Legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat: Kisah dan Pesan Moral
loading...
A
A
A
Namun, nasi sudah menjadi bubur. Sang Ibu tidak bisa berbuat apa pun. Sebelum bagian kepala Darmi menjadi batu, ibunya sempat melihatnya meneteskan air mata. Sejak saat itulah kisah tersebut dikenal sebagai Batu Menangis.
Sekilas, kisah Batu Menangis tampak mirip dengan Malin Kundang. Hanya, latar tempat dan orang terlibat berbeda.
Berkaitan dengan kisah legenda di atas, ada sebuah pesan moral yang bisa diambil. Salah satu yang paling utama adalah keharusan seorang anak untuk berbakti kepada orang tua.
Setiap orang tua tentu menginginkan hal terbaik untuk darah dagingnya sendiri. Namun, jangan sampai durhaka, apalagi membuatnya sakit hati dan murka.
“Murka orang tua adalah murka Tuhan juga”. Kutipan tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan kisah Batu Menangis.
Demikian ulasan mengenai kisah dan pesan moral dari legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat.
Pesan Moral Legenda Batu Menangis
Sekilas, kisah Batu Menangis tampak mirip dengan Malin Kundang. Hanya, latar tempat dan orang terlibat berbeda.
Berkaitan dengan kisah legenda di atas, ada sebuah pesan moral yang bisa diambil. Salah satu yang paling utama adalah keharusan seorang anak untuk berbakti kepada orang tua.
Setiap orang tua tentu menginginkan hal terbaik untuk darah dagingnya sendiri. Namun, jangan sampai durhaka, apalagi membuatnya sakit hati dan murka.
“Murka orang tua adalah murka Tuhan juga”. Kutipan tersebut mungkin cocok untuk menggambarkan kisah Batu Menangis.
Demikian ulasan mengenai kisah dan pesan moral dari legenda Batu Menangis dari Kalimantan Barat.
(okt)