Warga Cilegon Menjerit Harga Beras Meroket, Wakil Wali Kota Terima Banyak Aduan

Jum'at, 09 Februari 2024 - 20:16 WIB
loading...
Warga Cilegon Menjerit Harga Beras Meroket, Wakil Wali Kota Terima Banyak Aduan
Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta mengunjungi Pasar Keranggot dan Pasar Blok F di Kota Cilegon, Provinsi Banten, Jumat (9/2/2024). Foto/Fariz Abdullah
A A A
CILEGON - Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta mengunjungi Pasar Keranggot dan Pasar Blok F di Kota Cilegon, Provinsi Banten, Jumat (9/2/2024). Sanuji ingin mengetahui fluktuasi harga beras di pasar yang banyak dikeluhkan masyarakat.

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat sejumlah komoditas pangan seperti beras menyumbang kenaikan Indeks Perkembangan Harga (IPH) pada pekan pertama Februari 2024 atau dua minggu sebelum Pemilihan Umum (Pemilu). Harga beras melonjak di 179 Daerah.

Di Kota Cilegon, banyak warga mengeluhkan kenaikan harga beras tersebut, warga mengalami kenaikan 2 pekan terakhir ini. Harga sebelumnya Rp 15.000 /kg kini kencapai Rp 17.000 - 23.000/kilogram atau Rp 350.000/karung.



Keluhan warga Cilegon terkait lonjakan harga beras hampir setiap hari diterima oleh Wakil Wali Kota Cilegon Sanuji Pentamarta. Baik disampaikan langsung, maupun melalui platform media sosial pribadi Sanuji Pentamarta.

Sanuji mengatakan dari semua penjual yang ditemui rata-rata mengalami kenaikan yang signifikan terutama di tiga Hari belakangan ini mencapai 35-40% dari harga sebelumnya.

“Saya meninjau langsung penjual beras di dua Pasar tradisional, Pasar Keranggot dan Pasar Blok F, ingin mengetahui langsung penyebab dan dampak kenaikan harga beras saat ini," kata Sanuji melalui telepon selulernya, Jumat (9/2/2024).

Politisi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) ini berharap harga beras bisa segera stabil kembali. Pemerintah dan pihak terkait perlu turun tangan agar kenaikan harga beras tidak berkepanjangan.



“Kita akan koordinasikan dengan pihak terkait agar harga beras ini naiknya tidak berkepanjangan," katanya.

Dari hasil beberapa laporan penjual beras, penyebab kenaikan harga kemungkinan karena belum tiba masa panen. Namun hal itu belum dapat dipastikan karena massa panen justru dialami para petani belum lama ini.
(wib)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2357 seconds (0.1#10.140)