Harga Pangan Selangit, Emak-emak di Cimahi Menjerit

Kamis, 02 November 2023 - 19:49 WIB
loading...
Harga Pangan Selangit, Emak-emak di Cimahi Menjerit
Harga bahan pangan strategis yang mengalami kenaikan seperti terpantau di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Kamis (2/11/2023). Foto/MPI/Ferry Bangkit Rizki
A A A
CIMAHI - Harga bahan pangan strategis yang mengalami kenaikan membuat emak-emak di Kota Cimahi, Jawa Barat menjerit. Harga pangan utama terutama bumbu dapur hingga beras terpantau masih mahal menjelang tahun politik ini.

Seperti yang terpantau di Pasar Atas Baru, Kota Cimahi, Kamis (2/11/2023). Harga beras premium yang masih bertahan diangka 15.000 per kilogram, padahal tepatnya sebelum kemarau panjang pedagang masih menjual sekitar Rp11.000-an per kilogram.



Begitupun untuk beras medium yang masih bertahan tinggi yakni Rp13.500-14.000 per kilogram. Padahal sebelumnya hanya Rp9.000-10.000 per kilogram.

"Pokoknya mulai naik itu selama musim kemarau sampai sekarang masih tinggi, paling sedikit. Tapi nggak sampe ke harga awal sebelum kemarau," ungkap Agus (50), salah seorang pedagang.



Agus tak mengetahui secara detail penyebab masih tingginya beras hingga saat ini, padahal ketersediaannya sangat mencukupi.

Namun yang jelas, kata dia, mahalnya harga beras ini membuat konsumen banyak yang mengurangi pembelian.



"Kalau pasokan mah aman. Tapi kondisinya memang sekarang banyak masyarakat yang mengurangi pembelian. Misalnya yang biasa beli 5 kilogram sekarang beli 2 kilogram," kata Agus.

Bukan hanya beras, bahan pokok seperti sayuran hingga berbagai jenis cabai kini cenderung mengalami kenaikan, yang tentunya membuat emak-emak tepok jidat.

Misalnya saja harga cabai rawit merah yang kini masih dijual Rp80.000 per kilogram, padahal normalnya Rp40.000 per kilogram.

"Dua hari lalu malah sempet Rp100 ribu per kilogram, sekarang turun jadi Rp80 ribu per kilogram. Tapi itu masih mahal karena biasanya Rp40 ribu per kilogram. Cabe kriting hijau juga sama sekarang Rp80 ribu per kilogram, awalnya Rp50 ribu per kilogram," ungkap Noneng Juariah (52), salah seorang pedagang.

Begitupun harga sayuran lainnya yang saat ini harganya begitu mahal. Sebut saja labu siam yang harganya diluar nalar, yakni mencapai Rp18 ribu per kilogram, padahal normalnya Rp12 ribu per kilogram.

Harga burkoli juga meroket tajam dari Rp12 ribu per kilogram naik menjadi Rp28 ribu per kilogram.

"Buncis juga sekarang naiknya tinggi, biasanya Rp5 ribu sekarang jadi Rp30 ribu per kilorgam. Kangkung juga biasanya Rp40 ribu per koli sekarang jadi Rp70 ribu per koli," terang Noneng.

Dirinya menduga tingginya harga bumbu dapur dan sayuran ini dikarenakan kemarau panjang, yang membuat hasil panen para petani menjadi kurang maksimal.

"Kayanya karena kemarau jadi hasil panennya kurang, pasokan ke pasarnya juga kurang," ucap dia.

Harga-harga bahan pokok strategis yang begitu mahal tentunya memberatkan bagi masyarkat Kota Cimahi ditengah perekonomian yang semakin sulit. Dewi Yuliani (36) warga asal Kelurahan Citeureup, Kecamatan Cimahi Utara di antaranya.

Dia mengatakan, tingginya harga pangan dapur saat ini sangat berpengaruh terhadap usaha kecil-kecilan yang dirintisnya.

Dewi Yuliani mengatakan, kondisi saat ini memang cukup sulit dan membuatnya dilema. Ia terpaksa mengurangi porsi dagangannya imbas tingginya harga bahan-bahan pokok.

"Saya milih ngurangin porsi bahan baku kaya bumbu atau misalnya porsi ayamnya dikurangi. Soalnya kalau naikin harga ke konsumen gak berani, nanti komplain," ujar Dewi.

Dia berharap ke depan harga-harga kebutuhan pokok ini bisa dikendalikan pemerintah. "Iya pengennya harga semuanya turun lagi, murah lagi. Soalnya harga-harga sekarang sangat memberatkan bagi saya pribadi," ujarnya.
(shf)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2037 seconds (0.1#10.140)