Misteri Gelar Prabu Siliwangi, Sebutan Raja Padjajaran Penguasa Tanah Sunda
loading...
A
A
A
Nama Prabu Siliwangi terkenal salah satu raja termasyur di tanah Sunda. Sosoknya menjadi salah satu raja yang disegani ketika memimpin Kerajaan Padjajaran. Pasalnya kerajaan yang menjadi warisan tertua di Pulau Jawa bagian barat ini begitu berjaya dan disegani di nusantara.
Nama Prabu Siliwangi masih menjadi misteri hingga saat ini. Beberapa referensi sejarah menyatakan, sosoknya identik satu nama orang saja, yakni Sri Baduga Maharaja. Tetapi sejarawan dari sumber lain yang menggoreskan nama Prabu Siliwangi ini tidaklah satu orang saja.
Sejarawan Prof. Ayatrohaedi mengungkap gelar Prabu Siliwangi didapatkan delapan raja. Hal ini dilatarbelakangi naskah Wangsakerta dan Carita Parahiyangan, dikutip dari ”Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran”, tulisan Fery Taufiq El Jaquene.
Namun beberapa sejarawan dan peneliti hanya mengakui Sri Baduga Maharaja saja yang bergelar Prabu Siliwangi. Pendapat Prof. Ayatrohaedi mengacu pada kerajaan yang ada di Jawa yakni Prabu Brawijaya yang diberikan pada lima raja.
Gelar Prabu Siliwangi tidak disematkan kepada Mangkubumi Bunisora disebabkan ia seorang “Raja Penyelang”.Sosoknya memegang pemerintahan kerajaan disebabkan raja resminya bepergian.
Dengan mengikuti sumber Naskah Wangsakerta, berarti raja terbesar sejarah Kerajaan Sunda adalah Niskala Wastu Kancana bergelar sebagai Prabu Siliwangi I dan diakhiri oleh Suryakancana bergelar sebagai Prabu Siliwangi VIII.
Tetapi tidak mudah mengubah persepsi tersebut, karena sejauh ini masyarakat Sunda meyakini Prabu Siliwangi adalah gelar yang diberikan kepada Sri Baduga Maharaja saja.
Hal yang menguatkan persepsi masyarakat Sunda selama ini tentang gelar Prabu Siliwangi ditujukan kepada Sri Baduga Maharaja, adalah ia memiliki kekuasaan yang sama besarnya dengan Niskala Wastu Kancana (kakeknya).
Menurut carita puisi, kebesaran Sri Baduga Maharaja menjadikan masyarakat Sunda segan menyebut nama aslinya, maka juru pantun berinisiatif dengan memopulerkan sebutan Siliwangi sebagai sebutan sang raja.
Akhirnya nama itulah yang dikenal secara meluas dalam literatur Sunda.Naskah Wangsakerta pun mengungkapkan bahwa Prabu Siliwangi bukan nama asli seorang raja, tertera tulisan:
“Kawalya ta wwang Sunda lawan ika wwang Carbon mwang sakweh ira wwang Jawa Kulwan anyebuta Prabhu Siliwangi raja Pajajaran. Dedyeka dudu ngaran swaraga nira”,
Artinya: ”Hanya orang Sunda dan orang Cirebon serta semua orang Jawa Barat yang menyebut Prabu Siliwangi raja Pajajaran. Jadi nama itu bukan nama pribadinya”.
Nama Prabu Siliwangi masih menjadi misteri hingga saat ini. Beberapa referensi sejarah menyatakan, sosoknya identik satu nama orang saja, yakni Sri Baduga Maharaja. Tetapi sejarawan dari sumber lain yang menggoreskan nama Prabu Siliwangi ini tidaklah satu orang saja.
Sejarawan Prof. Ayatrohaedi mengungkap gelar Prabu Siliwangi didapatkan delapan raja. Hal ini dilatarbelakangi naskah Wangsakerta dan Carita Parahiyangan, dikutip dari ”Hitam Putih Pajajaran: Dari Kejayaan hingga Keruntuhan Kerajaan Pajajaran”, tulisan Fery Taufiq El Jaquene.
Namun beberapa sejarawan dan peneliti hanya mengakui Sri Baduga Maharaja saja yang bergelar Prabu Siliwangi. Pendapat Prof. Ayatrohaedi mengacu pada kerajaan yang ada di Jawa yakni Prabu Brawijaya yang diberikan pada lima raja.
Gelar Prabu Siliwangi tidak disematkan kepada Mangkubumi Bunisora disebabkan ia seorang “Raja Penyelang”.Sosoknya memegang pemerintahan kerajaan disebabkan raja resminya bepergian.
Dengan mengikuti sumber Naskah Wangsakerta, berarti raja terbesar sejarah Kerajaan Sunda adalah Niskala Wastu Kancana bergelar sebagai Prabu Siliwangi I dan diakhiri oleh Suryakancana bergelar sebagai Prabu Siliwangi VIII.
Tetapi tidak mudah mengubah persepsi tersebut, karena sejauh ini masyarakat Sunda meyakini Prabu Siliwangi adalah gelar yang diberikan kepada Sri Baduga Maharaja saja.
Hal yang menguatkan persepsi masyarakat Sunda selama ini tentang gelar Prabu Siliwangi ditujukan kepada Sri Baduga Maharaja, adalah ia memiliki kekuasaan yang sama besarnya dengan Niskala Wastu Kancana (kakeknya).
Menurut carita puisi, kebesaran Sri Baduga Maharaja menjadikan masyarakat Sunda segan menyebut nama aslinya, maka juru pantun berinisiatif dengan memopulerkan sebutan Siliwangi sebagai sebutan sang raja.
Akhirnya nama itulah yang dikenal secara meluas dalam literatur Sunda.Naskah Wangsakerta pun mengungkapkan bahwa Prabu Siliwangi bukan nama asli seorang raja, tertera tulisan:
“Kawalya ta wwang Sunda lawan ika wwang Carbon mwang sakweh ira wwang Jawa Kulwan anyebuta Prabhu Siliwangi raja Pajajaran. Dedyeka dudu ngaran swaraga nira”,
Artinya: ”Hanya orang Sunda dan orang Cirebon serta semua orang Jawa Barat yang menyebut Prabu Siliwangi raja Pajajaran. Jadi nama itu bukan nama pribadinya”.
(ams)