NU 1926 Minta Rizal Ramli Benahi Ekonomi Nasional
Ekonom Rizal Ramli.Foto/dok
A A A
SURABAYA - Komite Khittah Nahdlatul Ulama (KKNU) 1926 yang dimotori KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab meminta ekonom Rizal Ramli memulihkan kondisi ekonomi nasional yang terpuruk akibat pandemi COVID-19. Jika kondisi ini tidak segera diatasi, dikhawatirkan menyebabkan resesi ekonomi.

Gus Aam, panggilan KH Agus Solachul Aam Wahib Wahab menilai, Rizal Ramli merupakan figur yang cerdas dan berani. Dia mencontohkan ide mantan Menko Perekonomian itu menyatukan seluruh bank syariah milik pemerintah. Tujuannya, asetnya bisa bertambah besar sehingga bisa bersaing dengan bank umum milik swasta.

(Baca juga: Tanpa Anak Buah Bupati Ngawi, Kapolres dan Dandim Gerebek Tempat Karaoke )

"Pak Rizal Ramli punya pengalaman 20 tahun lalu. Saat itu ekonomi terpuruk imbas krisis moneter. Namun kondisi saat itu berhasil diatasi oleh beliau. Bahkan perekonomian yang minus 3% bisa diubah menjadi tumbuh hingga 7% sebelum Gus Dur dilengserkan," ujar Gus Aam dalam acara webinar Ngopi RR Edisi-4 - Membangkitkan Ekonomi Pesantren di Tengah Pandemi Corona, Keniscayaan atau Ilusi?, Senin (24/8/2020).

Menurutnya, kesulitan ekonomi saat ini terasa sampai ke bawah. Termasuk yang dirasakan para pengasuh pondok pesantren. Pasalnya, berbulan-bulan mereka menghentikan kegiatan belajar-mengajar. Bahkan sampai hari ini masih ada pesantren yang tutup. Tentu kondisi itu juga berdampak pada masyarakat di lingkungan pesantren. "Sebab selama ini roda ekonomi mereka bergerak karena keberadaan pesantren," ujarnya.

Karena itu, imbuhnya, dia bersama para kiai kultural yang tergabung dalam KKNU 1926 mendukung Rizal Ramli sebagai pemimpin nasional yang akan datang. Dia yakin, alumnus Institut Teknologi Bandung (ITB) itu tak sekedar mampu membangkitkan ekonomi pesantren tapi sekaligus ekonomi nasional.

"Pak Rizal Ramli itu cerdas dan berani. Kepeduliannya pada nahdliyyin juga sudah terbukti. Ini pemimpin nasional yang dibutuhkan saat ini dan untuk masa depan," imbuh cucu pendiri NU, KH. Wahab Chasbullah ini.

Sementara itu, Rizal Ramli mengakui bahwa, pandemi COVID-19 berdampak di semua lini kehidupan termasuk di instansi pendidikan. Dimana pola kerja dan belajar berubah ke arah virtual. Hampir enam bulan ini, lembaga pendidikan di Indonesia termasuk pesantren telah menutup rapat ruang-ruang kelas fisiknya.

"Padahal, pesantren merupakan lembaga pendidikan dan dakwah yang telah ada sejak ratusan tahun lalu di Indonesia, sebelum republik ini berdiri," katanya.

Pesantren, imbuhnya, juga merupakan salah satu kontributor penyumbang pendapatan ekonomi daerah melalui industri kreatif, koperasi, dan UKM. Saat ini, jumlahnya mencapai 25.938 pesantren.

"Potensi pesantren dengan koperasi dan usaha kreatifnya luar biasa, ada yang mampu berdiri dan maju seperti Sidogiri. Namun banyak yang harus mendapatkan stimulus dan pendampingan. Di sini peran negara seharusnya hadir," ujarnya
(msd)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1237 seconds (0.1#10.140)