8 Fakta Mengejutkan Kematian Guru SD Sekeluarga di Malang, Nomor 7 Pesan Memilukan
loading...
A
A
A
MALANG - Kematian sekeluarga di Kabupaten Malang cukup tragis. Pasalnya dugaan kematian ketiga orang yakni pasangan suami istri (pasutri) dan satu anak perempuannya diduga karena bunuh diri dengan acara berbeda.
Pasangan suami istri, Wahaf Efendi dan Sulikhah bersama anaknya berinisial R ditemukan tewas di dalam kamar yang terkunci dari dalam. Dari kasus kematian tragis ini, SINDOnews merangkum beberapa fakta dibalik kematian tiga anggota sekeluarga ini.
Tiga korban tewas di Dusun Boro Bugis RT 3 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, merupakan sepasang suami istri (pasutri) bernama Wahaf Efendi dan istrinya Sulikhah, serta satu anak perempuannya, berinisial R.
Pasutri ini memiliki dua anak yang mana keduanya kembar berinisial K dan R berusia 12 tahun. Keduanya duduk di bangku sekolah SMP kelas 1 di sebuah SMP Negeri Kota Malang. Dari kedua anak ini, satu anak ikut meninggal tragis yakni R.
Terungkapnya kasus kematian tiga orang sekeluarga ini diawali dari teriakan K, salah satu anak dari pasutri Wahaf Efendi dan Sulikhah. Secara khusus sang ayah meminta anaknya tidur di kamar tengah.
Sebagai informasi, di rumah itu ada tiga kamar, yakni kamar depan, kamar tengah, dan kamar belakang.
Ketua RT 3 Iswahyudi menuturkan, bila sang anak berinisial K ini sempat terbangun dari tidurnya pada pukul 03.00 WIB, Selasa (12/12/2023) dini hari. Lalu oleh ayahnya ini memintanya untuk kembali tidur. Alasannya karena sekolahnya sang anak masuk siang pukul 08.00 WIB.
”Sudah di pesan sama bapaknya anaknya (K) tidur di luar (di kamar depan), kan masuk sekolahnya siang jam 8 kata bapaknya ke anaknya, nanti ke sana (berangkat sekolah), akhirnya anak satunya ini tidur di kamar depan,” ucap Iswahyudi.
Bocah berinisial K ini tiba-tiba mendengar teriakan ayahnya dari kamar belakang. Teriakan minta tolong itu kemudian membuat sang anak berteriak minta tolong ke para tetangga sekitar.
Tetangga yang mendengar teriakan K langsung menuju rumah yang dihuni oleh Wahaf sekeluarga. Hingga akhirnya tetangga mencoba memeriksa kondisi ketiga orang yang ternyata berada pada satu ruangan di kamar belakang.
Kematian ketiga orang satu keluarga ini mengejutkan tetangga dan keluarga korban. Bahkan tetangga korban yang melihat sosok Wahaf Efendi dinilai tak ada masalah dan terkesan religius. Apalagi ia bertemu dengan Wahaf terakhir kali ketika salat isya berjamaah di masjid.
“Sudah 7 tahun ngontrak di sini. Selama tinggal di sini juga baik-baik kok, sama tetangga juga sosialisasi. Sering ketemu ketika kerja bakti dan yasinan, tidak pernah dengar ada masalah,” kata Iswahyudi, Ketua RT setempat.
Sementara pihak keluarga yakni saudara sepupu korban bernama Doddy Wokanubun, masih tak percaya saudara sepupunya Sulikhah, suami, dan anak perempuannya meninggal dalam kondisi tragis.
Selama ini ia yang merupakan saudara sepupu Sulikhah mengaku kerap berinteraksi dengan keluarga Wahaf dan tak menemukan hal-hal yang mencurigakan.
”Saya kaget, terkejut juga, saya ini kan saudara sepupu istirnya yang Sulikhah, sering ke sini juga,” kata Doddy Wokanubun, ditemui di rumah tetangga korban.
