Jabar Dorong Pemulihan Bisnis Umrah lewat Kertajati
loading...
A
A
A
BANDUNG - Pemerintah Provinsi Jawa Barat melalui Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (Disparbud) Jabar mulai menyusun strategi pemulihan bisnis travel umrah seiring rencana Pemerintah Arab Saudi yang akan kembali membuka layanan penerbangan dari luar negeri.
Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik mengatakan, pihaknya menyikapi serius sinyal dari Pemerintah Arab Saudi yang akan kembali membuka layanan penerbangan dari luar negeri dengan menyusun strategi pemulihan bisnis travel umrah di Jabar.
Salah satu strategi yang akan dilakukan, yakni mengintervensi kebijakan berupa kemudahan bagi para pelaku bisnis travel umrah, termasuk haji dan wisata yang kinerjanya tidak maksimal selama pandemi COVID-19. Pihaknya mengaku sudah menggelar pertemuan dengan Forum Komunikasi dan Silaturahmi Penyelenggara Travel Umroh dan Haji (FKS Patuh) Jabar untuk membahas strategi pemulihan tersebut.
"Kami bersama asosiasi umroh telah membahas strategi pascapandemi COVID-19 ini, terutama terkait perjalanan wisata umrah sekaligus mengoptimalisasi Bandara Kertajati. Bahkan, sudah menjalin kesepahaman dengan Garuda Indonesia dan asosiasi," tutur Dedi di Bandung, Jumat (14/8/2020).
Terkait optimalisasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Dedi menilai, keberadaan Bandara Kertajati tak lepas dari konektivitas infrastruktur dan konektivitas kepariwisataan di Jabar. (Baca: Pak Jokowi! Ekonomi Bisa Pulih Lho, Asalkan UMKM Bangkit Lagi)
"Kita coba galang melalui FKS Patuh, ada 156 travel umrah yang siap membangkitkan kembali Bandara Kertajati, terutama untuk perjalanan umrah. Kita yakin, bisnis travel umrah di Jabar dapat segera pulih kembali," ujar Ketua Pokja Pariwisata Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar itu.
Dedi menambahkan, pihak asosiasi juga telah berkomitmen untuk charter pesawat. Sehingga, setiap pekannya, penerbangan jamaah umrah bisa dilaksanakan secara direct dari Bandara Kertajati ke Bandara Jeddah, Arab Saudi. "Jadi, kalau misalkan Oktober itu on (dibuka umrah), setiap Minggu dilakukan perjalanan umrah dari kertajati ke Jeddah, direct (maskapai) Garuda Indonesia," katanya.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, sikap optimisme para pelaku bisnis travel tersebut harus didukung pemerintah, salah satunya melalui subsidi rapid test atau awal test bagi para pelaku perjalanan dari dan luar negeri. (Baca: Pemulihan Ekonomi, Jabar Godok Roadmap Penyelamatan Dunia Usaha)
Adanya optimisme dari pelaku usaha tersebut harus diiringi oleh intervensi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat semacam subsidi, terutama kebijakan rapid tes atau swab test bagi jamaah maupun pelaku perjalanan luar negeri, sehingga mereka tidak dibebani oleh biaya tes. Selain itu, pemerintah pun perlu membantu upaya promosinya.
"Dalam kaitan operasional ini, kan kalau sekarang keberangkatan umrah itu harus ada swab atau karantina setelah kembali. Itu kan ada cost. Nah, cost misalnya untuk tes swab ini kita harap ada intervensi dari pemerintah pusat, ada subsidi atau dijamin pemerintah. Kita juga siap bantu untuk promosinya," imbuh Dedi seraya mengaku siap berkoordinasi dengan pemerintah pusat seizin Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.
Kepala Disparbud Jabar, Dedi Taufik mengatakan, pihaknya menyikapi serius sinyal dari Pemerintah Arab Saudi yang akan kembali membuka layanan penerbangan dari luar negeri dengan menyusun strategi pemulihan bisnis travel umrah di Jabar.
Salah satu strategi yang akan dilakukan, yakni mengintervensi kebijakan berupa kemudahan bagi para pelaku bisnis travel umrah, termasuk haji dan wisata yang kinerjanya tidak maksimal selama pandemi COVID-19. Pihaknya mengaku sudah menggelar pertemuan dengan Forum Komunikasi dan Silaturahmi Penyelenggara Travel Umroh dan Haji (FKS Patuh) Jabar untuk membahas strategi pemulihan tersebut.
"Kami bersama asosiasi umroh telah membahas strategi pascapandemi COVID-19 ini, terutama terkait perjalanan wisata umrah sekaligus mengoptimalisasi Bandara Kertajati. Bahkan, sudah menjalin kesepahaman dengan Garuda Indonesia dan asosiasi," tutur Dedi di Bandung, Jumat (14/8/2020).
Terkait optimalisasi Bandara Internasional Jawa Barat (BIJB) di Kertajati, Majalengka, Dedi menilai, keberadaan Bandara Kertajati tak lepas dari konektivitas infrastruktur dan konektivitas kepariwisataan di Jabar. (Baca: Pak Jokowi! Ekonomi Bisa Pulih Lho, Asalkan UMKM Bangkit Lagi)
"Kita coba galang melalui FKS Patuh, ada 156 travel umrah yang siap membangkitkan kembali Bandara Kertajati, terutama untuk perjalanan umrah. Kita yakin, bisnis travel umrah di Jabar dapat segera pulih kembali," ujar Ketua Pokja Pariwisata Satgas Pemulihan Ekonomi Jabar itu.
Dedi menambahkan, pihak asosiasi juga telah berkomitmen untuk charter pesawat. Sehingga, setiap pekannya, penerbangan jamaah umrah bisa dilaksanakan secara direct dari Bandara Kertajati ke Bandara Jeddah, Arab Saudi. "Jadi, kalau misalkan Oktober itu on (dibuka umrah), setiap Minggu dilakukan perjalanan umrah dari kertajati ke Jeddah, direct (maskapai) Garuda Indonesia," katanya.
Lebih lanjut Dedi mengatakan, sikap optimisme para pelaku bisnis travel tersebut harus didukung pemerintah, salah satunya melalui subsidi rapid test atau awal test bagi para pelaku perjalanan dari dan luar negeri. (Baca: Pemulihan Ekonomi, Jabar Godok Roadmap Penyelamatan Dunia Usaha)
Adanya optimisme dari pelaku usaha tersebut harus diiringi oleh intervensi pemerintah daerah maupun pemerintah pusat semacam subsidi, terutama kebijakan rapid tes atau swab test bagi jamaah maupun pelaku perjalanan luar negeri, sehingga mereka tidak dibebani oleh biaya tes. Selain itu, pemerintah pun perlu membantu upaya promosinya.
"Dalam kaitan operasional ini, kan kalau sekarang keberangkatan umrah itu harus ada swab atau karantina setelah kembali. Itu kan ada cost. Nah, cost misalnya untuk tes swab ini kita harap ada intervensi dari pemerintah pusat, ada subsidi atau dijamin pemerintah. Kita juga siap bantu untuk promosinya," imbuh Dedi seraya mengaku siap berkoordinasi dengan pemerintah pusat seizin Gubernur Jabar, Ridwan Kamil.