Kisah Lokajaya, Perampok Sadis Dibuat Tak Berdaya dengan Kesaktian Sunan Bonang
loading...
A
A
A
PERAMPOK sadis konon menghadang Sunan Bonang dalam perjalanannya menyebarkan agama Islam. Sang waliyullah itu pun dengan tenang menghadapi para perampok itu.
Dia menunjukkan karomah kesaktiannya, yang membuat para perampok itu luluh hingga memeluk agama Islam. Sunan Bonang sama sekali tak takut ketika dihadang perampok yang dikenal sadis.
Sang Waliullah penyebar agama Islam itu, dengan tenang menunjukkan karomah dan kesaktiannya. Kala itu Brandalan Lokajaya, perampok terkenal di zamannya. Kesadisannya sudah terkenal dan ditakuti oleh banyak orang.
Ketika Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim, dikejar oleh perampok karena kehabisan perbekalan dan uang. Lokajaya yang beraksi di hutan - hutan belantara selalu merampok dan membunuh orang yang melintas di hadapannya.
Sebagaimana dikisahkan pada Sunan Bonang Wali Keramat: Karomah, Kesaktian, dan Ajaran - Ajaran Hidup Sang Waliullah" karya Asti Musman, Lokajaya yang tengah berada di hutan terkejut ada seseorang yang melintas dengan pakaian sangat gemerlap.
Lokajaya mendekati orang tersebut yang ternyata adalah Sunan Bonang, dia berusaha merampok sang Waliullah ini. Sunan Bonang tentu sudah bisa membaca niat dari Lokajaya.
Dikisahkan kemudian Sunan Bonang mengeluarkan kesaktiannya, dia menjelma menjadi empat, bahkan lima orang dengan sosok yang sama. Sosok itu kemudian mengepung Lokajaya yang hendak berniat jahat, mendapati lawannya berevolusi menjadi banyak sontak saja ia berlari ketakutan.
Lokajaya berlari begitu cepat untuk meloloskan diri, tapi ke mana pun dia berlari sosok Sunan Bonang ini justru mengepungnya. Dia berlari lagi terus dan terus berlari, tapi lagi - lagi ada sosok Sunan Bonang hingga empat sampai lima orang dengan rupa yang sama.
Usaha Lokajaya ini akhirnya pupus, dia kelelahan dan mengalah ke Sunan Bonang. Bahkan Lokajaya terduduk lemas dan berdaya akibat terus dikejar Sunan Bonang.
Sunan Bonang pun mendekati Lokajaya, Lokajaya yang ketakutan dan lelah dibuat pasrah. Dia kemudian meminta ampun dan bertekad bertobat. "Hamba berserah diri pada Paduka," demikian ucap Lokajaya.
"Kamu betul - betul bertobat padaku?" tanya Sunan Bonang.
"Ya Tuan, hamba meminta hidup, terserah Tuan hamba menurut," kata Lokajaya kembali.
Percakapan kedua orang ini akhirnya berujung pada permintaan Sunan Bonang untuk menunggu tingkat yang dibawa Sunan Bonang. Lokajaya pun menyanggupinya, sedangkan Sunan Bonang pergi meninggalkan Lokajaya.
Konon hingga setahun lamanya Sunan Bonang meninggalkan Lokajaya yang masih terdiam menjaga tongkat Sunan Bonang. Suatu ketika Sunan Bonang teringat bahwa tongkatnya tertinggal di hutan dan beliau datang untuk mengambilnya. Tapi beliau dibuat terkejut lantaran semuanya telah berubah.
Pohon beringin telah tumbuh rindang dan banyak semak belukar. Akarnya bahkan melilit di tubuh Lokajaya yang tak beranjak menjaga tongkat Sunan Bonang. Sunan Bonang tak ingat tempat dia meninggalkan tongkatnya dan Lokajaya.
Selanjutnya Sunan Bonang pun menyalakan api dan hutan segera terbakar. Seluruh hutan terbakar, tapi Lokajaya tak juga bergerak hingga seluruh tubuhnya ikut terbakar. Lokajaya yang telah tidak makan dan tidur, coba didekati oleh Sunan Bonang.
Namun Lokajaya tidak mengetahui kedatangan Sunan Bonang, hingga akhirnya Sunan Bonang membuat nasi hangat, kemudian diberikan kepada Lokajaya. Sesaat setelah memakan nasi dari Sunan Bonang inilah Lokajaya akhirnya tersadarkan diri.
