Kisah Kedekatan Pangeran Diponegoro dengan Raden Ronggo Jadi Inspirasi Perlawanan ke Belanda

Kamis, 16 November 2023 - 05:56 WIB
loading...
Kisah Kedekatan Pangeran Diponegoro dengan Raden Ronggo Jadi Inspirasi Perlawanan ke Belanda
Perjuangan Pangeran Diponegoro dalam perlawanan terhadap Belanda terinspirasi dari keberanian Raden Ronggo Prawirodirjo III. Foto/Istimewa
A A A
Perjuangan Pangeran Diponegoro dalam perlawanan terhadap Belanda terinspirasi dari keberanian Raden Ronggo Prawirodirjo III. Sosok ini cucu dari Raden Ronggo Prawirodirjo I yang berperan dalam Perang Gianti, perang Mangkubumi dan pasukan VOC Belanda.

Agaknya keluarga Raden Ronggo Prawirodirjo I memang cukup memiliki pengaruh ketika Perang Jawa antara pasukan Pangeran Diponegoro dengan Belanda. Keluarga Bupati Madiun turun temurun memberikan perlawanan ke Belanda sejak Raden Ronggo Prawirodirjo I.

Bahkan Sentot atau bernama asli Raden Tumenggung Notoprawiro ini menjadi salah satu panglima kavaleri pasukan Pangeran Diponegoro. Sosok Sentot sejak kecil sendiri telah dekat Pangeran Diponegoro.



Sebab ibunya yang meninggal dunia membuatnya diasuh oleh kakak perempuan dari ibu yang berbeda, yakni Raden Ayu Maduretno. Ketika usianya baru 17 tahun pada Agustus 1826, konon Sentot menerima gelar Ali Basah.

Hal itu sebagaimana dikutip dari “Banteng Terakhir Kesultanan Yogyakarta: Riwayat Raden Ronggo Prawirodirjo III dari Madiun Sekitar 1779 – 1810”. Gelar itu diambil dari istilah Turki “Ali Pasha (al-Basha al- 'Ali/Pasha yang Mulia)”

Atau dari nama Muhammad Ali Pasha, penguasa Mesir (1805-49), gubernur atau wakil (pasha) terkemuka Kesultanan Turki Utsmani awal abad ke-19.13 Sentot menjadi seorang di antara panglima kavaleri Diponegoro yang paling hebat selama Perang Jawa.

Tetapi menyerah kepada Belanda pada 16 Oktober 1829 akibat keadaan militer yang semakin sulit. Sentot, putra Raden Ronggo III lain yang ikut serta mendukung perjuangan Pangeran Diponegoro selama Perang Jawa adalah Raden Tumenggung Notodirjo.



Kemudian usai 1826 bergelar Basah Iman Muhammad Ngabdulkamil atau "Gusti Basah" meninggal karena terluka dalam pertempuran pada awal Agustus 1828.14 Dukungan perjuangan selama Perang Jawa didasari kedekatan Pangeran Diponegoro dengan keluarga Raden Ronggo.

Selain itu, terdapat jalinan pernikahan antara Pangeran Diponegoro dan putri Raden Ronggo bernama Raden Ayu Maduretno, yang dinikahi sekitar September 1814) serta kerabat almarhum bupati wedana, Raden Ayu Retnoningsih (sekitar 1810-85).

Putri adik Ronggo, Raden Tumenggung Sumoprawiro (pasca-1812, Bu- pati Keniten, Madiun).Hal ini juga tidak lepas dari kekaguman sang pangeran terhadap mertuanya itu. Hal tersebut diabadikan oleh sang pangeran dalam babad karyanya.

Dalam Babad Dipanegara versi Manado, Pangeran Diponegoro menuliskan "saicale Raden Rongga/nenggih nagri Ngyayogya /wus tan ana banthengipun"(setelah lenyapnya Raden Ronggo /sebetulnya kerajaan Yogyakarta / sudah tak punya lagi seorang pelaga.



Kata bantheng secara harfiah berarti "banteng", tetapi dapat diterjemahkan secara perumpamaan sebagai "pelaga".

Nyatanya, rujukan "banteng" cocok mengingat lambang tradisional Kota Madiun dan keluarga bupati utamanya adalah seekor banteng hitam dengan punuk besar yang berbaring di puncak tiang persegi empat di simpang empat.

Raden Ronggo ketika memimpin perlawanan terhadap pemerintah kolonial Belanda nyaris seusia dengan Pangeran Diponegoro, seorang bangsawan muda Yogyakarta yang tercerahkan.

Raden Ronggo dikenal memiliki jaringan erat dengan berbagai kelompok Islam-Jawa di wilayahnya dan siap terjun berjuang, daripada wafat menyedihkan sebagai seorang tawanan penguasa Eropa.

Raden Ronggo menjadi panutan bagi Pangeran Diponegoro ketika dia menghadapi situasi ekonomi dan politik yang serupa di jantung Jawa tengah-selatan dalam dasawarsa menjelang Perang Jawa.

Dalam banyak hal, Raden Ronggo adalah seorang kesatria, pangeran wirayuda. Dengan demikian, tidak mengherankan bahwa Diponegoro telah memperlakukan Raden Ronggo sebagai "saudara sedarah" dan "pahlawan terakhir" Kesultanan Yogyakarta.
(ams)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1595 seconds (0.1#10.140)