Kebengisan Amangkurat II dan VOC Belanda Habisi Pemberontakan Trunojoyo

Minggu, 12 November 2023 - 20:03 WIB
loading...
Kebengisan Amangkurat...
Pemberontakan Trunojoyo terhadap Mataram telah membuat Sultan Mataram Amangkurat II murka. Foto/Ist
A A A
Wilayah Kediri Jawa Timur yang menjadi benteng atau pusat perlawanan Trunojoyo atau Trunajaya terhadap kekuasaan Mataram, dikepung pasukan gabungan VOC Belanda dan Jawa dari berbagai penjuru.

Pemberontakan Trunojoyo terhadap Mataram telah membuat Sultan Mataram Amangkurat II murka. Trunojoyo berhasil mendongkel Amangkurat I dan bahkan memaksa raja Jawa itu terbirit-birit meninggalkan istana dan kemudian meninggal dunia.

Sebagai penerus kekuasaan Amangkurat I, Amangkurat II bertekad untuk segera mengakhiri sepak terjang bangsawan asal Pulau Madura itu.

Koalisi dengan kolonial Belanda pun dibangun. Persekutuan keraton Mataram-VOC Belanda pada September 1677 itu dituangkan dalam Perjanjian Jepara, yakni isinya Mataram bersedia menyerahkan kawasan pesisir Utara kepada VOC Belanda.



Tak heran, penyerbuan besar-besaran pasukan gabungan Jawa dan VOC Belanda terhadap benteng pertahanan Trunojoyo di Kediri bertolak dari pesisir Jepara, Jawa Tengah.

“Pada Senin 5 September 1678, untuk pertama kali dalam sejarah VOC di Jawa sebuah pasukan Belanda bergerak dari Jepara menuju pedalaman Jawa,” demikian dikutip dari buku Antara Lawu dan Wilis (2021).

Dengan pertimbangan jalur terpendek, awalnya ekspedisi militer akan sepenuhnya mengambil rute Surabaya melalui jalur laut dan kemudian langsung menusuk ke pusat pertahanan Trunojoyo di Kediri.

Namun Amangkurat II meminta penyerbuan Trunojoyo sebaiknya juga melalui jalur darat, yakni melalui Demak, Grobogan, Jipang (sekarang Bojonegoro dan sekitarnya) dan kemudian menuju ke Kediri melalui lembah Sungai Brantas.



Pasukan diharapkan bergerak dari sisi Barat dan pedalaman Selatan yang merupakan wilayah mancanegara.

Amangkurat II berpandangan wilayah yang dilintasi ekspedisi militer, yakni terutama mereka yang sebelumnya masih ragu-ragu, akan kembali mengakui kedaulatan Mataram.

“Sunan (Amangkurat II) merasa bahwa perjalanan pasukan melalui distrik-distrik pedalaman akan membuat musuh dan para partisan Kajoran akan mengakui kedaulatan Mataram”.

Amangkurat II benar. Sepanjang perjalanan menuju Kediri, jumlah pasukan gabungan Jawa dan VOC semakin bertambah besar. Pengaruh dari pergerakan pasukan dan kampanye membuat banyak pemimpin-pemimpin lokal turut bergabung.

Pada 28 September 1678 ekspedisi militer di mana Amangkurat II turut serta berkuda disamping Anthonio Hurdt, yakni pimpinan pasukan VOC, tiba di perbatasan antara Surakarta dan Madiun.

Pada 5 Oktober 1678, pasukan Hurdt tiba di wilayah Maospati (sekarang Magetan) untuk menanti kedatangan pasukan Kapten Francois Tack yang bergerak dari Solo dengan empat kompi pasukan.

Kapten Tack memimpin 214 kepala serdadu VOC dan seribu orang prajurit Jawa. Dalam ekspedisi militer ini pasukan juga diiringi 800 gerobak sapi bermuatan logistik atau barang-barang yang dikawal dari Surabaya.

Pada detik-detik semakin mendekati wilayah Kediri, sempat muncul usulan dari komandan prajurit Jawa (Mataram) melalui surat yang intinya untuk membakar habis Kertosono, Kamagetan (Magetan) dan Caruban (Madiun).

Namun usulan itu ditolak mentah-mentah oleh Anthonio Hurdt. Pasukan gabungan Mataram dan VOC terus bergerak menuju ke Kediri. Tiba di wilayah Singkal (Saat ini Nganjuk), pasukan berhenti di tepi Sungai Brantas cukup lama.

