Kronologi Massa Perkosa 2 Wanita dan Bakar Rumah Warga saat Unjuk Rasa HAM di Nabire
loading...
A
A
A
Kedua korban lalu dianiaya dan diperkosa oleh sejumlah pelaku yang merupakan massa demonstran tersebut. Keduanya sempat dianiaya secara keji sebelum diperkosa oleh para pelaku.
"Korban kemudian dianiaya dengan cara dipukuli dan ditendang. Korban lalu diperkosa oleh para pelaku. Korban pertama diperkosa sebanyak 5 kali dan korban kedua diperkosa sebanyak 7 kali. Setelah perkosa, massa lalu meninggalkan kedua korban dalam kondisi tak berdaya," ungkap Kasat Reskrim.
"Motor dan ponsel korban dibawa kabur oleh para pelaku. Korban saat ini dalam perawatan intensif di RSUD Nabire dan visum. Setelah mereka dalam kondisi baik barulah kami akan memeriksa intensif para korban dimintai keterangan," tambahnya.
Kasat Reskrim menegaskan pihaknya saat ini tengah memburu para pelaku pemerkosaan tersebut. Di mana perbuatan para pelaku merupakan tindak pidana murni.
"Namun kami tetap melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Karena ini merupakan tindak pidana murni. Kita berkomitmen untuk memburu para pelaku," tegasnya.
Sementara itu Kapolres Nabire AKBP Wahyu S. Bintoro menilai aksi massa sangat kontraduktif dengan aspirasi mereka yang menolak kekerasan terhadap masyarakat. Padahal, massa justru melakukan kekerasan dengan membakar, menganiaya hingga memperkosa warga sipil.
"Mereka mendengung-degungkan masalah HAM tetapi mereka sendiri malah justru kontra produktif terhadap aksi dan kegiatan mereka. Mereka melakukan tindakan kriminal yang melakukan aksi kekerasan, pemerkosaan dan pembakaran rumah marbot masjid," ungkap Kapolres.
Kendati demikian, Kapolres memastikan akan menangkap para pelaku dan menyelidiki motif dari aksi anarkis tersebut. Dia mengaku saat ini situasi Nabire berangsur membaik.
"Kamtibmas secara umum kemarin kita mampu kendalikan dan kondusif hanya saja mereka yang melakukan tindakan ini yang semoga saja ada titik terang bisa kita ungkap kasus itu dan apa motif dibalik ini sehingga membuat rusuh. Kita masih lakukan pendalaman dan kita laksanakan patroli pagi-siang dan malam. Kami pantau seluruh Nabire. Dan situasi sudah membaik dan kondusif," tegasnya.
"Korban kemudian dianiaya dengan cara dipukuli dan ditendang. Korban lalu diperkosa oleh para pelaku. Korban pertama diperkosa sebanyak 5 kali dan korban kedua diperkosa sebanyak 7 kali. Setelah perkosa, massa lalu meninggalkan kedua korban dalam kondisi tak berdaya," ungkap Kasat Reskrim.
"Motor dan ponsel korban dibawa kabur oleh para pelaku. Korban saat ini dalam perawatan intensif di RSUD Nabire dan visum. Setelah mereka dalam kondisi baik barulah kami akan memeriksa intensif para korban dimintai keterangan," tambahnya.
Kasat Reskrim menegaskan pihaknya saat ini tengah memburu para pelaku pemerkosaan tersebut. Di mana perbuatan para pelaku merupakan tindak pidana murni.
"Namun kami tetap melakukan pengejaran terhadap para pelaku. Karena ini merupakan tindak pidana murni. Kita berkomitmen untuk memburu para pelaku," tegasnya.
Sementara itu Kapolres Nabire AKBP Wahyu S. Bintoro menilai aksi massa sangat kontraduktif dengan aspirasi mereka yang menolak kekerasan terhadap masyarakat. Padahal, massa justru melakukan kekerasan dengan membakar, menganiaya hingga memperkosa warga sipil.
"Mereka mendengung-degungkan masalah HAM tetapi mereka sendiri malah justru kontra produktif terhadap aksi dan kegiatan mereka. Mereka melakukan tindakan kriminal yang melakukan aksi kekerasan, pemerkosaan dan pembakaran rumah marbot masjid," ungkap Kapolres.
Kendati demikian, Kapolres memastikan akan menangkap para pelaku dan menyelidiki motif dari aksi anarkis tersebut. Dia mengaku saat ini situasi Nabire berangsur membaik.
"Kamtibmas secara umum kemarin kita mampu kendalikan dan kondusif hanya saja mereka yang melakukan tindakan ini yang semoga saja ada titik terang bisa kita ungkap kasus itu dan apa motif dibalik ini sehingga membuat rusuh. Kita masih lakukan pendalaman dan kita laksanakan patroli pagi-siang dan malam. Kami pantau seluruh Nabire. Dan situasi sudah membaik dan kondusif," tegasnya.
(shf)