Awas! Gunung Semeru Meletus, Muntahkan Abu Vulkanik Setinggi 900 Meter
loading...
A
A
A
LUMAJANG - Gunung Semeru kembali memuntahkan material vulkaniknya selama dua kali dalam 8 jam terakhir. Dua kali aktivitas vulkanik berupa erupsi mengeluarkan abu vulkanik terjadi mulai Selasa tengah malam hingga Rabu (28/2/2024) pagi.
Dari informasi yang dihimpun, Gunung Semeru erupsi pukul 22.40 WIB. Erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik itu teramati muncul dari atas puncak kawah, dengan ketinggian 800 meter dari puncak.
”Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru Ghufron Alwi.
Sementara itu, erupsi kedua terjadi pada Rabu(28/2/2024) pukul 06.19 WIB. Pada erupsi kali ini, abu vulkanik keluar setinggi 900 meter dari atas puncak kawah dan teramati jelas dari pandangan visual di Pos PGA Semeru.
”Awan abu bergerak ke arah barat, abu vulkanik teramati berwarna putih hingga abu-abu. Intensitas abu vulkanik terpantau tebal. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm, dan durasi maksimum 125 detik,” ujarnya.
Tercatat selama enam jam pengamatan sejak pukul 00.00 - 06.00 WIB, asap kawah dari gunung berapi yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, ini tidak teramati. Arah angin ke selatan, dengan suhu udara sekitar 23 - 25 derajat Celcius.
”Untuk pengamatan kegempaan, terjadi 28 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 70-125 detik, serta 1 kali gempa guguran dengan amplitudo 4 mm dan lama gempa 45 detik,” ungkapnya.
Untuk aktivitas kegempaan lain terjadi enam kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-7 mm, dan lama gempa 13-42 detik, dan tiga kali harmonik dengan amplitudo 4-8 mm, dan lama gempa 64-124 detik. Aktivitas Gunung Semeru masih berada di Level III siaga.
Pihaknya pun masih meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Pihaknya meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Lihat Juga: Komplotan Pencuri Kerbau Modus Mutilasi di Lumajang Ditangkap, Sudah Beraksi di 7 Lokasi
Dari informasi yang dihimpun, Gunung Semeru erupsi pukul 22.40 WIB. Erupsi dengan mengeluarkan abu vulkanik itu teramati muncul dari atas puncak kawah, dengan ketinggian 800 meter dari puncak.
”Kolom abu teramati berwarna putih hingga kelabu dengan intensitas tebal ke arah barat daya dan barat. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitudo maksimum 22 mm dan durasi 130 detik,” kata Petugas Pos Pengamatan Gunung Api (PGA) Semeru Ghufron Alwi.
Sementara itu, erupsi kedua terjadi pada Rabu(28/2/2024) pukul 06.19 WIB. Pada erupsi kali ini, abu vulkanik keluar setinggi 900 meter dari atas puncak kawah dan teramati jelas dari pandangan visual di Pos PGA Semeru.
”Awan abu bergerak ke arah barat, abu vulkanik teramati berwarna putih hingga abu-abu. Intensitas abu vulkanik terpantau tebal. Erupsi terekam di seismogram dengan amplitudo maksimum 22 mm, dan durasi maksimum 125 detik,” ujarnya.
Tercatat selama enam jam pengamatan sejak pukul 00.00 - 06.00 WIB, asap kawah dari gunung berapi yang berada di perbatasan Kabupaten Malang dan Lumajang, ini tidak teramati. Arah angin ke selatan, dengan suhu udara sekitar 23 - 25 derajat Celcius.
”Untuk pengamatan kegempaan, terjadi 28 kali gempa letusan/erupsi dengan amplitudo 11-22 mm, dan lama gempa 70-125 detik, serta 1 kali gempa guguran dengan amplitudo 4 mm dan lama gempa 45 detik,” ungkapnya.
Untuk aktivitas kegempaan lain terjadi enam kali gempa hembusan dengan amplitudo 2-7 mm, dan lama gempa 13-42 detik, dan tiga kali harmonik dengan amplitudo 4-8 mm, dan lama gempa 64-124 detik. Aktivitas Gunung Semeru masih berada di Level III siaga.
Pihaknya pun masih meminta masyarakat tidak melakukan aktivitas apapun di sektor tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 kilometer dari puncak (pusat erupsi).
Di luar jarak tersebut, masyarakat tidak melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai atau sempadan sungai di sepanjang Besuk Kobokan, karena berpotensi terlanda perluasan awan panas, dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
Pihaknya meminta mewaspadai potensi awan panas guguran (APG), guguran lava, dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Semeru. Terutama sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar, dan Besuk Sat.
Serta potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak sungai dari Besuk Kobokan.
Sebagai informasi, Gunung Semeru merupakan gunung yang memiliki ketinggian 3.676 Mdpl. Lokasinya berada di antara Kabupaten Malang dan Kabupaten Lumajang, yang menjadi satu lokasi kawasan dari Taman Nasional Bromo Tengger Semeru (TNBTS).
Lihat Juga: Komplotan Pencuri Kerbau Modus Mutilasi di Lumajang Ditangkap, Sudah Beraksi di 7 Lokasi
(ams)