Brutal! 5 Tenaga Kesehatan yang Menangani Warga Korban Bencana Kelaparan di Yahukimo Diserang KKB

Rabu, 01 November 2023 - 19:42 WIB
loading...
Brutal! 5 Tenaga Kesehatan yang Menangani Warga Korban Bencana Kelaparan di Yahukimo Diserang KKB
Lima orang tenaga kesehatan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes), yang tengah melayani kesehatan masyarakat korban kelaparan di Yahukimo, diserang Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB). Foto/Ist.
A A A
YAHUKIMO - Aksi penyerangan secara brutal dilakukan anggota K elompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Yahukimo, Papua Pegunungan. Serangan brutal KKB ini, menimpa lima tenaga kesehatan yang tengah melayani masyarakat korban bencana kelaparan di wilayah Kabupaten Yahukimo.



Serangan brutal itu menimpa lima orang tenaga kesehatan dari Kementrian Kesehatan (Kemenkes), pada Selasa (31/10/2023). Kelima tenaga kesehatan yang menjadi korban serangan brutal KKB tersebut, adalag Ferdinandus Suweni, Adrianus Erdwarder Harapan, Sandi Ransa Angganita Mandowen, dan Danur Widuran.



Kelima tenaga kesehatan korban serangan brutal KKB ini, sedang menjalankan tugas dari Kemenkes untuk melayani masyarakat korban bencana kelaparan di Distrik Amuma, Kabupaten Yahukimo. Mereka berada distrik tersebut, sejak Senin (30/10/2023).



Danur Widuran, salah satu tenaga kesehatan yang menjadi korban serangan brutal KKB, mengaku bersama empat rekannya diminta untuk memberikan pelayanan kesehatan, yang dimungkinan bagi masyarakat di wilayah itu.

Lebih lanjut Danur mengatakan, awalnya pelayanaan kesehatan berjalan baik-baik saja, namun lantaran pesawat yang harusnya menjemput mereka tidak kunjung datang, akhirnya mereka memutuskan untuk menginap. Pada keesokan harinya, mereka mendapatkan serangan brutal dari KKB.

"Saat pelayanan kami aman-aman saja, kami baik-baik saja, tidak ada masalah. Disaat menginap, pagi kami menunggu pesawat, pesawat tidak datang, disitulah kami diserang," jelas Danur.

Angganita Mandowen mengungkapkan, saat pesawat tak ada tanda-tanda datang, empat rekannya memutuskan untuk mengecek ke SSB sementara dirinya berada di Puskesmas. Saat itu, sekitar 30 orang diduga KKB datang dari arah ujung bandara (lapangan terbang).

"Memang situasi sudah tidak seperti biasa. Mereka turun, kami lagi di dalam rumah perawat, mereka (KKB) dari ujung bandara sudah berteriak, saya bilang masuk semua satu kamar tidak boleh ada yang keluar," katanya.



Namun, salah satu korban atas nama Adrianus panik dan melompat ke luar jendela yang akhirnya ia mendapat penganiayaan dengan dipotong di bagian tangan. Setelah Adrianus ditangkap, kelima korban dikumpulkan di tengah lapangan terbang dan diinterogasi.

Angganita Mandowen melanjutkan, ia bersama keempat tenaga kesehatan lainnya dicurigai sebagai intelijen. Hal ini diutarakan sendiri oleh salah satu pelaku, yang menanyakan dan meminta KTP para korban. Di saat bersamaan, kelima tenaga kesehatan juga dianiaya.

"Mereka (pelaku) kaget, saat saya ke luar dengan atribut masyarakat. Lalu mereka bertanya 'kalian menyamar?'. Saya bilang tidak, kami memang orang kesehatan, kami tidak menyamar," tururnya.

"Rekan-rekan saya ditendang, dipukul, saya mencoba halau, jadi saya juga kena tendang. Mereka lalu meminta KTP, puji Tuhan dengan identitas yang kami kumpulkan, kami semua tidak dibunuh," ucapnya.

Dalam interogasi itu, para pelaku sempat mengaku sebagai bagian dari KKB Kodap XVI Yahukimo. "Saat menganiaya kami, mereka sempat bilang dari Batalyon Silimo Kodap XVI," katanya.



Anggota KKB yang melakukan serangan brutal terhadap para tenaga kesehatan ini, juga menanyakan maksud pemerintah mengirim bantuan bahan makanan ke Amuma. Kelompok itu membantah warga di Amuma menderita kelaparan.

Bupati Yahukimo, Didimus Yahuli mengaku sangat kecewa dengan aksi penyerangan terhadap para tenaga kesehatan tersebut. Dia menegaskan, para tenaga kesehatan menjalankan tugas yang mulia.

Selain kecewa dengan serangan brutal terhadap tenaga kesehatan tersebut, Didimus juga memastikan bahwa pelaku bukan masyarakat Amuma. "Saya mengutuk perbuatan keji ini, tadi saya sudah turun langsung ke Amuma, pelaku bukan masyarakat di sana. Keadaan di Amuma baik," tegasnya.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2369 seconds (0.1#10.140)