Kesaktian Raden Patah Lumpuhkan Begal Hutan Angker Sebelum Nyantri ke Sunan Ampel

Selasa, 21 Mei 2024 - 07:45 WIB
loading...
Kesaktian Raden Patah...
Potret Raja Demak Raden Patah. Foto/Istimewa
A A A
Raden Patah menjadi raja pertama di Kerajaan Demak. Penobatan Raden Patah sekaligus menandai berdirinya kerajaan Islam pertama di Pulau Jawa setelah Majapahit dan beberapa kerajaan lainnya, dengan kultur Hindu Buddha-nya memberikan hegemoni di Nusantara.

Sosok Raden Patah sendiri sebelum menjadi raja di Pulau Jawa, konon berasal dari Palembang. Sosoknya merupakan penerus tahta wangsa Rajasa sebenarnya. Bahkan konon ketika menginjak usia dewasa, ia akan dinobatkan sebagai raja di Palembang, tapi tidak bersedia.

Ia dan Raden Kusen yang masih saudaranya memilih untuk pergi ke Pulau Jawa dan meninggalkan Pulau Sumatera. Kepergian keduanya untuk belajar ilmu agama islam di Ampeldenta, yang kini masuk Surabaya.



Hal itu sebagaimana dikutip dari “13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa”.Konon saat perjalanan ke Pulau Jawa itu, keduanya dihadang oleh dua begal sadis di tengah hutan angker.

Dua begal itu kerap kali beraksi di wilayah tersebut dan merampok harta benda warga yang melintas. Tapi karena karomah dan kesaktiannya konon kedua begal itu berhasil dikalahkan. Kemudian keduanya melaksanakan perjalanan menuju ke Pulau Jawa, menaiki kapal.

Setiba di Ampeldenta, atau daerah Surabaya saat ini, mereka menghadap Sunan Ampel. Sesudah beberapa hari tinggal di Ampeldenta, Raden Kusen berkenan untuk mengabdi kepada Majapahit.Pengabdian Raden Kusen diterima oleh Brawijaya.

Konon kelak Raden Kusen akan mendapatkan kedudukan tinggi dari Brawijaya, sebagai adipati di Terung. Oleh karena itu, Raden Kusen sering disebut Adipati Terung. Raden Patah tetap belajar ilmu agama ke Sunan Ampel dinikahkan dengan putrinya yang bernama Ni Gede Maloka.



Sesudah menikah, Raden Patah disarankan oleh Sunan Ampel untuk berjalan ke arah barat, dan mencari tempat yang beraroma harum. Tempat beraroma harum yang kemudian disinggahi Raden Patah itu bernama Hutan Bintara, (Glagahwangi).

Pada suatu hari, Brawijaya sang raja Majapahit menanyakan - kepada seluruh punggawanya tentang seseorang yang telah membangun pedukuhan di wilayah Bintara. Adipati Terung menjawab, bahwa orang itu adalah saudaranya.

Oleh karena itu, Brawijaya memerintahkan kepada Adipati Terung untuk memanggil orang yang tidak lain bernama Raden Patah. Adipati Terung melaksanakan perintah Brawijaya, sang raja Majapahit. Berangkat ke Pedukuhan Bintara untuk memanggil Raden Patah.

Bersama Adipati Terung, Raden Patah menghadap Brawijaya. Raden Patah tidak mendapatkan hukuman oleh raja Majapahit, melainkan anugerah, yakni menjadi adipati di Bintara. Pulanglah Raden Patah ke Pedukuhan Bintara.

Lambat laun, Pedukuhan Bintara yang telah resmi menjadi kadipaten itu mengalami suatu perkembangan. Pedukuhan Bintara yang semula sepi menjadi ramai. Bahkan berkembang menjadi tempat perdagangan yang banyak dikunjungi oleh orang-orang dari mancanegara.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2042 seconds (0.1#10.140)