Ludrukan di Pasar Tradisional, Meimura Ajak Patuhi Protokol Kesehatan

Rabu, 05 Agustus 2020 - 15:12 WIB
loading...
Ludrukan di Pasar Tradisional,...
Meimura mengenakan kostum Ludruk dan alat pelindung diri (APD) ketika aksi pentas Monolog Ludruk di Pasar Tradisional Manyar, Surabaya, Rabu (5/8/2020). Foto/SINDONews/Ali Masduki
A A A
SURABAYA - Seniman Surabaya , Meimura, tak henti-hentinya mengampanyekan bahaya virus Corona atau COVID-19. Jika selama ini dirinya berkampanye lewat pementasan dari rumah saja dan disiarkan melalui media daring, kali ini Meimura turun langsung di tengah-tengah masyarakat.

Cara kampanye yang dilakukan Merimura tetap sama. Yakni dengan mementaskan monolog Ludruk. Mengusung lakon Besut Rusmini, seniman kawakan ini blusukan di Pasar Tradisional Manyar, di kawasan Jalan Menur Surabaya. Dia mengingatkan masyarakat, baik pedagang dan pembeli supaya tidak lengah saat beraktivitas di tengah pandemi COVID-19. (Baca juga: Monolog Pakai Hazmat, Seniman Meimura Ingatkan Ancaman Corona Saat New Normal )

"Bapak dan Ibu jangan lupa pakai maskernya, itu adalah senjata lawan Corona. Bapak dan Ibu jangan lupa cuci tangan, itu adalah senjata lawan Corona. Bapak dan Ibu jangan lupa jaga jarak, itu adalah senjata lawan Corona," pesan Meimura lewat tembang khas Surabaya.(Baca juga: Patroli Masker, Risma Kelelahan hingga Dipapah ke Mobil )

Meimura mengatakan, pasar tradisional merupakan tempat paling rawan penularan virus Corona. Hal itu lantaran padatnya lalu lalang masyarakat baik para pedagang dan pembeli. "Terkadang saat mereka sedang asik jual beli, mereka lengah," ucap dia.

Pentolan Teater Ragil Surabaya ini berharap meskipun kepala daerah sudah berusaha keras melawan Corona, namun semua pihak juga harus ikut terus menggencarkan kampanye pencegahan Corona sesuai bidangnya masing-masing. "Dengan cara demikian saya kira kita bisa terhindar walau pun aktivitas sehari-hari masih dapat dilakukan supaya ekonomi tetap berjalan," kata dia.

Di sisi lain, kata dia, bangsa ini akan mendapat anugerah berupa bonus demografi. Sementara saat ini khususnya Kota Surabaya berada dalam zonasi yang sempat dinyatakan zona hitam. Bila ini berlanjut maka juga akan mengancam generasi yang nantinya menjadi tulang punggung bangsa dan negara pada 10-15 tahun yang akan datang.

"Mudah-mudahan Surabaya semakin baik. Surabaya adalah Kota Pahlawan, maka jangan lupa pakai maskernya. Karena kita adalah penduduk yang paham kesehatan," kata dia.
(nth)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1933 seconds (0.1#10.140)