Petani Sawit Berkelanjutan di Tapanuli Selatan Belajar Buat Konten Kreatif
loading...
A
A
A
TAPANULI SELATAN - Sebagai petani sawit berkelanjutan, mereka tidak hanya pandai mengelola kebun sawit mereka dengan baik, tetapi juga ingin berbagi kisah sukses mereka kepada dunia. Itulah yang mendorong puluhan pekebun sawit di Tapanuli Selatan untuk mengikuti pelatihan pembuatan konten kreatif yang diselenggarakan oleh Konservasi Indonesia dan Jurnalis Indonesia Peduli (JIP) pada 5-6 Maret 2024.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para petani sawit, penyuluh pertanian, dan staf FOKSBI Tapanuli Selatan dalam membuat dan menyebarkan konten yang menarik dan edukatif tentang kelapa sawit berkelanjutan. Para peserta pelatihan akan belajar tentang dasar-dasar pembuatan dan penyuntingan video, serta cara mengoptimalkan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Para petani sawit yang mengikuti pelatihan ini merupakan perwakilan dari dua asosiasi, yaitu Petani Sawit Muara Batangtoru (PSMB) dan Sawit Jaya Lestari Saseba (SJLS), yang telah menerima sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada tahun lalu. Mereka berhasil melakukan budi daya sawit lestari di lahan seluas 895,51 hektare, dengan mengikuti Sekolah Lapang yang diinisiasi oleh Konservasi Indonesia.
"Kami ingin berbagi pengalaman kami tentang bagaimana mengelola kebun sawit dengan memerhatikan dan menjaga alam. Kami juga ingin menginspirasi petani sawit lainnya untuk menerapkan praktik perkebunan terbaik (Good Agriculture Practices) yang kami pelajari dari Sekolah Lapang," kata Ketua Asosiasi PSMB, Julhadi Siregar.
Senior North Sumatra Field Program Manager Konservasi Indonesia, Isner Manalu mengapresiasi antusiasme para petani sawit dalam mengikuti pelatihan ini. Ia berharap, hasil dari pelatihan ini dapat menjadi bagian dari penyuluhan pertanian atau perkebunan yang dapat mendukung program pemerintah dalam menyebarkan informasi tentang teknik budi daya kelapa sawit berkelanjutan.
"Kami berharap, kisah sukses para petani sawit berkelanjutan ini dapat tersebar tidak hanya ke seluruh petani sawit di Tapanuli Selatan, tapi juga ke seluruh Indonesia. Kami juga berharap, konten yang mereka buat dapat menarik perhatian dan simpati masyarakat, khususnya konsumen sawit, untuk mendukung produk sawit berkelanjutan," ujar Isner.
Sekretaris Dinas Pertanian Daerah Tapanuli Selatan, Muhammad Taufik Batubara mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para petani sawit di wilayahnya. Ia mengaku, selama ini kisah sukses mereka masih kurang tersebar ke publik. Ia berharap, dengan adanya pelatihan ini, para petani sawit dapat berkolaborasi dengan penyuluh pertanian dan FOKSBI untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat dan membawa kebaikan untuk masyarakat dan lingkungan.
Pelatihan ini bertujuan untuk meningkatkan kapasitas para petani sawit, penyuluh pertanian, dan staf FOKSBI Tapanuli Selatan dalam membuat dan menyebarkan konten yang menarik dan edukatif tentang kelapa sawit berkelanjutan. Para peserta pelatihan akan belajar tentang dasar-dasar pembuatan dan penyuntingan video, serta cara mengoptimalkan media sosial untuk menjangkau audiens yang lebih luas.
Para petani sawit yang mengikuti pelatihan ini merupakan perwakilan dari dua asosiasi, yaitu Petani Sawit Muara Batangtoru (PSMB) dan Sawit Jaya Lestari Saseba (SJLS), yang telah menerima sertifikasi Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) pada tahun lalu. Mereka berhasil melakukan budi daya sawit lestari di lahan seluas 895,51 hektare, dengan mengikuti Sekolah Lapang yang diinisiasi oleh Konservasi Indonesia.
Baca Juga
"Kami ingin berbagi pengalaman kami tentang bagaimana mengelola kebun sawit dengan memerhatikan dan menjaga alam. Kami juga ingin menginspirasi petani sawit lainnya untuk menerapkan praktik perkebunan terbaik (Good Agriculture Practices) yang kami pelajari dari Sekolah Lapang," kata Ketua Asosiasi PSMB, Julhadi Siregar.
Senior North Sumatra Field Program Manager Konservasi Indonesia, Isner Manalu mengapresiasi antusiasme para petani sawit dalam mengikuti pelatihan ini. Ia berharap, hasil dari pelatihan ini dapat menjadi bagian dari penyuluhan pertanian atau perkebunan yang dapat mendukung program pemerintah dalam menyebarkan informasi tentang teknik budi daya kelapa sawit berkelanjutan.
"Kami berharap, kisah sukses para petani sawit berkelanjutan ini dapat tersebar tidak hanya ke seluruh petani sawit di Tapanuli Selatan, tapi juga ke seluruh Indonesia. Kami juga berharap, konten yang mereka buat dapat menarik perhatian dan simpati masyarakat, khususnya konsumen sawit, untuk mendukung produk sawit berkelanjutan," ujar Isner.
Sekretaris Dinas Pertanian Daerah Tapanuli Selatan, Muhammad Taufik Batubara mengatakan bahwa pelatihan ini sangat bermanfaat bagi para petani sawit di wilayahnya. Ia mengaku, selama ini kisah sukses mereka masih kurang tersebar ke publik. Ia berharap, dengan adanya pelatihan ini, para petani sawit dapat berkolaborasi dengan penyuluh pertanian dan FOKSBI untuk menyebarkan informasi yang bermanfaat dan membawa kebaikan untuk masyarakat dan lingkungan.
(hri)