Bangun Pelabuhan Smelter Nikel di Kaltim, MMP dan PTPP Dukung Hilirisasi Mineral Indonesia
loading...
A
A
A
BALIKPAPAN - PT Mitra Murni Perkasa (MMP) bergandengan tangan dengan PT Pembangunan Perumahan (PT PP) dalam pembangunan pelabuhan yang kokoh untuk mendukung kelancaran kegiatan pembangunan dan operasional smelter nikel MMP di Kariangau, Balikpapan Barat, Kota Balikpapan, Kalimantan Timur (Kaltim). Kemitraan strategis ini diresmikan melalui seremoni serah terima penyelesaian pembangunan pelabuhan yang bertajuk "MMP Port Handover" pada Jumat (3/5/2024).
Pelabuhan smelter nikel MMP ini bukan sembarang pelabuhan. Dirancang dengan kapasitas fantastis sebesar 7-7,5 juta ton per tahun, pelabuhan ini siap menampung kapal-kapal Panamax raksasa hingga 80.000 Deadweight Tonnage (DWT). Dilengkapi dengan 2 portal luffing crane canggih, pelabuhan ini siap menjadi gerbang maritim yang efisien dan modern bagi MMP.
Lebih membanggakan lagi, proyek ambisius ini berhasil dirampungkan dalam waktu kurang dari 15 bulan, sebuah pencapaian luar biasa untuk proyek berskala besar seperti ini. Tak hanya itu, proyek ini juga menorehkan catatan gemilang dalam aspek keselamatan kerja. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen tinggi dan kolaborasi luar biasa dari MMP dan PT PP dalam mengerjakan proyek prestisius ini.
Presiden Direktur PT MMP,Adhi Dharma Mustopo menyampaikan apresiasi setinggi langit kepada PT PP atas kolaborasi profesionalnya yang menghasilkan catatan kinerja gemilang. "Pelabuhan ini menjadi kebanggaan bagi MMP karena membawa kami semakin dekat dengan tujuan mulia untuk berkontribusi pada agenda hilirisasi mineral di Indonesia," ujar Adhi.
Lebih lanjut, Adhi menjelaskan bahwa pelabuhan ini memegang peran krusial dalam mendukung perkembangan MMP di masa depan. Ia optimis bahwa pelabuhan ini akan menjadi pondasi kokoh bagi pembangunan ekosistem industri energi hijau yang berkelanjutan, sekaligus memberikan dampak signifikan bagi pengembangan ekonomi dan industri di Indonesia, khususnya Kalimantan Timur, di sektor hilir mineral nikel.
"Sebagai bagian dari MMS Group Indonesia, MMP selalu berkomitmen pada prinsip bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan visi misi Group dalam menjalankan setiap kegiatannya. Kegiatan operasional kami dirancang untuk meminimalkan emisi karbon sebagai bagian dari upaya mewujudkan program Net Zero Emission Indonesia 2060," tegas Adhi.
Di sisi lain, Agus Purbianto, Direktur Keuangan PT PP, mengungkapkan rasa puas atas penyelesaian pembangunan sesuai tenggat waktu dengan kualitas dan keselamatan kerja yang memenuhi standar perusahaan. "Penyelesaian proyek pembangunan pelabuhan ini telah memenuhi standard kualitas, safety, dan waktu penyelesaian. Hal ini merupakan komitmen PT PP dimanapun kami bekerja, di seluruh area operasi kami. QHSE dan waktu pelaksanaan proyek menjadi prioritas utama bagi kami karena kepuasan stakeholder adalah fokus utama kami," papar Agus.
Ia pun berharap operasional pelabuhan smelter nikel MMP dapat berjalan optimal untuk mendukung program pemerintah menuju transisi energi hijau. "Dengan beroperasinya pelabuhan atau jetty MMP, kami berharap operasional smelter nikel ini dapat berjalan optimal untuk membantu program pemerintah dalam transisi energi hijau," imbuhnya.
Acara serah terima pelabuhan ini dihadiri oleh jajaran direksi MMP, PT PP, dan perwakilan dari KSOP Balikpapan. Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai acara tersebut, dilengkapi dengan berbagai hiburan dan santapan hidangan bersama, menandai tonggak bersejarah dalam kerja sama erat antara MMP dan PT PP.
