Gunung Agung Terus Aktif, Keluarkan Asap Tebal dan Sinar Api

Jum'at, 29 Juni 2018 - 06:10 WIB
Gunung Agung Terus Aktif,...
Gunung Agung Terus Aktif, Keluarkan Asap Tebal dan Sinar Api
A A A
KARANGASEM - Gunung Agung terus aktif dalam 12 jam terkahir. Secara visual terpantau sinar api di atas puncak kawah dan mengeluarkan abu vulkanik .

Berdasarkan data Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG), Badan Geologi, Kementerian ESDM, Pos Pengamatan Gunungapi Agung, terdapat abu vulkanik dan sinar api dari pukul 24.00 Wita hingga pukul 06.00 Wita, Jumat (29/6/2018).

Dalam enam jam terakhir terlihat asap kawah bertekanan sedang berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tinggi 1.500-2.000 meter di atas puncak kawah. Selain itu juga terlihat sinar api di atas puncak kawah.

Pantauan enam jam sebelumnya juga sama, atau pada Kamis 28 Juni 2018 dari pukul 18.00 Wita hingga pukul 24.00 Wita, terlihat adanya asap kawah bertekanan sedang berwarna putih dan kelabu dengan intensitas sedang hingga tebal dan tingginya mencapai 2.500 meter di atas puncak kawah.

Secara kegempaan terdapat Tremor Menerus (Microtremor) yang terekam dengan amplitudo 10-15 mm (dominan 10 mm). Petugas PVMBG, Badan Geologi, Kementerian ESDM, Pos Pengamatan Gunungapi Agung, Wahyu Ardi Setiawan, mengatakan, tingkat aktivitas Gunung Agung saat ini masih berstatus Level 3 (Siaga). (Baca juga: Bandara Ngurah Rai Ditutup 16 Jam Dampak Erupsi Gunung Agung)

Karena itu, bagi masyarakat di sekitar Gunung Agung, pendaki, pengunjung, dan wisatawan, diimbau agar tidak berada dan tidak melakukan pendakian, serta tidak melakukan aktivitas apapun di zona perkiraan bahaya, yaitu seluruh area di dalam radius 4 km dari kawah puncak Gunung Agung.

Zona perkiraan bahaya sifatnya dinamis dan terus dievaluasi dan dapat diubah sewaktu-waktu mengikuti perkembangan data pengamatan Gunung Agung yang paling terbaru. Selain itu, masyarakat yang bermukim dan beraktivitas di sekitar aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung, agar mewaspadai potensi ancaman bahaya sekunder.

Bahaya sekunder tersebut berupa aliran lahar hujan yang dapat terjadi terutama pada musim hujan dan jika material erupsi masih terpapar di area puncak. Dimana area landaan aliran lahar hujan mengikuti aliran-aliran sungai yang berhulu di Gunung Agung.
(thm)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 1.2905 seconds (0.1#10.140)