Tokoh Agama Sulsel Sepakat Tunda Aktivitas Ibadah di Masjid 99 Kubah
loading...
A
A
A
MAKASSAR - Sejumlah tokoh agama Islam dari berbagai organisasi masyarakat (ormas) sepakat menunda sementara aktivitas ibadah di Masjid 99 Kubah , kawasan Center Point of Indonesia (CPI), sampai pembangunan bangunan proyek rampung 100 persen. Baca : Pembangunan Masjid 99 Kubah di Makassar Bakal Dilanjutkan
"Kewajiban kita bagi masyarakat kita harus taat dan tunduk kepada apa yang diinginkan pemerintah kita. Pemerintah mengatakan masjid ini belum siap, masjid ini belum layak dipakai. Kita sabar. Setelah sabar, pasti kita bersyukur," tukas Ketua Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel, Amin Syam.
Menurut Amin, pihaknya mendukung penuh program yang dijalankan Pemprov Sulsel pada proyek masjid peninggalan gubernur sebelumnya tersebut. Diapun mengajak masyarakat Sulsel untuk menunda sementara waktu beribadah di Masjid 99 Kubah .
Kata Dia, Pemprov Sulsel perlu waktu untuk menyelesaikan tanggung jawab merampungkan struktur bangunan yang ada saat inipun belum layak. Pertimbangan resiko dan keselamatan jemaah jauh lebih penting. "Kalau kita pertahankan material yang dipakai sekarang, saya tahu persis alkopan itu paling lama 5 tahun. Ini kita harus memahami itu. Yang kedua, kita harus tahu bahwa tanah ini tanah sedimen. Hati-hati kita," beber dia.
Menurutnya, pembangunan masjid ini merupakan wewenang Pemprov Sulsel . Namun dikatakan Dewan Masjid Indonesia wilayah Sulsel akan ikut bertanggung jawab dalam pemanfaatannya kedepan jika telah rampung. "Pak gubernur saya yakin berniat baik untuk kita semua," ucap Amin Syam.
Senada, Sekretaris MUI Wilayah Sulsel, Prof Muh Ghalib mengajak masyarakat menjaga solidaritas. Arahan pemerintah saat ini perlu diikuti demi kemaslahatan bersama. "Karenanya kita mendukung Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan untuk merampungkan dulu seluruh hal terkait dengan mesjid ini. Insyaallah nanti setelah selesai, sudah rampung, sudah siap dimanfaatkan, barulah kemudian kita bersama-sama dan memanfaatkan mesjid ini," harap Ghalib.
Ghalib menambahkan, masjid sedianya menjadi tempat pemersatu umat. Bukan justru menjadi tempat berselisih antar kelompok. Makanya, jalan terbaik saat ini, dengan bersabar menunggu konstruksinya rampung. Apalagi masih banyak tempat ibadah lain yang bisa dimanfaatkan lebih dulu. Baca Juga : Pemprov Mulai Pacu 3 Proyek Strategis, Salah Satunya Twin Tower di CPI
"Saya kira belum siap tempat wudhunya, airnya, mimbarnya belum ada yang siap. Jadi, tentu kita berharap seluruh masyarakat Sulsel khususnya untuk bisa memahami ini dan memanfaatkan mesjid dulu yang ada dan sebelum mesjid ini siap digunakan," harap Ghalib.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel, Prof Abd Rahim Yunus menyetujui langkah yang diambil Gubernur Sulsel saat ini. Sebagai masyarakat yang hidup dalam aturan negara, harus ikut mendukung langkah pemerintah.
Dukungan serupa juga disampaikan Ketua DPW BPKRMI Sulsel, Hasid Hasan Palogai beserta Ketua IMMIM Sulsel, Prof Ahmad Sewang. Keduanya juga secara tegas ikut mendukung langkah Gubernur Sulsel untuk menunda pelaksanaan ibadah di Masjid 99 Kubah sampai seluruh konstruksi bangunannya dirampungkan.
Ketua IMMIM Sulsel, Prof Ahmad Sewang mengatakan, aspek bangunan dan keselamatan jamaah memang harus diperhatikan. Masjid ini belum jadi secara sempurna. Dikhawatirkan ada resiko yang membayakan keselamatan jemaah. "Dapat dibayangkan kalau ada kecelakaan," ucap Ahmad Sewang.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menjelaskan jika Pemprov Sulsel berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan Masjid 99 Kubah . Audit fisik atas struktur bangunannya sementera dilakukan. Nurdin tak ingin kualitas bangunan diabaikan saat ini dilanjutkan.
"Saya sekali lagi ingin menyampaikan, bukan kita tidak ingin melanjutkan. Tetapi ini membutuhkan kajian yang komprehensif, karena Mesjid ini adalah sebuah bangunan yang monumental. Sebuah bangunan yang menjadi kebanggaan umat Islam," tegas Nurdin.