Wahaf Efendi diketahui merupakan seorang guru sekolah dasar (SD) negeri di Sukun, Kota Malang. Ia baru saja diangkat menjadi pegawai P3K di SDN 3 Sukun. Sedangkan sang istri Sulikhah disebut para tetangga kerap menerima pesanan kue dan berjualan kue secara online.
"Yang Pak Wahafnya guru SDN di Sukun, yang perempuan istrinya ibu rumah tangga menerima pesanan kue dan jualan kue online," ucap Iswahyudi kembali.
Kepolisian melakukan penyelidikan usai menerima informasi penemuan tiga orang dalam kondisi sekarat di kamar rumahnya, dimana dua orang ibu dan anak ditemukan tewas. Berdasarkan penyelidikan ada temuan sisa racun obat anti nyamuk cair dan gelas kosong, diduga sisa racun.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, bila kondisi dua jenazah ibu dan anak ini diduga identik meminum racun, karena keluarganya busa dari mulut.
Pasutri dan satu anak perempuannya ditemukan di dalam satu kamar. Kondisi sang ayah Wahaf Efendi ditemukan dengan berlumuran darah karena pergelangan tangan kirinya disayat, tergeletak di lantai kamar belakang. Tetapi Wahaf akhirnya tewas ketika dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Wahaf ditemukan tetangga tergeletak sekarat dan kejang-kejang, karena luka sayatan di kamar rumah belakang rumah yang dikontraknya. Sedangkan istri dan anak perempuan satunya berinisial R, tewas tragis diduga meminum racun.
Sedangkan kondisi ibu dan anak perempuannya cukup ironis. Keduanya ditemukan tak bernyawa telentang di atas kasur. Polisi menduga ketiganya bunuh diri berdasarkan hasil kesimpulan awal olah TKP dan serangkaian penyelidikan.
Wahaf Efendi menuliskan sebuah pesan sesaat sebelum tewas bersama ibu dan anak perempuan satunya berinisial R. Pesan itu ditujukan untuk anak perempuannya berinisial K, yang juga merupakan saudara kembar R.
“Di TKP kita menemukan di kaca meja rias pesan, yang tulisannya ini identik dengan buku agenda milik saudara WE,” kata Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat.
Pesan itu bertuliskan 'Kakak jaga diri, papa, mama, adik pergi dulu, nurut uti, kung, tante, dan om, uang papa mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak, spidol hitam'. Tulisan itu disebut Gandha identik dengan buku milik Wahaf. Polisi
juga tidak menemukan dokumen lain yang diduga terkait kematian ketiga korban.
"Pesan (di cermin itu) itu kalau bahasanya untuk si kakak, sementara menurut kami yang masih hidup. Sementara tidak ada yang mencurigakan, sementara ada pesan di cermin meja rias, tulisan itu pakai spidol berwarna hitam," imbuh Gandha.
Sedangkan Doddy Wokanubun selaku saudara sepupu korban menuturkan, bila temuan pesan yang ditulis Wahaf Efendi tertulis di kaca cermin. Tulisan itu menggunakan spidol berwarna hitam permanen.
“Ada pesan di lemari, keterangan anaknya yang selamat itu ditulis bapaknya ditulis di kaca, ada keluhan. Tahunya kejadian jam 8 tadi. Ditulis di kaca langsung, keterangan anaknya itu tulisan bapaknya,” kata Doddy.
K, salah satu anak dari dua anak yang dimiliki pasutri Wahaf Efendi dan Sulikhah selamat. Perempuan yang duduk di bangku kelas 1 SMP ini diminta ayahnya untuk tidur di kamar tengah.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat membuka kondisi K yang saat ini masih shock dan sedih, sehingga harus berhati-hati untuk penanganannya. “Alhamdulillah masih hidup dalam pendampingan dari unit PPA dan psikolog,” kata Gandha Syah.
Bila satu anak saudaranya saat ini dibawa ke rumah neneknya di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. “Yang anaknya satunya dibawa ke rumah nenek kakeknya, kondisinya masih shock dan menangis tadi,” ujar Doddy.
Pasangan suami istri, Wahaf Efendi dan Sulikhah bersama anaknya berinisial R ditemukan tewas di dalam kamar yang terkunci dari dalam. Dari kasus kematian tragis ini, SINDOnews merangkum beberapa fakta dibalik kematian tiga anggota sekeluarga ini.
