Update Dampak Gempa 6,9 SR, Empat Meninggal, 2.935 Rumah Rusak

Minggu, 17 Desember 2017 - 16:32 WIB
Update Dampak Gempa 6,9 SR, Empat Meninggal, 2.935 Rumah Rusak
Update Dampak Gempa 6,9 SR, Empat Meninggal, 2.935 Rumah Rusak
A A A
JAKARTA - Jumlah data korban dan kerusakan rumah serta bangunan akibat gempa 6,9 SR yang mengguncang Jawa Barat bagian selatan pada Jumat (15/12/2017) malam terus bertambah.

Kepala Pusat Data Informasi dan Humas Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Sutopo Purwo Nugroho, berdasarkan data sementara pada Minggu (17/12/2017) pukul 14.30 WIB, dampak gempa menyebabkan empat orang meninggal dunia, 11 orang luka berat, 25 orang luka ringan, 451 rumah rusak berat, 579 rumah rusak sedang, dan 1.905 rumah rusak ringan.

Selain itu, terdapat kerusakan 46 unit sekolah/madrasah, 38 unit tempat ibadah, sembilan kantor, dan empat rumah sakit dan puskesmas. Sebanyak 200 orang mengungsi di Kecamatan Pamarican, Kabupaten Ciamis.

"Gempa tidak merusak sarana dan prasarana umum yang vital seperti jalan raya, jembatan, utilitas listrik, utilitas air minum, dan lainnya. Pendataan masih dilakukan. Diperkirakan jumlah kerusakan akan bertambah," ujarnya.

Sutopo menambahkan, korban meninggal adalah Hj. Dede Lutfi (60), warga Ciamis tertimpa bangunan; Masiah (55), warga Ciamis yang terkena serangan jantung saat gempa; Aminah (80), warga Kota Pekalongan tertimpa bangunan roboh; dan Fatimah (34), warga Bantul yang jatuh saat gempa dan meninggal di rumah sakit. "Korban meninggal telah dimakamkan. Pemerintah akan segera memberikan santunan dukacita," ujarnya dalam rilis.

Daerah yang paling parah mengalami kerusakan terdapat di empat daerah yaitu Kota Tasikmalaya, Kabupaten Tasikmalaya, Kabupaten Ciamis, dan Kabupaten Pangandaran. Daerah ini paling dekat dengan episentrum gempa sehingga intensitas gempa dirasakan V-VI MMI (sedang hingga kuat). "Bupati/Wali Kota di keempat daerah ini telah menetapkan status keadaan tanggap darurat penanganan gempa bumi selama tujuh hari terhitung 16/12/2017 hingga 22/12/2017, yang dapat diperpanjang sesuai dengan situasi di lapangan."

Sutopo menambahkan, penanganan darurat terus dilakukan. Kepala BNPB Willem Rampangilei telah melakukan rapat koordinasi dengan para Kepala Daerah, BPBD, Kementerian Sosial, dan aparat setempat di Tasikmalaya dan Ciamis. Empat prioritas yang perlu ditangani adalah penambahan bantuan logistik, perbaikan pemukiman yang rusak, bantuan pendanaan, dan perbaikan kerusakan sarana prasarana umum.

"Bantuan logistik dari BNPB akan diberikan kepada daerah yang telah menetapkan tanggap darurat. BNPB menyerahkan dana siap pakai Rp250 juta kepada empat daerah yang telah menetapkan tanggap darurat untuk operasional selama masa tanggap darurat.

Menurut Sutopo, bantuan mendesak yang diperlukan masyarakat saat ini adalah hunian sementara (huntara), tenda, relawan untuk membersihkan material bangunan yang rusak, permakanan, trauma healing, tukang, bahan material bangunan, dan lainnya.
(zik)
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
berita/ rendering in 0.7009 seconds (0.1#10.140)