Nurdin mengatakan, masjid belum layak digunakan. Disamping belum rampung sepenuhnya, bagian struktur bangunan yang ada masih dalam pemeriksaan. Hasil pemeriksaan sementara, ada konstruksi atau material bangunan yang dinilai belum layak digunakan sebagai sebuah masjid dengan bangunan yang megah.
"Mesjid bukan hanya gagahnya, cantiknya, tapi kualitas dari pada bangunan ini juga menjadi penting. Saya ingin sampaikan sekali lagi, bahwa bangunan ini dari hasil audit fisik hampir mayoritas menggunakan bahan dari alkopan," papar dia.
Material yang dimaksud itu disebut tidak mempunyai ketahanan yang mumpuni. Hanya bertahan sampai 3-5 tahun. Sementara masjid ini ingin dimanfaatkan untuk jangka panjang.
Hal ini dikatakan masih dipertimbangkan. Disatu sisi, jika material itu ingin diganti, maka akan membutuhkan biaya rehabilitasi kembali yang tidak murah. Sementara sebagian besar struktur bangunan menggunakan material alkopan. "Tetapi kalau kita tidak menggantinya, dalam waktu yang tidak terlalu lama juga mengalami masalah dalam pembangunan mesjid kita," papar Nurdin.
Maka itu, tim Pemprov Sulsel melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) masih mengkaji konstruksinya secara mendalam. Audit teknik dilakukan untuk mengevuasi struktur bangunan, sekaligus mengidentifikasi bagian yang masih perlu dilanjutkan.
"Jadi saya minta sekali lagi bahwa mesjid ini masih dalam proses pembangunan. Jadi belum layak untuk kita gunakan. Kami semua berharap mesjid ini bisa digunakan secara cepat, tetapi ini menggunakan anggaran pemerintah," sebut Nurdin.
Mantan bupati Bantaeng inipun tengah berkoordinasi dengan DPRD Sulsel untuk berhitung perkiraan alokasi anggaran yang disiapkan untuk kelanjutan pembangunannya. Dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pasalnya, kelanjutannya membutuhkan biaya yang besar.
Kendati begitu, Nurdin berupaya alokasi anggaran yang akan dikucurkan kedepan untuk sekali rampung. Tidak lagi secara bertahap tiap tahun. "Saya mau sekali siapin anggaran langsung tuntas," tandas dia. Baca Lagi : Target Ekonomi Tumbuh 4,5% Kuartal 3, Kegiatan Kontruksi Dipacu di Sulsel
"Kewajiban kita bagi masyarakat kita harus taat dan tunduk kepada apa yang diinginkan pemerintah kita. Pemerintah mengatakan masjid ini belum siap, masjid ini belum layak dipakai. Kita sabar. Setelah sabar, pasti kita bersyukur," tukas Ketua Pengurus Wilayah Dewan Masjid Indonesia (DMI) Sulsel, Amin Syam.
Menurut Amin, pihaknya mendukung penuh program yang dijalankan Pemprov Sulsel pada proyek masjid peninggalan gubernur sebelumnya tersebut. Diapun mengajak masyarakat Sulsel untuk menunda sementara waktu beribadah di Masjid 99 Kubah .
Kata Dia, Pemprov Sulsel perlu waktu untuk menyelesaikan tanggung jawab merampungkan struktur bangunan yang ada saat inipun belum layak. Pertimbangan resiko dan keselamatan jemaah jauh lebih penting. "Kalau kita pertahankan material yang dipakai sekarang, saya tahu persis alkopan itu paling lama 5 tahun. Ini kita harus memahami itu. Yang kedua, kita harus tahu bahwa tanah ini tanah sedimen. Hati-hati kita," beber dia.
Menurutnya, pembangunan masjid ini merupakan wewenang Pemprov Sulsel . Namun dikatakan Dewan Masjid Indonesia wilayah Sulsel akan ikut bertanggung jawab dalam pemanfaatannya kedepan jika telah rampung. "Pak gubernur saya yakin berniat baik untuk kita semua," ucap Amin Syam.
Senada, Sekretaris MUI Wilayah Sulsel, Prof Muh Ghalib mengajak masyarakat menjaga solidaritas. Arahan pemerintah saat ini perlu diikuti demi kemaslahatan bersama. "Karenanya kita mendukung Pemerintah Provinsi Sulawesi selatan untuk merampungkan dulu seluruh hal terkait dengan mesjid ini. Insyaallah nanti setelah selesai, sudah rampung, sudah siap dimanfaatkan, barulah kemudian kita bersama-sama dan memanfaatkan mesjid ini," harap Ghalib.