1. Korban Pasutri dan Anak Perempuannya
Tiga korban tewas di Dusun Boro Bugis RT 3 RW 10, Desa Saptorenggo, Kecamatan Pakis, Kabupaten Malang, merupakan sepasang suami istri (pasutri) bernama Wahaf Efendi dan istrinya Sulikhah, serta satu anak perempuannya, berinisial R.
Pasutri ini memiliki dua anak yang mana keduanya kembar berinisial K dan R berusia 12 tahun. Keduanya duduk di bangku sekolah SMP kelas 1 di sebuah SMP Negeri Kota Malang. Dari kedua anak ini, satu anak ikut meninggal tragis yakni R.
2. Misteri Permintaan Khusus ke Anak Kembar
Terungkapnya kasus kematian tiga orang sekeluarga ini diawali dari teriakan K, salah satu anak dari pasutri Wahaf Efendi dan Sulikhah. Secara khusus sang ayah meminta anaknya tidur di kamar tengah.
Sebagai informasi, di rumah itu ada tiga kamar, yakni kamar depan, kamar tengah, dan kamar belakang.
Ketua RT 3 Iswahyudi menuturkan, bila sang anak berinisial K ini sempat terbangun dari tidurnya pada pukul 03.00 WIB, Selasa (12/12/2023) dini hari. Lalu oleh ayahnya ini memintanya untuk kembali tidur. Alasannya karena sekolahnya sang anak masuk siang pukul 08.00 WIB.
”Sudah di pesan sama bapaknya anaknya (K) tidur di luar (di kamar depan), kan masuk sekolahnya siang jam 8 kata bapaknya ke anaknya, nanti ke sana (berangkat sekolah), akhirnya anak satunya ini tidur di kamar depan,” ucap Iswahyudi.
Bocah berinisial K ini tiba-tiba mendengar teriakan ayahnya dari kamar belakang. Teriakan minta tolong itu kemudian membuat sang anak berteriak minta tolong ke para tetangga sekitar.
Tetangga yang mendengar teriakan K langsung menuju rumah yang dihuni oleh Wahaf sekeluarga. Hingga akhirnya tetangga mencoba memeriksa kondisi ketiga orang yang ternyata berada pada satu ruangan di kamar belakang.
3. Kematian Kejutkan Keluarga dan Tetangga
Kematian ketiga orang satu keluarga ini mengejutkan tetangga dan keluarga korban. Bahkan tetangga korban yang melihat sosok Wahaf Efendi dinilai tak ada masalah dan terkesan religius. Apalagi ia bertemu dengan Wahaf terakhir kali ketika salat isya berjamaah di masjid.
“Sudah 7 tahun ngontrak di sini. Selama tinggal di sini juga baik-baik kok, sama tetangga juga sosialisasi. Sering ketemu ketika kerja bakti dan yasinan, tidak pernah dengar ada masalah,” kata Iswahyudi, Ketua RT setempat.
Sementara pihak keluarga yakni saudara sepupu korban bernama Doddy Wokanubun, masih tak percaya saudara sepupunya Sulikhah, suami, dan anak perempuannya meninggal dalam kondisi tragis.
Selama ini ia yang merupakan saudara sepupu Sulikhah mengaku kerap berinteraksi dengan keluarga Wahaf dan tak menemukan hal-hal yang mencurigakan.
”Saya kaget, terkejut juga, saya ini kan saudara sepupu istirnya yang Sulikhah, sering ke sini juga,” kata Doddy Wokanubun, ditemui di rumah tetangga korban.
4. Korban Diketahui Guru SDN di Kota Malang
Wahaf Efendi diketahui merupakan seorang guru sekolah dasar (SD) negeri di Sukun, Kota Malang. Ia baru saja diangkat menjadi pegawai P3K di SDN 3 Sukun. Sedangkan sang istri Sulikhah disebut para tetangga kerap menerima pesanan kue dan berjualan kue secara online.
"Yang Pak Wahafnya guru SDN di Sukun, yang perempuan istrinya ibu rumah tangga menerima pesanan kue dan jualan kue online," ucap Iswahyudi kembali.
