Tertinggi Kasus Kematian, Khofifah: HUT ke-75 RI Momentum Merdeka COVID-19

Senin, 17 Agustus 2020 - 15:53 WIB
loading...
Tertinggi Kasus Kematian,...
Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa saat mengikuti upacara HUT RI ke-75 di Gedung Negara Grahadi.Foto/SINDONews/Lukman Hakim
A A A
SURABAYA - Data Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyebutkan, Jawa Timur (Jatim) menjadi provinsi dengan jumlah pasien positif COVID-19 yang meninggal dunia tertinggi. Dimana pada Senin (16/8/2020) sebanyak 21.255 orang pasien meninggal dunia. Disusul DKI Jakarta dengan jumlah sebanyak 995 orang meninggal dunia.

Sementara untuk jumlah kasus positif COVID-19, tertinggi adalah DKI Jakarta sebanyak 29.952. Diikuti Jatim dengan jumlah 28. 239 kasus.

(Baca juga: HUT RI Ke-75, Gubernur Jatim Siapkan 1.275 Paket Sembako )

“Saya mengajak seluruh masyarakat Jawa Timur menjadikan peringatan HUT RI Ke-75 sebagai momentum meraih kemerdekaan dari belenggu pandemi COVID-19. Saya optimistis jika seluruh masyarakat disiplin dalam menerapkan protokol kesehatan, maka Jawa Timur bisa segera merdeka dari COVID-19 dan mulai memasuki masa adaptasi kebiasaan baru,” kata Gubernur Jatim Khofifah Indar Parawansa, usai upacara peringatan HUT RI ke-75 di Gedung Negara Grahadi, Senin (17/8/2020).

Khofifah mengatakan, peringatan HUT RI Ke-75 tahun ini berbeda dengan peringatan tahun-tahun sebelumnya akibat pandemi COVID-19 yang berlangsung sejak Maret 2020 lalu. Namun, kata dia, jangan sampai penghayatan akan makna perjuangan para pahlawan bangsa dalam mewujudkan kemerdekaan Indonesia ikut meredup.

Sebaliknya, lanjut Khofifah, semangat untuk segera bebas dari virus corona harus semakin membara. “Apalagi orang Jawa Timur terkenal dengan sikap pemberani dan pantang menyerahnya,” ujarnya.

(Baca juga: Mobil Diterjang Kereta Api di Kediri, Tiga Penumpang Tewas )

Orang nomor satu di Jatim ini menegaskan, pemerintah tidak bisa sendirian melawan pandemi ini. Segala upaya yang dilakukan tidak akan pernah berhasil tanpa dukungan penuh masyarakat. Realitas ini bukan hanya terjadi di Indonesia, tapi juga seluruh dunia.

Oleh karena itu, lanjut Khofifah semua elemen masyarakat harus bersatu dan punya kesamaan visi agar pandemi ini bisa segera berakhir. “PR nya cuma satu, disiplin. Hari ini kurva persebaran COVID-9 terus menurun. Tapi jika kita lengah maka rantai persebaran bisa saja terjadi. Patuhi protokol kesehatan, tidak ada tawar menawar karena obat dan vaksinnya belum ditemukan,” imbuhnya.

Ketua Umum Muslimat NU ini menyebutkan bahwa, pandemi ini belum diketahui sampai kapan akan berlangsung. Pasalnya, sampai hari ini semua negara di dunia belum menemukan obat dan vaksin yang secara klinis terbukti mampu menangkal COVID-9.

“Maka dari itu, strategi perang paling jitu adalah dengan penerapan protokol kesehatan secara ketat. Jawa Timur harus segera bangkit dari krisis kesehatan dan ekonomi akibat pandemim” pungkasnya
(msd)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1694 seconds (0.1#10.140)