Kisah Pilu Guru Honorer Pulau Terluar di Lombok Berjuang demi Cerdaskan Anak Bangsa

Sabtu, 27 April 2024 - 07:09 WIB
loading...
Kisah Pilu Guru Honorer...
Lika-liku perjuangan hidup ditempuh seorang guru honorer bernama Erni Srianti (37) di Lombok Timur, NTB. Foto: MPI/Ramli Nurawang
A A A
LOMBOK TIMUR - Lika-liku perjuangan hidup ditempuh seorang wanita bernama Erni Srianti (37). Dia merupakan guru honorer dengan upah Rp650 ribu. Setiap hari, ada tantangan tersendiri baginya untuk mengajar anak-anak di pulau terluar Indonesia.

Setiap pagi, Erni sudah berada di Dermaga Telong - Elong Kecamatan Jerowaru untuk berangkat mengajar ke SDN 1 Satu Atap Pulau Maringkik Kecamatan Keruak, Lombok Timur, NTB. Di dermaga, sudah ada perahu penyebrangan khusus mengantar para guru.



Hanya butuh waktu 15 sampai 20 menit, Erni dan rekan - rekannya sudah sampai di Dermaga Apung Pulau Maringkik dan berjalan kaki menuju Sekolah, tempatnya mengajar.Aktivitas ini sudah 16 tahun Ia jalani sejak diangkat sebagai guru honorer tahun 2008 lalu.

Kisah Pilu Guru Honorer Pulau Terluar di Lombok Berjuang demi Cerdaskan Anak Bangsa


Tak hanya dirinya, di SD tempatnya mengajar ada dua guru masih berstatus honorer dan 4 di SMP. Erni berangkat mengajar dari rumahnya di Desa Montong Belai Kecamatan Keruak. Setiap pagi mereka pergi ke sekolah menyusuri laut.

Selalu istiqomah, meski kerap menghadapi cuaca ekstrem di tengah jalan.“Ya setiap hari seperti ini, udah 16 tahun lima bulan sejak saya mulai ngajar tahun 2008,” kata Erni kepada iNews Media Group, Jumat (26/4/2024).

Lika - liku perjuangan Erni sebagai guru honorer mengajar di pulau terluar penuh tantangan. Awal mengajar hanya dibayar Rp100 ribu per tiga bulan, baru honornya meningkat setelah mendapat SK Bupati tahun 2019.

”Pernah perahu kita terbalik. Kejadiannya waktu itu tahun 2013 dan 2014 karna cuaca buruk. Beruntung kita masih selamat,” katanya.

Erni merupakan perempuan tangguh. Ia single parent, perempuan Kepala keluarga. Erni sudah berpisah dengan suaminya sejak tahun 2016. Ia pun berjuang keras menghidupi kedua putrinya.

Kisah Pilu Guru Honorer Pulau Terluar di Lombok Berjuang demi Cerdaskan Anak Bangsa


Untuk memenuhi kebutuhan sehari - hari, dia harus banting tulang. Dari jualan kue di sekolah hingga kerja serabutan.

“Kalau dari gaji kan jauh dari cukup, tapi ya tetap kita syukuri. Untuk kebutuhan dapur dan anak sekolah, sempat saya jualan kue di sekolah tapi berhenti dan sekarang kerja serabutan nyetrika pakaian, itu pun ada tetangga yang butuh bantuan,” sambung Erni.

Dia berharap para guru terutama guru honorer seperti dirinya mendapat perhatian dari pemerintah terutama dari aspek kesejahteraan. Ia mengaku pernah mencoba keberuntungan mengikuti beberapa kali tes PPPK, tapi tidak lulus - lulus.

Kini, Erni masih menunggu perpanjangan SK Bupati karna SK 2023 sudah berakhir dan sejatinya tetap diperpanjang setiap tahun. “Ya moga bisa cepat keluarlah pak. Guru honorer di pulau terluar seperti saya ini kesejahteraan bisa diperhatikan,” harapnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2369 seconds (0.1#10.140)