Kesaksian Korban Erupsi Gunung Marapi, Bertahan Hidup di Balik Batu Besar Menahan Luka Bakar
loading...
A
A
A
PADANGPANJANG - Puluhan pendaki gunung terperangkap dan menjadi korban saat terjadi erupsi di puncak Gunung Marapi yang berada di perbatasan Tanah Datar dan Agam, Sumatera Barat.
Kejadian ini menjadi kisah yang membuat trauma mendalam bagi para korban yang selamat dari kejadian tersebut. Seperti diceritakan salah satu korban selamat, Fadly yang saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Padang Panjang, Sumatera Barat.
Fadly menuturkan, beberapa saat usai letusan terjadi dia bersama empat rekannya berusaha berlindung di bawah batu besar di dekat cadas Gunung Marapi. Kondisinya saat itu mengalami luka bakar namun berupaya tetap bertahan hidup.
"Waktu itu kami mau turun bang, sekitar jam 3. Posisi kami waktu itu di cadas. Letusannya gak ada aba-aba,
jalan semenit itu saja. Ada banyak (pendaki) di atas," ujarnya.
Dia bersama rekannya berhasil selamat dan mencoba turun perlahan setelah letusan tersebut.
Fadly menceritakan, saat terjadi letusan batu-batu pada jatuh dari puncak gunung.
"Kayak dilempar-lempar gitu, jatuh dan sakit kena badan. Hawa panasnya berasa," ujarnya.
Setelah letusan dan hujan batu serta awan panas mereda, dia mencoba turun dan mendapatkan sinyal HP, dia mengontak pihak Posko Marapi untuk membertahukan tentang keberadaan posisi. Hingga akhirnya tim evakuasi berhasil menyelamatkan mereka.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Yulia Rahmah, kakak dari rofik yang juga rekan Fadly saat mendaki.
Adiknya Rofik sempat menghubungi via handphone beberapa menit sebelum kejadian.
Dokter RSUD Padang Panjang, Mardin Nova menjelaskan, kondisi Fadly dan beberapa teman yang dirawat di RSUD Padang Panjang mengalami luka kabar sekitar 10-15 persen dan masih dilakukan perawatan intensif.
Hingga saat ini tim SAR gabungan masih melaku proses evakuasi korban.
Dari data terakhir lima korban meninggal yang telah berhasil dievakuasi dan teridentifikasi dan sudah dibawa pihak keluarga mereka untuk disemayamkan.
Kejadian ini menjadi kisah yang membuat trauma mendalam bagi para korban yang selamat dari kejadian tersebut. Seperti diceritakan salah satu korban selamat, Fadly yang saat ini masih menjalani perawatan intensif di RSUD Padang Panjang, Sumatera Barat.
Fadly menuturkan, beberapa saat usai letusan terjadi dia bersama empat rekannya berusaha berlindung di bawah batu besar di dekat cadas Gunung Marapi. Kondisinya saat itu mengalami luka bakar namun berupaya tetap bertahan hidup.
"Waktu itu kami mau turun bang, sekitar jam 3. Posisi kami waktu itu di cadas. Letusannya gak ada aba-aba,
jalan semenit itu saja. Ada banyak (pendaki) di atas," ujarnya.
Dia bersama rekannya berhasil selamat dan mencoba turun perlahan setelah letusan tersebut.
Fadly menceritakan, saat terjadi letusan batu-batu pada jatuh dari puncak gunung.
"Kayak dilempar-lempar gitu, jatuh dan sakit kena badan. Hawa panasnya berasa," ujarnya.
Setelah letusan dan hujan batu serta awan panas mereda, dia mencoba turun dan mendapatkan sinyal HP, dia mengontak pihak Posko Marapi untuk membertahukan tentang keberadaan posisi. Hingga akhirnya tim evakuasi berhasil menyelamatkan mereka.
Hal yang sama juga disampaikan oleh Yulia Rahmah, kakak dari rofik yang juga rekan Fadly saat mendaki.
Adiknya Rofik sempat menghubungi via handphone beberapa menit sebelum kejadian.
Dokter RSUD Padang Panjang, Mardin Nova menjelaskan, kondisi Fadly dan beberapa teman yang dirawat di RSUD Padang Panjang mengalami luka kabar sekitar 10-15 persen dan masih dilakukan perawatan intensif.
Hingga saat ini tim SAR gabungan masih melaku proses evakuasi korban.
Dari data terakhir lima korban meninggal yang telah berhasil dievakuasi dan teridentifikasi dan sudah dibawa pihak keluarga mereka untuk disemayamkan.
(shf)