BMKG Minta Pemerintah Antisipasi Musim Kemarau 2024 di Bawah Normal

Jum'at, 15 Maret 2024 - 15:36 WIB
loading...
BMKG Minta Pemerintah Antisipasi Musim Kemarau 2024 di Bawah Normal
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Kemarau 2024 secara virtual, Jumat (15/3/2024). Foto/Dok.SINDOnews
A A A
BANDUNG - Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG) memprediksi, musim kemarau 2024 di Indonesia akan bersifat normal. Jika dibandingkan dengan rerata krimatologi selama 30 tahun terakhir, secara umum musim kemarau 2024 diprediksi bersifat normal.

“Jadi biasanya itu kan ada yang bersifat normal, di atas normal, atau dibawah normal. Tahun 2024 ini musim kemarau ini diprediksi secara umum bersifat normal yaitu kurang lebih 359 zom atau 51,36 persen dan diatas normal adalah sebanyak 279 zom atau kurang lebih 39,91 persen,” kata Kepala BMKG Dwikorita Karnawati dalam Konferensi Pers Prakiraan Awal Musim Kemarau 2024 secara virtual pada Jumat (15/3/2024).


Dwikorita mengatakan, terdapat 60 zona musim atau 8,73 persen yang diprediksi akan bersifat bawah normal. Adapun wilayah tersebut di mulai dari Aceh hingga Papua Tengah.

“Wilayah yang diprediksi bersifat bawah normal yaitu di sebagian kecil Aceh, sebagian kecil Sumatera Utara, sebagian kecil Riau, sebagian kepulauan Bangka Belitung, sebagian Jawa Timur, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Sulawesi Selatan, sebagian Sulawesi Tenggara, sebagian Sulawesi Tengah, sebagian NTT, Maluku Utara, sebagian Papua Barat, sebagian Papua Tengah dan sebagian Papua Selatan,” tuturnya.

Sedangkan wilayah yang diprediksi musim kemaraunya akan bersifat bawah normal di antaranya Sumatera hingga Papua Selatan.

“Sedangkan yang diatas normal, diprediksi akan terjadi di sebagian kecil pesisir selatan Sumatera Barat, Bengkulu, Sumatera Selatan, Lampung, sebagian besar Pulau Jawa, Bali, NTB, NTT, sebagian Kalimantan Barat, sebagian Kalimantan Tengah, sebagian Kalimantan Selatan, sebagian Kalimantan Timur, sebagian Kecil Kalimantan Utara, Sulawesi Selatan dan Tenggara, juga di Sulawesi Barat, bagian Utara dari Gorontalo dan Sulawesi Utara, sebagian Maluku, sebagian Papua Barat dan sebagian besar Papua Selatan,” bebernya.



Tak lupa, BMKG pun mengimbau pemerintah dan masyarakat agar lebih siap dan antisipatif terhadap kemungkinan dampak musim kemarau terutama di wilayah yang mengalami sifat musim kemarau bawah normal.

Tindakan antisipatif juga diperlukan di wilayah yang diprediksi mengalami musim kemarau atas normal atau lebih basah dari biasanya. BMKG meminta agar pemerintah lebih optimal dalam menyimpan air pada akhir musim hujan ini.

"Informasi dalam prediksi musim kemarau ini dijadikan sebagai peringatan dini untuk dimanfaatkan oleh para pemangku kepentingan dalam menyiapkan atau melakukan aksi dini, sehingga dampak negatif itu dapat dicegah, bahkan dapat dilakukan pemanfaatan dampak positif. Dan juga perlu diperhatikan penyesuaian pola dan jenis pola tanam," tandasnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2153 seconds (0.1#10.140)