Yogyakarta Minim Turnamen Catur, Pelatih Catur UGM: Latihan Sering, Kompetisi Jarang

Rabu, 13 Maret 2024 - 19:54 WIB
loading...
Yogyakarta Minim Turnamen Catur, Pelatih Catur UGM: Latihan Sering, Kompetisi Jarang
Turnamen rutin catur di DIY sejauh ini hanya terdiri dari 3 perlombaan, yakni Kejurda, Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), dan Pekan Olahraga Daerah (PORDA). Foto/Ist
A A A
YOGYAKARTA - Turnamen catur rutin di Yogyakarta sejauh ini hanya terdiri dari 3 perlombaan, yakni Kejuaraan Daerah (Kejurda), Pekan Olahraga Pelajar Daerah (POPDA), dan Pekan Olahraga Daerah (PORDA). Hal itu dirasa kurang untuk mengembangkan bakat-bakat di Yogyakarta yang cukup lumayan.

Hal itu dikemukakan Pelatih Catur Universitas Gadjah Mada (UGM), Bima Tri Aji Wijaya dalam gelaran turnamen catur antar-Unit Kegiatan Mahasiswa (UKM) yang diselenggarakan Guedi Sport Organizer (GSO) bersama dengan Pengurus Daerah (Pengda) Persatuan Catur Seluruh Indonesia (Percasi) DIY, Senin (11/3/2024).



Bima menyampaikan proses yang telah dijalani anak didiknya di UKM Gadjah Mada Chess Team tidak sebanding dengan tersedianya kompetisi untuk memaksimalkan potensi mereka.

"Karena kalau latihannya sering tapi kompetisinya tidak ada kan sayang juga, jadi semakin banyak kompetisi semakin bagus juga untuk iklim percaturan kita," kata Bima.

Menurutnya, turnamen yang makin banyak akan menyediakan wadah bagi para atlet. Atlet akan makin menjamur dan mudah digali potensinya, yang membuat persaingan atlet jadi lebih sehat.

Jarangnya turnamen catur di DIY ini diiyakan oleh Ketua Bidang Litbang dan Pembinaan Pengda Percasi DIY, Agus Nugroho.



Ia menyatakan bahwa dibutuhkan banyak lagi turnamen lain dari pihak non-Pengda Percasi DIY untuk dilaksanakan.

"Event tertinggi di daerah ada PORDA. Karena itu kita butuh sekali turnamen-turnamen lain di luar yang diselenggarakan Pengda," kata Agus Nugroho.

Dia kemudian memberikan contoh, yaitu penyelenggaraan turnamen catur oleh Guedi Sport Organizer (GSO) ini. Baginya, penyelenggaraan dari pihak selain Pengda Percasi DIY ini akan sangat membantu progres bakat pecatur muda.

"Sepanjang hidup saya sebagai pemain catur, baru kali ini saya lihat event kejuaraan mahasiswa sebaik ini. Bahwa pemain itu hanya datang, bermain, tidak lagi harus menyediakan jam catur, papan catur, dan sebagainya," ungkapnya.

Turnamen catur yang diselenggarakan oleh GSO sendiri diikuti oleh 200 pecatur dari UKM 4 universitas di Jogja, yaitu Universitas Ahmad Dahlan (UAD), Universitas Islam Negeri (UIN) Sunan Kalijaga, Universitas Negeri Yogyakarta (UNY), dan Universitas Gadjah Mada (UGM).

Sebanyak 12 pecatur terbaik dari tiap kampus, atau sejumlah 48 pecatur kemudian ditandingkan lagi pada babak final, yang telah dilaksanakan Senin (11/3/2024) kemarin.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.0973 seconds (0.1#10.140)