Ghalib menambahkan, masjid sedianya menjadi tempat pemersatu umat. Bukan justru menjadi tempat berselisih antar kelompok. Makanya, jalan terbaik saat ini, dengan bersabar menunggu konstruksinya rampung. Apalagi masih banyak tempat ibadah lain yang bisa dimanfaatkan lebih dulu. Baca Juga : Pemprov Mulai Pacu 3 Proyek Strategis, Salah Satunya Twin Tower di CPI
"Saya kira belum siap tempat wudhunya, airnya, mimbarnya belum ada yang siap. Jadi, tentu kita berharap seluruh masyarakat Sulsel khususnya untuk bisa memahami ini dan memanfaatkan mesjid dulu yang ada dan sebelum mesjid ini siap digunakan," harap Ghalib.
Dalam kesempatan tersebut hadir pula Ketua Forum Kerukunan Umat Beragama (FKUB) Sulsel, Prof Abd Rahim Yunus menyetujui langkah yang diambil Gubernur Sulsel saat ini. Sebagai masyarakat yang hidup dalam aturan negara, harus ikut mendukung langkah pemerintah.
Dukungan serupa juga disampaikan Ketua DPW BPKRMI Sulsel, Hasid Hasan Palogai beserta Ketua IMMIM Sulsel, Prof Ahmad Sewang. Keduanya juga secara tegas ikut mendukung langkah Gubernur Sulsel untuk menunda pelaksanaan ibadah di Masjid 99 Kubah sampai seluruh konstruksi bangunannya dirampungkan.
Ketua IMMIM Sulsel, Prof Ahmad Sewang mengatakan, aspek bangunan dan keselamatan jamaah memang harus diperhatikan. Masjid ini belum jadi secara sempurna. Dikhawatirkan ada resiko yang membayakan keselamatan jemaah. "Dapat dibayangkan kalau ada kecelakaan," ucap Ahmad Sewang.
Sebelumnya, Gubernur Sulsel, Prof Nurdin Abdullah menjelaskan jika Pemprov Sulsel berkomitmen untuk melanjutkan pembangunan Masjid 99 Kubah . Audit fisik atas struktur bangunannya sementera dilakukan. Nurdin tak ingin kualitas bangunan diabaikan saat ini dilanjutkan.
"Saya sekali lagi ingin menyampaikan, bukan kita tidak ingin melanjutkan. Tetapi ini membutuhkan kajian yang komprehensif, karena Mesjid ini adalah sebuah bangunan yang monumental. Sebuah bangunan yang menjadi kebanggaan umat Islam," tegas Nurdin.
Nurdin mengatakan, masjid belum layak digunakan. Disamping belum rampung sepenuhnya, bagian struktur bangunan yang ada masih dalam pemeriksaan. Hasil pemeriksaan sementara, ada konstruksi atau material bangunan yang dinilai belum layak digunakan sebagai sebuah masjid dengan bangunan yang megah.
"Mesjid bukan hanya gagahnya, cantiknya, tapi kualitas dari pada bangunan ini juga menjadi penting. Saya ingin sampaikan sekali lagi, bahwa bangunan ini dari hasil audit fisik hampir mayoritas menggunakan bahan dari alkopan," papar dia.
Material yang dimaksud itu disebut tidak mempunyai ketahanan yang mumpuni. Hanya bertahan sampai 3-5 tahun. Sementara masjid ini ingin dimanfaatkan untuk jangka panjang.
Hal ini dikatakan masih dipertimbangkan. Disatu sisi, jika material itu ingin diganti, maka akan membutuhkan biaya rehabilitasi kembali yang tidak murah. Sementara sebagian besar struktur bangunan menggunakan material alkopan. "Tetapi kalau kita tidak menggantinya, dalam waktu yang tidak terlalu lama juga mengalami masalah dalam pembangunan mesjid kita," papar Nurdin.
Maka itu, tim Pemprov Sulsel melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Tata Ruang (PUTR) masih mengkaji konstruksinya secara mendalam. Audit teknik dilakukan untuk mengevuasi struktur bangunan, sekaligus mengidentifikasi bagian yang masih perlu dilanjutkan.
"Jadi saya minta sekali lagi bahwa mesjid ini masih dalam proses pembangunan. Jadi belum layak untuk kita gunakan. Kami semua berharap mesjid ini bisa digunakan secara cepat, tetapi ini menggunakan anggaran pemerintah," sebut Nurdin.
Mantan bupati Bantaeng inipun tengah berkoordinasi dengan DPRD Sulsel untuk berhitung perkiraan alokasi anggaran yang disiapkan untuk kelanjutan pembangunannya. Dengan mempertimbangkan kemampuan keuangan daerah. Pasalnya, kelanjutannya membutuhkan biaya yang besar.
Kendati begitu, Nurdin berupaya alokasi anggaran yang akan dikucurkan kedepan untuk sekali rampung. Tidak lagi secara bertahap tiap tahun. "Saya mau sekali siapin anggaran langsung tuntas," tandas dia. Baca Lagi : Target Ekonomi Tumbuh 4,5% Kuartal 3, Kegiatan Kontruksi Dipacu di Sulsel
(sri)