Tokoh Lintas Agama Doakan Edy-Ijeck Jadi Pemimpin Semua Golongan

Selasa, 24 April 2018 - 14:47 WIB
Tokoh Lintas Agama Doakan Edy-Ijeck Jadi Pemimpin Semua Golongan
Tokoh Lintas Agama Doakan Edy-Ijeck Jadi Pemimpin Semua Golongan
A A A
MEDAN - Tokoh lintas agama meminta pasangan calon Gubernur Sumatera Utara Edy Ramayadi dan Musa Rajekshah menjadi pemimpin semua golongan.

Demikian diungkapkan oleh tokoh-tokoh agama, saat bersilaturahmi ke Posko Pemenangan Eramas, Jalan A Rivai, Medan, Senin (23/4/2018) malam. Pada kesempatan itu, hadir tokoh agama Kristen J A Ferdinandus, tokoh agama Hindu Chandra Bosse, tokoh agama Konghucu JS Tevi Tandijono, tokoh agama Budha The Cin Cai dan tokoh agama Islam Abdurrahim Siregar.

JS Tevi Tandijono mengatakan, pihaknya menyepakati agar pemilu dapat berjalan damai tanpa sebaran fitnah. Masyarakat juga harus cerdas dalam menerima informasi berita yang benar maupun hoaks.

Sementara itu, The Cin Cai mengungkapkan, karena Pilgub sebelumnya tingkat Golput terbilang tinggi, maka harus diubah agar partisipasi masyarakat dalam menggunakan hak suara meningkat. Dalam kesempatan itu, ia mengaku mendengar langsung visi dan misi pasangan Eramas dari Edy Rahmayadi yang juga ada di lokasi.

Hal sama disampaikan Tokoh Agama Islam, Abdurahman Siregar. Ia menilai, Edy dan Ijeck merupakan calon pemimpin yang bisa masuk ke semua suku, agama dan elemen masyarakat. Pemimpin tersebut merupakan sosok pemimpin yang diharapkan.

Sedangkan Tokoh Kristen, JA Ferdinandus menegaskan, yang terpenting bagi para pemuka agama, Pilkada bisa berlangsung damai. "Segala sesuatu harus dilakukan atas dasar takut akan Tuhan. Kiranya Pilgub yang akan datang, kita tidak memilih berdasarkan agama, agama itu terlalu murni untuk dipolitisasi. Saya mendukung nomor 1, Eramas, bukan karena agama, tetapi karena yakin Eramas tokoh yang bisa membawa Sumut ini lebih baik," ujar Ferdinandus.

Menanggapi itu, Edy Rahmayadi mengapresiasi tokoh agama yang hadir. Ia berharap, Pilgub tidak dijadikan ajang untuk memecah belah kerukunan masyarakat Sumut yang multi etnis.

"Yang kita rasakan saat ini ada pemaksaan dari kelompok tertentu demi kepentingannya. Politik akhirnya kekuasaan, tak bisa dipaksakan karena itu amanah rakyat. Rakyat dibebaskan memilih siapa pemimpinnya jangan sampai dikotak-kotakkan masalah agama," pungkasnya.
(rhs)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 3.6168 seconds (0.1#10.140)