Tetapi dia belum bisa berbuat apa - apa, Lokajaya pun diminta makan. Kesadaran Lokajaya perlahan-lahan mulai pulih, segeralah dia bersujud di kaki Sunan Bonang gurunya.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
Dia menunjukkan karomah kesaktiannya, yang membuat para perampok itu luluh hingga memeluk agama Islam. Sunan Bonang sama sekali tak takut ketika dihadang perampok yang dikenal sadis.
Sang Waliullah penyebar agama Islam itu, dengan tenang menunjukkan karomah dan kesaktiannya. Kala itu Brandalan Lokajaya, perampok terkenal di zamannya. Kesadisannya sudah terkenal dan ditakuti oleh banyak orang.
Ketika Sunan Bonang atau Raden Makhdum Ibrahim, dikejar oleh perampok karena kehabisan perbekalan dan uang. Lokajaya yang beraksi di hutan - hutan belantara selalu merampok dan membunuh orang yang melintas di hadapannya.
Sebagaimana dikisahkan pada Sunan Bonang Wali Keramat: Karomah, Kesaktian, dan Ajaran - Ajaran Hidup Sang Waliullah" karya Asti Musman, Lokajaya yang tengah berada di hutan terkejut ada seseorang yang melintas dengan pakaian sangat gemerlap.
Lokajaya mendekati orang tersebut yang ternyata adalah Sunan Bonang, dia berusaha merampok sang Waliullah ini. Sunan Bonang tentu sudah bisa membaca niat dari Lokajaya.
Dikisahkan kemudian Sunan Bonang mengeluarkan kesaktiannya, dia menjelma menjadi empat, bahkan lima orang dengan sosok yang sama. Sosok itu kemudian mengepung Lokajaya yang hendak berniat jahat, mendapati lawannya berevolusi menjadi banyak sontak saja ia berlari ketakutan.
Lokajaya berlari begitu cepat untuk meloloskan diri, tapi ke mana pun dia berlari sosok Sunan Bonang ini justru mengepungnya. Dia berlari lagi terus dan terus berlari, tapi lagi - lagi ada sosok Sunan Bonang hingga empat sampai lima orang dengan rupa yang sama.
Usaha Lokajaya ini akhirnya pupus, dia kelelahan dan mengalah ke Sunan Bonang. Bahkan Lokajaya terduduk lemas dan berdaya akibat terus dikejar Sunan Bonang.
Sunan Bonang pun mendekati Lokajaya, Lokajaya yang ketakutan dan lelah dibuat pasrah. Dia kemudian meminta ampun dan bertekad bertobat. "Hamba berserah diri pada Paduka," demikian ucap Lokajaya.
"Kamu betul - betul bertobat padaku?" tanya Sunan Bonang.
"Ya Tuan, hamba meminta hidup, terserah Tuan hamba menurut," kata Lokajaya kembali.
Percakapan kedua orang ini akhirnya berujung pada permintaan Sunan Bonang untuk menunggu tingkat yang dibawa Sunan Bonang. Lokajaya pun menyanggupinya, sedangkan Sunan Bonang pergi meninggalkan Lokajaya.
Konon hingga setahun lamanya Sunan Bonang meninggalkan Lokajaya yang masih terdiam menjaga tongkat Sunan Bonang. Suatu ketika Sunan Bonang teringat bahwa tongkatnya tertinggal di hutan dan beliau datang untuk mengambilnya. Tapi beliau dibuat terkejut lantaran semuanya telah berubah.
Pohon beringin telah tumbuh rindang dan banyak semak belukar. Akarnya bahkan melilit di tubuh Lokajaya yang tak beranjak menjaga tongkat Sunan Bonang. Sunan Bonang tak ingat tempat dia meninggalkan tongkatnya dan Lokajaya.
Selanjutnya Sunan Bonang pun menyalakan api dan hutan segera terbakar. Seluruh hutan terbakar, tapi Lokajaya tak juga bergerak hingga seluruh tubuhnya ikut terbakar. Lokajaya yang telah tidak makan dan tidur, coba didekati oleh Sunan Bonang.
Namun Lokajaya tidak mengetahui kedatangan Sunan Bonang, hingga akhirnya Sunan Bonang membuat nasi hangat, kemudian diberikan kepada Lokajaya. Sesaat setelah memakan nasi dari Sunan Bonang inilah Lokajaya akhirnya tersadarkan diri.
Tetapi dia belum bisa berbuat apa - apa, Lokajaya pun diminta makan. Kesadaran Lokajaya perlahan-lahan mulai pulih, segeralah dia bersujud di kaki Sunan Bonang gurunya.
Lihat Juga: Kisah Pangeran Diponegoro Marah Besar ke Sultan Muda Keraton Yogyakarta Akibat Hilangnya Tradisi Jawa
(wib)