Jejak Rekam Keajaiban Candi Borobudur dari Sang Maestro Raja Sriwijaya Samaratungga

Jum'at, 03 Mei 2024 - 08:20 WIB
loading...
Jejak Rekam Keajaiban...
Samaratungga menjadi Raja Sriwijaya yang menginisiasi pembangunan Candi Borobudur di Magelang, Jawa Tengah. Foto/Istimewa
A A A
Samaratungga menjadi raja yang menginisiasi pembangunan Candi Borobudur. Candi megah di wilayah Magelang, Jawa Tengah itu menjadi bangunan keajaiban dunia yang dikenal dengan nama Jinaya, Bhumisambhara, atau Sambharabhudara.

Samaratungga berkuasa di Kerajaan Sriwijaya mengembangkan agama dan kebudayaan yang ditandai dengan dibangunnya Candi Borobudur. Konon hubungan erat Sriwijaya dan Medang, Mataram, membuat pertukaran budaya dan ekonomi memperkuat hubungan kedua kerajaan ini.

Prasasti Kayumwungan yang dikeluarkan oleh Rakai Patapan, Mpu Palar atau bernama Dang Karayan Patapan Sida Busu Pelar, pada 26 Mei 824 M itu menyebut tentang nama Samaratungga dalam pembuatan Candi Borobodur.



Dari prasasti itu dapat ditafsirkan bahwa Mpu Palar membuat prasasti sebagai penghormatan dari seorang bawahan kepada atasan.

”Mengingat Mpu Palar pada tahun itu menjadi raja bawahan Samaratungga,” demikian dikutip dari buku "13 Raja Paling Berpengaruh Sepanjang Sejarah Kerajaan di Tanah Jawa" (2016).

Terdapat sumber yang menyebutkan bahwa Samaratungga merupakan putra Maharaja Dananjaya yang bergelar Sri Sanggramadananjaya. Sumber lain menyebutkan bahwa Samaratungga merupakan putra Raja Indra(782-812).

Oleh Raja Indra, Samaratungga dinikahkan dengan Dewi Tara, putri Dharmasetu (raja Sriwijaya).Dari pernikahan tersebut, Samaratungga memiliki putri yang bernama Pramodawardhani (Sri Kahulunan atau Sri Sanjiwana) dan Balaputradewa.



Nama Pramodhawardani inilah yang akhirnya dinikahkan dengan Mpu Manuku, atau yang dikenal dengan Rakai Pikatan, ketika Samaratungga berkuasa. Pernikahan ini memiliki arti sebab keduanya memiliki agama yang berbeda, yakni Hindu dan Buddha.

Mpu Manuku sendiri akhirnya mendapatkan beberapa daerah bebas pajak, dan diangkat sebagai penguasa di daerah Pikatan, karena jasanya turut merawat Candi Bhumisambhara. Samaratungga selama menjabat sebagai Raja Medang Mataram.

Dia menerapkan kebijakan yakni mengangkat Mpu Manuku yang semula menjabat sebagai pimpinan daerah Patapan (Rakai Patapan) sebagai pimpinan daerah Pikatan (Rakai Pikatan). Samaratungga juga memberikan anugerah kepada Mpu Manuku berupa tanah bebas pajak.

Kebijakan itu diambil oleh Samaratungga, karena Mpu Manuku telah berjasa besar merawat Candi Bhumisambhara. Bahkan Samaratungga juga lebih memprioritaskan pengembangan budaya dan agama Buddha, dibandingkan ekspansi wilayah kekuasaan seperti pendahulunya.

Tak heran bila Candi Bhumisambhara, berkembang jadi pusat pengembangan agama Buddha. Warisan candi dari Samaratungga itu kini telah direkonstruksi oleh Sir Thomas Stamford Raffles, Gubernur Jenderal Hindia Belanda, pada 1812 M.

Candi Bhumisambhara yang merupakan nama aslinya, kini dikenal dengan Borobudur, atau Candi Jinaya dan Sambharabhudara, nama lainnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1638 seconds (0.1#10.140)