Pada November 1678, ekspedisi militer yang dipimpin Kapten Tack melakukan penyerbuan besar-besaran di Kota Kediri. Semua dirampok dan dijarah. Benteng-benteng pertahanan Trunojoyo dihancurkan. Kediri berhasil diambil alih oleh Mataram dan VOC Belanda.

Trunojoyo bersama rombongan kecil berhasil meloloskan diri ke arah Selatan, namun tidak berlangsung lama berhasil diringkus. Trunojoyo yang diiringi dua istrinya digelandang menuju Istana Amangkurat II di Surabaya.

Pada 2 Januari 1860 Trunojoyo dihukum mati. Dalam lukisan tahun 1890 yang didokumentasikan oleh KITLV, Raja Amangkurat II menusuk dada Trunojoyo dengan keris Kiai Blabar hingga tewas.

Eksekusi mati itu tragisnya dilakukan di depan istri Trunojoyo dan perwira VOC Belanda.
(hri)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Lanjut Baca Berita Terkait Lainnya
Berita Terkait
Taktik Cerdik Pedagang...
Taktik Cerdik Pedagang Asing Hindari Penguasaan VOC Belanda dengan Manfaatkan Perahu Kecil
Pertempuran Melelahkan...
Pertempuran Melelahkan VOC Belanda dengan Gabungan Pasukan Madiun Raya di Pegunungan Wilis
Mengenal Ekspedisi Hongi...
Mengenal Ekspedisi Hongi yang Buat Pattimura dan Rakyat Maluku Melawan Belanda
Asal-muasal VOC Berkantor...
Asal-muasal VOC Berkantor di Wilayah Kekuasaan Mataram yang Kaya Hasil Hutan Jati
Kisah Perebutan Monopoli...
Kisah Perebutan Monopoli Perdagangan Cengkeh Spanyol dan VOC Belanda di Maluku
Kisah Pengkhianatan...
Kisah Pengkhianatan Sultan Haji Terhadap Sultan Ageng Tirtayasa, Tertipu Bujukan VOC
Amukan Untung Surapati...
Amukan Untung Surapati yang Haus Darah Membuat VOC Belanda Kalang Kabut
Kisah Perlawanan Raden...
Kisah Perlawanan Raden Mas Said hingga Menyerah ke VOC Belanda setelah Perjanjian Salatiga
Ambisi Amangkurat I...
Ambisi Amangkurat I Bangun Istana Megah Mataram yang Tertunda Akibat Huru-hara Internal
Rekomendasi
Popularitas Kate Middleton...
Popularitas Kate Middleton Menurun, Warga Amerika Lebih Menyukai Pangeran Harry
Menkomdigi Sebut Status...
Menkomdigi Sebut Status Seskab Berlandaskan Kewenangan Konstitusional
Jakarta Masuk Puncak...
Jakarta Masuk Puncak Daftar Kota Dunia yang Akan Hadapi Banjir Dahsyat
Berita Terkini
Profil Irjen Pol Nanang...
Profil Irjen Pol Nanang Avianto, Alumni Akpol 1990 dengan Karier Mentereng Jadi Kapolda Jatim
3 jam yang lalu
Kanit PPA Polrestabes...
Kanit PPA Polrestabes Makassar Minta Rp10 Juta ke Pelaku Pelecehan, Rp5 Juta untuk Korban dan Rp5 Juta Iptu HR
5 jam yang lalu
5 Hal Menarik dari Prabu...
5 Hal Menarik dari Prabu Siliwangi, Mulai dari Asal Usul hingga Mitos Macan Putih
5 jam yang lalu
Kisah Bripka Joko Hadi,...
Kisah Bripka Joko Hadi, Polisi Penggali Kubur Sukarela Selama 23 Tahun bagi Warga Kurang Mampu
5 jam yang lalu
Kronologi Fidya Kamalindah...
Kronologi Fidya Kamalindah Atlet Taekwondo Nasional asal Bandung Hilang 10 Tahun
11 jam yang lalu
Kasus Korupsi Pabrik...
Kasus Korupsi Pabrik Gula Asembagus, Kortas Tipikor Mabes Polri Geledah Kantor PTPN 1 Surabaya
11 jam yang lalu
Infografis
Rencana AS Keluar dari...
Rencana AS Keluar dari NATO dan PBB Didukung Elon Musk
Copyright ©2025 SINDOnews.com All Rights Reserved