Kemarau Panjang, Ribuan Warga Mojokerto Terancam Krisis Air Bersih
loading...
A
A
A
Sedangkan di Kecamatan Trawas, krisis air bersih selalu dirasakan warga Desa Duyung. Di desa ini, sebanyak 509 jiwa dengan jumlah 277 kepala keluarga (KK) selalu menggantungkan bantuan pemerintah untuk suplai air bersih setiap musim kemarau tiba. Kondisi ini, bahkan sudah terjadi sejak bertahun-tahun.
"Sudah sejak lama, karena warga di sana memang mengandalkan air tadah hujan. Sebab tidak ada sumber mata air yang bisa dijangkau oleh warga sekitar," imbuhnya.
Zaini pun menyatakan, kemarau kali ini sepertinya bakal berlangsung lebih lama dibandingkan tahun 2019 silam. Untuk itu, ia mengimbau kepada warga yang masuk dalam peta kekeringan saat musim kemarau, harus bersiap diri sejak dini.
"Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat, saat ini memang sudah memasuki musim kemarau. Prediksinya memang lebih lama. Untuk itu kami sudah melakukan pemetaan agar krisis air bersih yang dialami warga bisa diatasi," tandas Zaini.
"Sudah sejak lama, karena warga di sana memang mengandalkan air tadah hujan. Sebab tidak ada sumber mata air yang bisa dijangkau oleh warga sekitar," imbuhnya.
Zaini pun menyatakan, kemarau kali ini sepertinya bakal berlangsung lebih lama dibandingkan tahun 2019 silam. Untuk itu, ia mengimbau kepada warga yang masuk dalam peta kekeringan saat musim kemarau, harus bersiap diri sejak dini.
"Sesuai prediksi Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) pusat, saat ini memang sudah memasuki musim kemarau. Prediksinya memang lebih lama. Untuk itu kami sudah melakukan pemetaan agar krisis air bersih yang dialami warga bisa diatasi," tandas Zaini.
(msd)