5. Temuan Sisa Racun oleh Polisi
Kepolisian melakukan penyelidikan usai menerima informasi penemuan tiga orang dalam kondisi sekarat di kamar rumahnya, dimana dua orang ibu dan anak ditemukan tewas. Berdasarkan penyelidikan ada temuan sisa racun obat anti nyamuk cair dan gelas kosong, diduga sisa racun.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat mengatakan, bila kondisi dua jenazah ibu dan anak ini diduga identik meminum racun, karena keluarganya busa dari mulut.
6. Kondisi Tragis Ketiga Korban Ditemukan
Pasutri dan satu anak perempuannya ditemukan di dalam satu kamar. Kondisi sang ayah Wahaf Efendi ditemukan dengan berlumuran darah karena pergelangan tangan kirinya disayat, tergeletak di lantai kamar belakang. Tetapi Wahaf akhirnya tewas ketika dievakuasi ke rumah sakit terdekat.
Wahaf ditemukan tetangga tergeletak sekarat dan kejang-kejang, karena luka sayatan di kamar rumah belakang rumah yang dikontraknya. Sedangkan istri dan anak perempuan satunya berinisial R, tewas tragis diduga meminum racun.
Sedangkan kondisi ibu dan anak perempuannya cukup ironis. Keduanya ditemukan tak bernyawa telentang di atas kasur. Polisi menduga ketiganya bunuh diri berdasarkan hasil kesimpulan awal olah TKP dan serangkaian penyelidikan.
7. Temuan Pesan dari Ayah ke Anaknya
Wahaf Efendi menuliskan sebuah pesan sesaat sebelum tewas bersama ibu dan anak perempuan satunya berinisial R. Pesan itu ditujukan untuk anak perempuannya berinisial K, yang juga merupakan saudara kembar R.
“Di TKP kita menemukan di kaca meja rias pesan, yang tulisannya ini identik dengan buku agenda milik saudara WE,” kata Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat.
Pesan itu bertuliskan 'Kakak jaga diri, papa, mama, adik pergi dulu, nurut uti, kung, tante, dan om, uang papa mama untuk pemakaman jadi satu. Love you kakak, spidol hitam'. Tulisan itu disebut Gandha identik dengan buku milik Wahaf. Polisi
juga tidak menemukan dokumen lain yang diduga terkait kematian ketiga korban.
"Pesan (di cermin itu) itu kalau bahasanya untuk si kakak, sementara menurut kami yang masih hidup. Sementara tidak ada yang mencurigakan, sementara ada pesan di cermin meja rias, tulisan itu pakai spidol berwarna hitam," imbuh Gandha.
Sedangkan Doddy Wokanubun selaku saudara sepupu korban menuturkan, bila temuan pesan yang ditulis Wahaf Efendi tertulis di kaca cermin. Tulisan itu menggunakan spidol berwarna hitam permanen.
“Ada pesan di lemari, keterangan anaknya yang selamat itu ditulis bapaknya ditulis di kaca, ada keluhan. Tahunya kejadian jam 8 tadi. Ditulis di kaca langsung, keterangan anaknya itu tulisan bapaknya,” kata Doddy.
8. Nasib Satu Anak korban selamat
K, salah satu anak dari dua anak yang dimiliki pasutri Wahaf Efendi dan Sulikhah selamat. Perempuan yang duduk di bangku kelas 1 SMP ini diminta ayahnya untuk tidur di kamar tengah.
Kasat Reskrim Polres Malang AKP Gandha Syah Hidayat membuka kondisi K yang saat ini masih shock dan sedih, sehingga harus berhati-hati untuk penanganannya. “Alhamdulillah masih hidup dalam pendampingan dari unit PPA dan psikolog,” kata Gandha Syah.
Bila satu anak saudaranya saat ini dibawa ke rumah neneknya di Kelurahan Lesanpuro, Kecamatan Kedungkandang, Kota Malang. “Yang anaknya satunya dibawa ke rumah nenek kakeknya, kondisinya masih shock dan menangis tadi,” ujar Doddy.
(ams)