MMP, perusahaan 100% Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan anak usaha dari MMS Group Indonesia (MMSGI), memainkan peran kunci dalam industri hilir nikel, menghasilkan nickel matte yang merupakan bahan baku penting untuk pembuatan baterai ramah lingkungan. Dengan proyek pembangunan pelabuhan ini, MMP kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan ekosistem energi hijau di Indonesia.
Pelabuhan smelter nikel MMP ini bukan sembarang pelabuhan. Dirancang dengan kapasitas fantastis sebesar 7-7,5 juta ton per tahun, pelabuhan ini siap menampung kapal-kapal Panamax raksasa hingga 80.000 Deadweight Tonnage (DWT). Dilengkapi dengan 2 portal luffing crane canggih, pelabuhan ini siap menjadi gerbang maritim yang efisien dan modern bagi MMP.
Lebih membanggakan lagi, proyek ambisius ini berhasil dirampungkan dalam waktu kurang dari 15 bulan, sebuah pencapaian luar biasa untuk proyek berskala besar seperti ini. Tak hanya itu, proyek ini juga menorehkan catatan gemilang dalam aspek keselamatan kerja. Hal ini menjadi bukti nyata komitmen tinggi dan kolaborasi luar biasa dari MMP dan PT PP dalam mengerjakan proyek prestisius ini.
Presiden Direktur PT MMP,Adhi Dharma Mustopo menyampaikan apresiasi setinggi langit kepada PT PP atas kolaborasi profesionalnya yang menghasilkan catatan kinerja gemilang. "Pelabuhan ini menjadi kebanggaan bagi MMP karena membawa kami semakin dekat dengan tujuan mulia untuk berkontribusi pada agenda hilirisasi mineral di Indonesia," ujar Adhi.
Lebih lanjut, Adhi menjelaskan bahwa pelabuhan ini memegang peran krusial dalam mendukung perkembangan MMP di masa depan. Ia optimis bahwa pelabuhan ini akan menjadi pondasi kokoh bagi pembangunan ekosistem industri energi hijau yang berkelanjutan, sekaligus memberikan dampak signifikan bagi pengembangan ekonomi dan industri di Indonesia, khususnya Kalimantan Timur, di sektor hilir mineral nikel.
"Sebagai bagian dari MMS Group Indonesia, MMP selalu berkomitmen pada prinsip bisnis berkelanjutan yang sejalan dengan visi misi Group dalam menjalankan setiap kegiatannya. Kegiatan operasional kami dirancang untuk meminimalkan emisi karbon sebagai bagian dari upaya mewujudkan program Net Zero Emission Indonesia 2060," tegas Adhi.
Di sisi lain, Agus Purbianto, Direktur Keuangan PT PP, mengungkapkan rasa puas atas penyelesaian pembangunan sesuai tenggat waktu dengan kualitas dan keselamatan kerja yang memenuhi standar perusahaan. "Penyelesaian proyek pembangunan pelabuhan ini telah memenuhi standard kualitas, safety, dan waktu penyelesaian. Hal ini merupakan komitmen PT PP dimanapun kami bekerja, di seluruh area operasi kami. QHSE dan waktu pelaksanaan proyek menjadi prioritas utama bagi kami karena kepuasan stakeholder adalah fokus utama kami," papar Agus.
Ia pun berharap operasional pelabuhan smelter nikel MMP dapat berjalan optimal untuk mendukung program pemerintah menuju transisi energi hijau. "Dengan beroperasinya pelabuhan atau jetty MMP, kami berharap operasional smelter nikel ini dapat berjalan optimal untuk membantu program pemerintah dalam transisi energi hijau," imbuhnya.
Acara serah terima pelabuhan ini dihadiri oleh jajaran direksi MMP, PT PP, dan perwakilan dari KSOP Balikpapan. Suasana hangat dan penuh keakraban mewarnai acara tersebut, dilengkapi dengan berbagai hiburan dan santapan hidangan bersama, menandai tonggak bersejarah dalam kerja sama erat antara MMP dan PT PP.
MMP, perusahaan 100% Penanaman Modal Dalam Negeri (PMDN) dan anak usaha dari MMS Group Indonesia (MMSGI), memainkan peran kunci dalam industri hilir nikel, menghasilkan nickel matte yang merupakan bahan baku penting untuk pembuatan baterai ramah lingkungan. Dengan proyek pembangunan pelabuhan ini, MMP kembali menegaskan komitmennya untuk mendukung pembangunan ekosistem energi hijau di Indonesia.
(hri)