Konflik Internal Kerajaan Mataram, dari Penculikan Istri Penguasa hingga Raja Berkuasa 28 Hari Saja!

Sabtu, 01 Juni 2024 - 07:06 WIB
loading...
Konflik Internal Kerajaan...
Internal di Kerajaan Mataram kuno memang penuh dinamika. Foto/Ilustrasi
A A A
INTERNAL di Kerajaan Mataram kuno memang penuh dinamika. Apalagi ketika ada intrik dan konflik di internal istana Kerajaan Mataram yang membuat salah satu istri raja Mataram Dyah Lokapala diculik. Menariknya penculiknya adalah adiknya sendiri Rakryan Londhayan.

Memang di masa Dyah Lokapala inilah Kerajaan Medang kembali diterpa huru-hara pemberontakan. Istana Mamratipura yang menjadi pusat pemerintahan Medang bergejolak. Istri raja Dyah Lokapala Sri Sayyawasanottunggadewa yang memerintah pada tahun 885-855, bernama Rakryan Manak beserta putranya yakni Dyah Bhumijaya, diculik oleh Rakryan Londhayan.

Keduanya berhasil meloloskan diri dari penculikan Rakryan Londhayan, tetapi entah apa yang dipikirkan oleh Rarkyan Manak, dia justru memilih bunuh diri di Desa Taas. Sedangkan anaknya Dyah Bhumijaya berhasil diselamatkan berkat bantuan para pejabat Desa Wuatan Tija, yang kemudian mengantarkannya pulang kembali ke istana.



Dikutip dari buku "Sejarah Nasional Indonesia II : Zaman Kuno", Rakryan Londhayan sendiri pada akhirnya ditemukan meninggal dunia dan dicandikan di hutan. Hal ini sebagaimana nama Rakryan Londhayan, ditemukan di dalam Prasasti Wulakan tahun 849 Saka atau 14 Februari 923 M.

Di dalam prasasti ini Sri Mahārāja dyah Wawa menyebut dirinya anak kryan ladheyan sang lumah ring alas, atau yang meninggal atau dicandikan di hutan. Temuan ini dihubungkan erat kaitannya dengan usaha penculikan kakaknya yang menjadi istri raja Rakai Kayuwangi, beserta anaknya.

Rakryan Londhayan yang gagal melaksanakan misinya akhirnya melarikan diri masuk hutan dan meninggal dalam pelarian, atau bisa jadi dia tertangkap oleh pasukan raja Rakai Kayuwangi yang mengejarnya, dan dia dibunuh di dalam hutan tempat persembunyiannya.

Rupa-rupanya intrik dalam istana tidak terbatas pada satu kejadian itu saja. Terbukti setelah Rakai Kayuwangi ada beberapa raja penggantinya yang hanya memerintah dalam waktu yang pendek.



Mereka itu adalah Dyah Tagwas yang memerintah delapan bulan. Rakai Panumwangan Dyah Dewendra memerintah selama satu tahun empat bulan karena digulingkan dari takhta. Rake Gurunwangi Dyah Bhadra, yang hanya memerintah 28 hari sebelum dia melarikan diri dari keratonnya.
(wib)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2150 seconds (0.1#10.140)