Elektabilitas Dico Meroket di Survei PPI, Pengamat: Kuda Hitam Pilgub Jateng
loading...
A
A
A
Dia menilai, Dico tak hanya menjadi kuda hitam yang patut diperhitungkan, namun juga sebagai representasi terbaik dari parpol pendukung untuk maju dalam Pilkada Jateng 2024.
“Sebenarnya bukan hanya kuda hitam yang patut diperhitungkan ya, saya rasa di memang kandidat yang mencerminkan wajah parpolnya," ujarnya.
Sementara Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi Indonesia (LPPMII), Kamilov Sagala mengatakan, dari hasil sejumlah survei yang ada saat ini, membuktikan adanya tren pergeseran dukungan yang tadinya memilih politisi senior dan berumur, sekarang ke politisi anak muda namun sudah memiliki bukti kerja nyata.
“Tak harus yang tua, anak muda bisa menjadi pemimpin di Jawa Tengah. Contohnya Dico Ganinduto, anak muda yang memiliki kapasitas bahkan bisa mengikuti jejak Emil Dardak sebagai benchmark jika anak muda bisa memimpin suatu daerah dengan aksi dan kerja yang nyata,” kata dia.
Menurutnya, pada Pilkada Jateng 2024 diprediksi akan ada perubahan khususnya suara para pemilih muda.
“Untuk posisi suara anak muda seperti Dico akan sangat besar menguasai suara wilayah Utara dan Selatan Jawa Tengah. Dan kehadiran anak muda seperti Dico untuk berkompetisi di Pilgub Jateng bisa jadi hal yang harus diperhitungkan para kandidat lainnya. Karena Dico sudah unjuk gigi dengan bukti kerja nyata selama menjabat Bupati Kendal,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno mengatakan, Dico Ganinduto sebagai tokoh paling diinginkan berpasangan dengan pengusaha Raffi Ahmad.
"Hal ini diperkuat dengan tingginya angka elektabilitas pasangan Dico-Raffi sebanyak 28,3% dibanding pasangan Dico-Taj Yasin 23,4% atau Dico-Ahmad Luthfi 20,2%," kata Adi.
Sementara itu, Ahmad Luthfi paling tinggi jika berpasangan dengan Dico Ganinduto yaitu 18,2% jika dibanding berpasangan dengan Sudaryono yang hanya 9,1%.
Dalam survei juga menunjukkan bahwa sebagai tokoh muda, nama Dico Ganinduto paling banyak disebut pemilih yaitu sebanyak 9,5% untuk maju menjadi calon Gubernur Jawa Tengah.
“Sebenarnya bukan hanya kuda hitam yang patut diperhitungkan ya, saya rasa di memang kandidat yang mencerminkan wajah parpolnya," ujarnya.
Sementara Ketua Lembaga Pengembangan dan Pemberdayaan Masyarakat Informasi Indonesia (LPPMII), Kamilov Sagala mengatakan, dari hasil sejumlah survei yang ada saat ini, membuktikan adanya tren pergeseran dukungan yang tadinya memilih politisi senior dan berumur, sekarang ke politisi anak muda namun sudah memiliki bukti kerja nyata.
“Tak harus yang tua, anak muda bisa menjadi pemimpin di Jawa Tengah. Contohnya Dico Ganinduto, anak muda yang memiliki kapasitas bahkan bisa mengikuti jejak Emil Dardak sebagai benchmark jika anak muda bisa memimpin suatu daerah dengan aksi dan kerja yang nyata,” kata dia.
Menurutnya, pada Pilkada Jateng 2024 diprediksi akan ada perubahan khususnya suara para pemilih muda.
“Untuk posisi suara anak muda seperti Dico akan sangat besar menguasai suara wilayah Utara dan Selatan Jawa Tengah. Dan kehadiran anak muda seperti Dico untuk berkompetisi di Pilgub Jateng bisa jadi hal yang harus diperhitungkan para kandidat lainnya. Karena Dico sudah unjuk gigi dengan bukti kerja nyata selama menjabat Bupati Kendal,” kata dia.
Sebelumnya, Direktur Eksekutif Parameter Politik Adi Prayitno mengatakan, Dico Ganinduto sebagai tokoh paling diinginkan berpasangan dengan pengusaha Raffi Ahmad.
"Hal ini diperkuat dengan tingginya angka elektabilitas pasangan Dico-Raffi sebanyak 28,3% dibanding pasangan Dico-Taj Yasin 23,4% atau Dico-Ahmad Luthfi 20,2%," kata Adi.
Sementara itu, Ahmad Luthfi paling tinggi jika berpasangan dengan Dico Ganinduto yaitu 18,2% jika dibanding berpasangan dengan Sudaryono yang hanya 9,1%.
Dalam survei juga menunjukkan bahwa sebagai tokoh muda, nama Dico Ganinduto paling banyak disebut pemilih yaitu sebanyak 9,5% untuk maju menjadi calon Gubernur Jawa Tengah.