Banjir Bandang Terjang Malaka Barat, 4 Desa Terendam 1 Meter
loading...
A
A
A
MALAKA - Banjir bandang disertai lumpur merendam ratusan rumah di 4 desa di Kecamatan Malaka Barat, Kabupaten Malaka, Nusa Tenggara Timur (NTT), Selasa (12/3/2024). Banjir terjadi akibat luapan Sungai Benenai yang dipicu hujan deras sejak dua hari terakhir.
Keempat desa yang terendam banjir bandang antara lain: Desa Sikun, Desa Fafoe, Desa Oan Mane, dan Desa Motoain. Kondisi ratusan rumah warga di empat desa tersebut terendam banjir bandang luapan Sungai Benenai dengan ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.
Hal itu mengakibatkan semua aktivitas warga terganggu. Tidak hanya itu, banjir juga menyebabkan sebagian tempat tinggal warga rusak. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun kerugian mencapai ratusan juta rupiah karena semua harta benda mereka terendam banjir.
Warga Desa Fafoe Yulius mengatakan, bencana banjir ini disebabkan oleh jebolnya tanggul penahan karena tidak sanggup menahan besarnya debit air dari Sungai Benenai akibat hujan lebat.
“Tanggul sungai jebol, lalu membanjiri permukiman warga,” kata Yulius.
Pemerintah desa sudah berkali-kali melaporkan hal ini kepada pemerintah kecamatan dan juga kabupaten agar segera dibangun kembali tembok penahan yang jebol sehingga dapat menghalau banjir jika musim penghujan tiba.
Namun hingga kini belum juga ada perhatian serius dari pemerintah daerah. Yulius juga menambahkan bahwa tertutupnya akses jalan yang digenangi air menyebabkan kendaraan roda empat dan roda dua yang melewati jalur macet akibat terjebak banjir.
Warga lainya, Agustinus menyatakan bahwa akibat banjir ini semua rumah dan harta benda mereka rusak terendam banjir bandang ini. Banjir ini terjadi karena jebolnya tembok penahan Sungai Benenai.
”Banjir ini diperkirakan akan berlangsung selama 3 hari, itu pun jika sudah tidak terjadi lagi hujan,” ucapnya.
Agustinus mengakui bahwa tidak bisa mengungsi karena lebih memilih menjaga dan menyelamatkan harta mereka yang masih bisa diselamatkan. Warga kini hanya bisa berserah dengan keadaan ini, hingga kini air belum juga surut.
Warga khawatir jika hujan masih terus menguyur maka dapat terjadi banjir susulan yang lebih besar yang bisa membahayakan nyawa para warga di sekitarnya. Meski demikian, hingga saat ini belum juga ada bantuan tanggap darurat yang diberikan pemerintah setempat.
Keempat desa yang terendam banjir bandang antara lain: Desa Sikun, Desa Fafoe, Desa Oan Mane, dan Desa Motoain. Kondisi ratusan rumah warga di empat desa tersebut terendam banjir bandang luapan Sungai Benenai dengan ketinggian air mencapai lebih dari 1 meter.
Hal itu mengakibatkan semua aktivitas warga terganggu. Tidak hanya itu, banjir juga menyebabkan sebagian tempat tinggal warga rusak. Meskipun tidak ada korban jiwa, namun kerugian mencapai ratusan juta rupiah karena semua harta benda mereka terendam banjir.
Warga Desa Fafoe Yulius mengatakan, bencana banjir ini disebabkan oleh jebolnya tanggul penahan karena tidak sanggup menahan besarnya debit air dari Sungai Benenai akibat hujan lebat.
“Tanggul sungai jebol, lalu membanjiri permukiman warga,” kata Yulius.
Pemerintah desa sudah berkali-kali melaporkan hal ini kepada pemerintah kecamatan dan juga kabupaten agar segera dibangun kembali tembok penahan yang jebol sehingga dapat menghalau banjir jika musim penghujan tiba.
Namun hingga kini belum juga ada perhatian serius dari pemerintah daerah. Yulius juga menambahkan bahwa tertutupnya akses jalan yang digenangi air menyebabkan kendaraan roda empat dan roda dua yang melewati jalur macet akibat terjebak banjir.
Warga lainya, Agustinus menyatakan bahwa akibat banjir ini semua rumah dan harta benda mereka rusak terendam banjir bandang ini. Banjir ini terjadi karena jebolnya tembok penahan Sungai Benenai.
”Banjir ini diperkirakan akan berlangsung selama 3 hari, itu pun jika sudah tidak terjadi lagi hujan,” ucapnya.
Agustinus mengakui bahwa tidak bisa mengungsi karena lebih memilih menjaga dan menyelamatkan harta mereka yang masih bisa diselamatkan. Warga kini hanya bisa berserah dengan keadaan ini, hingga kini air belum juga surut.
Warga khawatir jika hujan masih terus menguyur maka dapat terjadi banjir susulan yang lebih besar yang bisa membahayakan nyawa para warga di sekitarnya. Meski demikian, hingga saat ini belum juga ada bantuan tanggap darurat yang diberikan pemerintah setempat.
(ams)