Kisah Prabu Siliwangi Tergoda Kecantikan Wanita Muslim dan Rela Nikah Beda Agama

Minggu, 19 Mei 2024 - 06:36 WIB
loading...
Kisah Prabu Siliwangi...
Prabu Siliwangi Raja Pajajaran yang bebaskan pernikahan beda agama. Foto/Ilustrasi
A A A
Pluralis memang telah ada di masa Kerajaan Pajajaran, salah satunya dalam hal pernikahan beda agama. Ini dibuktikan konon adanya pernikahan beda agama antara Prabu Siliwangi dengan perempuan Islam.

Selain itu perpaduan agama Hindu Buddha, memang agama Islam sudah mulai masuk di Pajajaran. Islam saat itu sudah mulai berkembang masuk ke Jawa Barat.

Hal ini seiring berkembangnya sejumlah kerajaan Islam di pesisir utara Pulau Jawa, mulai dari Demak, Cirebon, dan Banten. Dikisahkan masyarakat Sunda sedikit demi sedikit mulai mengenal agama baru melalui jalur perdagangan, pernikahan, dan politik.



Carita Parahiyangan melukiskan bagaimana sebuah ajaran baru masuk ke tanah Sunda, dikutip dari “Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran”.

Naskah kuno ini disebutkan “ajaran dari leluhur dijunjung tinggi sehingga tidak akan kedatangan musuh, baik berupa laskar maupun penyakit batin. Senang sejahtera di utara, barat, dan timur. Yang tidak merasa sejahtera hanyalah rumah tangga orang serakah akan ajaran agama".

Ungkapan ini sebenarnya bermaksud siapa saja yang memilih meninggalkan Hindu Buddha, kemudian masuk islam, maka akan mendapatkan risiko yang ditanggungnya.

Salah satunya yang dialami putra Bunisora, bersama Bratalegawa, yang telah masuk islam karena menikah dengan seorang muslim yang berasal dari Gujarat.



Di mana saat Bratalegawa mengunjungi Ratu Banawati, adik bungsunya yang menikah dengan seorang bangsawan dari Galuh, ia mengajak adik bungsunya masuk islam.

Tetapi ditolak, hal ini menyebabkan Bratalegawa memilih pergi ke Cirebon untuk menemui kakeknya dan mengajak masuk islam. Tetapi lagi - lagi penolakan ia dapatkan.

Namun meski ditolak dua kali, bukan berarti hubungan kekeluargaan Bratalegawa retak. Mereka tetap saling komunikasi sewajarnya. Sebenarnya cikal bakal masuknya islam ke tanah Sunda telah ada sejak zaman Prabu Niskala Wastukancana masih menjadi raja, sebelum Prabu Siliwangi.

Di luar keluarganya, Bratalegawa mengajak masyarakat Sunda memasuki agama islam. Hal ini dilakukan tanpa kesulitan berarti, tetapi Bratalegawa tak pernah memaksa siapapun untuk memeluk agama Islam.

Dia hanya memberikan alternatif bahwa ada jalan menuju kebenaran, jika ingin meniti jalan tersebut diajaknya bersama - sama, tapi kalaupun tidak ia tak mempermasalahkannya.

Apalagi ia bangsawan sepupu dari Wastukancana sekaligus iparnya, penguasa Galuh, sebelum disatukan oleh Prabu Siliwangi.

Puncaknya Prabu Siliwangi menikahi seorang perempuan yang berbeda agama. Perempuan ini beragama Islam, dan membuahkan tiga orang anak. Anak pertama bernama Cakrabuana, kedua putri bernama Lara Santang, dan ketiga seorang laki-laki bernama Kian Santang.

Ketiga anaknya ini bahkan memilih mengikuti agama ibunya yakni agama Islam. Tetapi hal itu sama sekali tak dipermasalahkan oleh Prabu Siliwangi yang bernama asli Sri Baduga Maharaja.

Sejak awal Prabu Siliwangi memang sudah ada kesadaran masing-masing bahwa memberi kebebasan kepada anak untuk menentukan agamanya sendiri.

Ketika Lara Santang beranjak dewasa, tumbuh sempurna, kemudian ia menikah dengan Maulana Sultan Mahmud, seorang bangsawan dari Arab, yang kemudian melahirkan dua anak laki-laki bernama Syarif Hidayatullah dan Syarif Nurullah.

Naskah Nagara Kretahbumi menceritakan bahwa di tanggal 12 bagian terang, bulan Caitra, tahun 1404 saka, telah memutuskan berhenti mengirimkan upeti yang seharusnya disetorkan ke Pakuan setiap tahunnya.

Secara resmi kemudian Pangeran Cakrabuana dijadikan raja merdeka oleh kakeknya di Cirebon Girang. Wilayah ini termasuk di bawah kekuasaan Sunda-Pajajaran. Syarif Hidayat telah diberi hak oleh pihak Pakuan dalam menentukan kebijakan rakyatnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2637 seconds (0.1#10.140)