Keramat Batu Kuta Pangapungan, Peninggalan KH Wijaya Kusuma di Cimerak Pangandaran

Senin, 08 Juli 2019 - 05:00 WIB
Keramat Batu Kuta Pangapungan, Peninggalan KH Wijaya Kusuma di Cimerak Pangandaran
Keramat Batu Kuta Pangapungan, Peninggalan KH Wijaya Kusuma di Cimerak Pangandaran
A A A
PANGANDARAN - Ada kisah sakral dan dinilai berkeramat di Dusun Kutakanyere, Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran yang hingga kini masih dipercaya masyarakat.

Tempat tersebut akrab disebut dengan Batu Kuta Pangapungan yang merupakan peninggalan penyebar Agama Islam di selatan laut jawa yaitu KH Wijaya Kusuma.

Berdasarkan inpormasi yang berhasil dihimpun, KH Wijaya Kusuma merupakan ulama ternama dari daerah Cirebon.

Untuk memperluar ajaran penyebaran Agama Islam, maka daerah Dusun Kutakanyere, Desa Sindangsari, Kecamatan Cimerak, Kabupaten Pangandaran menjadi salah satu daerah pilihannya.

Salah satu warga setempat Dede Latopah mengatakan, keramat Batu Kuta Pangapungan ini terkenal ke luar daerah dan di golongan supranatural dan ahli hikmah dengan sebutan sancang dua.

"Tamu dari luar daerh yang datang ke tempat ini lumayan banyak, terutama pada malam tertentu," kata Dede.

Kedatangan para tamu tersebut biasanya melakukan praktek ritual dan berdzikir sesuai dengan keyakinan dan ajaran ilmu hikmah yang mereka miliki.

"Keramat Batu Kuta Pangapungan tersebut diyakini oleh para tamu sebagai solusi dari sebuah permasalah," tambah Dede.

Bahkan salah satu tamu dari luar daerah yang terlilit utang piutang pernah berdzikir di Keramat Batu Kuta Pangapungan dan dalam waktu dekat seluruh utangnya lunas terbayar.

Selain sebagai tempat untuk mencari solusi dari sebuah masalah, Keramat Batu Kuta Pangapungan juga memiliki aura dan pamor untuk putra daerah yang ada di perantauan.

"Salah satu orang Dusun Kutakanyere pernah mengalami pengeroyokan oleh 5 perampok saat diperantauan, secara spontan dia menyebut nama KH Wijaya Kusuma Hadir sebanyak 3 kali sambil menginjak-injakan kaki ke tanah," tutur Dede.

Setelah itu, para perampok berlarian tidak teratur hingga akhirnya calon korban bisa lolos dengan selamat.

Dijelaskan Dede, di Keramat Batu Kuta Pangapungan berdasarkan keterangan para kasepuhan terdapat kuda sembrani. "Jumlah kuda sembrani di Keramat Batu Kuta Pangapungan ada 7 ekor, namun yang sering menampakan diri hanya 5 ekor saja," jelas Dede.

Penampakan kuda sembrani tersebut biasanya terjadi pada setiap malem selasa kliwon, namun tidak mesti setiap waktu, hanya diwaktu tertentu saja.
(nag)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 4.0941 seconds (0.1#10.140)