Tantangan dan Solusi Pengajaran PAUD di Masa Pandemi

Jum'at, 01 Mei 2020 - 04:35 WIB
loading...
Tantangan dan Solusi Pengajaran PAUD di Masa Pandemi
Wabah COVID-19 membuat banyak kegiatan publik beralih dengan pusat aktivitas utamanya berada di rumah. Situasi ini merupakan realitas baru yang juga dialami dunia pendidikan utamanya terjadi pada pengajaran pendidikan anak usia dini (PAUD). Dokumen/SINDOn
A A A
JAKARTA - Wabah COVID-19 membuat banyak kegiatan publik beralih dengan pusat aktivitas utamanya berada di rumah. Situasi ini merupakan realitas baru yang juga dialami dunia pendidikan utamanya terjadi pada pengajaran pendidikan anak usia dini (PAUD).

Mau tidak mau, suka atau tidak, semua pihak mulai guru, orangtua, dan murid harus siap menjalani kehidupan baru (new normal) lewat pendekatan belajar menggunakan teknologi informasi dan media elektronik agar proses pengajaran dapat berlangsung dengan baik. Pada konteks yang lain, semua pihak diharapkan tetap bisa optimal menjalankan peran barunya dalam proses belajar-mengajar di masa pandemi ini.

Demi terselenggaranya tujuan tersebut, Tanoto Foundation melalui program Early Childhood Education and Development (ECED) yang berorientasi pada pengasuhan anak usia dini untuk generasi siap sekolah, bekerjasama dengan Kemendikbud menyelenggarakan kegiatan Webinar dengan bahasan, "Proses Belajar Mengajar PAUD dengan Keterbatasan Teknologi Informasi" kemarin (27/4/2020).

Agenda ini dibukaEddy Henry, Head of ECED Tanoto Foundation dengan turut mengundang narasumber yang terdiri dari Prof. Netty Herawati (Ketua Umum HIMAPAUDI), Yuli Yana (Pengasuh PAUD Aceh Besar), Wendelina (Guru PAUD Timor Tengah Selatan), Farida Yusuf (IGTKI), Siti Latifa (IGRA), kemudian dari sisi Penanggap hadir Kemendikbud yang diwakili oleh Dr. Muhammad Hasbi (Direktur PAUD) dan Abdoellah, MPd (PLT Direktur Pembinaan Guru dan Tenaga Pendidikan PAUD) serta dari sisi Kemenag diwakili oleh Siti Sakdiyah, MPd (Kasubdit Raudhotlul Atfal).

Dalam sambutannya, Eddy menerangkan Inisiatif kegiatan ini awalnya didorong oleh Kemendikbud dan Tanoto Foundation menyambut baik ajakan tersebut dengan merealisasikan pelaksanaan webinar ini. Menimbang, masih terdapat kesenjangan akses terhadap internet, kapasitas menggunakan aplikasi pembelajaran, serta kemampuan finansial di setiap wilayah.

"Agar beragam tantangan yang dihadapi oleh institusi pendidikan anak usia dini setingkat TK atau RA dalam masa pandemi ini dapat segera teratasi dan usulan-usulan yang mengemuka dalan diskusi ini nantinya bisa membantu menjangkau masyarakat yang lebih luas," ujarnya.

Menurutnya, kita bisa menekan tombol PAUSE untuk beberapa kegiatan. "Tapi kita tidak bisa melakukannya kepada pertumbuhan anak-anak kita," sebutnya.

Sementara dari sisi Narasumber yang diwakili oleh Prof. Netty Herawati menekankan pentingnya Kemerdekaan Belajar sehingga, baik guru, orangtua, dan murid bisa menikmati proses belajar-mengajar di rumah.

"Inilah masa kita membahagiakan semua dengan lebih memahami apa yang menjadi kebutuhan dasar anak sambil memenuhi tujuan utama PAUD, yakni soal iman dan takwa lewat penanaman karakter yang sederhana seperi sopan, santun, gairah beribadah, dan membantu orang tua. Jangan sampai semua jadi stress, karena orang tua harus memenuhi Rencana Pelaksanaan Pembelajaran Harian (RPPH) dari Guru, sementara Guru ditagih oleh Dikbud sebagai bagian pertanggungjawaban kinerja," kata Netty.

Di sisi penanggap, Dr. Hasbi menjelaskan upaya-upaya yang sudah dilakukan oleh Kemendikbud untuk menyikapi situasi belajar selama pandemi Covid19 ini melalui, di antaranya bagi mereka yang punya akses teknologi, bisa memanfaatkan beragam aplikasi belajar, seperti Anggun PAUD, Sahabat Keluarga, Rumah Belajar, dan lainnya. Bagi yang tidak punya akses bisa melalui TVRI, sambil terus dievaluasi proses pelaksanaannya.

"Bagaimana bila internet dan TVRI tidak bisa diakses? Ada prinsip yang perlu dipegang, pertama soal kebahagiaan anak dalam belajar. Kedua, keselamatan peserta didik, orang tua, dan guru. Artinya Kunjungan ke rumah bisa dilakukan asal daerah yang bersangkutan tidak dalam protokol darurat pandemi (red zone)," jelasnya.

"Permendikbud No. 20 Tahun 2020, Tentang Relaksasi Komponen BOP diharapkan juga membantu proses pembelajaran dan bermain, karena diarahkan pada (1) pembelian paket data/kuota bagi guru dan peserta didik (2) Pembelian platform pembelajaran. Sementara dari sisi pendukung, transport pendidik dan honor diserahkan dan disesuaikan kepada kepala satuan masing-masing," pungkasnya.
(nag)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2014 seconds (0.1#10.140)