11 Agustus Mulai Penyuntikan Calon Vaksin COVID-19 Asal China

Selasa, 04 Agustus 2020 - 16:37 WIB
loading...
11 Agustus Mulai Penyuntikan Calon Vaksin COVID-19 Asal China
Ketua Tim Riset FK Unpad, Kusnandi Rusmil. Foto/SINDOnews/Agung Bakti Sarasa
A A A
BANDUNG - Penyuntikan perdana calon vaksin COVID-19 asal China, Sinovac kepada para relawan dijadwalkan dimulai 11 Agustus 2020 mendatang. Saat ini, tim riset uji klinis vaksin Sinovac tengah melakukan berbagai persiapan untuk memulai penelitian uji klinis vaksin tersebut.

(Baca juga: Ridwan Kamil Siap Disuntik Calon Vaksin COVID-19 asal China )

Ketua Tim Riset Fakultas Kedokteran Universitas Padjadjaran (FK Unpad), Profesor Kusnandi Rusmil menuturkan, pihaknya masih melakukan berbagai persiapan, termasuk melatih para petugas uji klinis . Menurutnya, persiapan uji klinis dilakukan secara matang sesuai aturan yang telah ditetapkan.

"Nanti tanggal 11 (11 Agustus 2020) mulai jalan full penyutikan pertama secara umum. Sekarang masih pelatihan untuk petugas karena tidak bisa sembarangan, ada aturannya, administrasinya harus jelas," ujar Kusnandi, Selasa (4/8/2020).

Menurut Kusnandi, hingga saat ini, baru 500 relawan yang mendaftar sebagai subjek uji klinis dari total relawan yang dibutuhkan sebanyak 1.620 relawan. Meski begitu, pihaknya yakin relawan yang dibutuhkan akan terpenuhi.

"Total dibutuhkan sekitar 1.620 relawan untuk uji klinis vaksin ini. Sekarang baru 500, tapi kan ini masih lama, masih akan bertambah (relawannya)," imbuhnya.

Kusnandi pun menyambut baik kesiapan Gubernur Jawa Barat, Ridwan Kamil dan jajaran Forum Komunikasi Pimpinan Daerah (Forkopimda) Jabar menjadi relawan uji klinis vaksin Sinovac.

(Baca juga: 3 Bulan Diterjang Banjir, Balita di Wajo Mulai Terserang Gatal )

Dia menyatakan, pihaknya terbuka menerima siapa pun yang ingin menjadi relawan atau subyek uji klinis selama memenuhi syarat, seperti minimal berusia 18 tahun dan maksimal berusia 59 tahun.

"(Gubernur menjadi relawan) Bisa, nanti yang akan mengkoordinir kepala dinas kesehatan nanti ada mekanismenya, nanti akan disuntiknya di Unpad," katanya.

Lebih lanjut Kusnandi mengatakan, setelah disuntik vaksin Sinovac, para relawan dapat beraktivitas seperti biasa. Bahkan, mereka pun dapat bepergian ke luar daerah. Sebab, vaksin Sinovac sama halnya dengan vaksin untuk anak-anak atau vaksin umrah pada umumnya.

"Kalau orang sehat disuntik vaksin mau kemana-mana juga boleh, anak-anak juga kan sudah divaksin itu jalan ke mana-mana tidak masalah, cuma pada waktu disuntiknya harus dalam keadaan sehat," terangnya.

Selain sehat, tambah Kusnandi, relawan harus berdomisili di Kota Bandung untuk memudahkan proses pemantauan selama penelitian dilakukan.

"(Bepergian) Boleh, kan kita pakai telepon (pemantauan), cuma dia harus orang Bandung, penduduk Bandung karena dia nanti pulang ke Bandung. Selama penelitian, dia akan dipantau, diambil darah, kemudian pada akhir penelitian diambil darah lagi," katanya.

(Baca juga: Anggota dan Pegawai DPRD Gresik di-Rapid Test, Ada yang Reaktif )

Sebelumnya, Gubernur Jabar yang juga Ketua Gugus Tugas Percepatan Penanggulangan COVID-19 Jabar, Ridwan Kamil menyatakan kesiapannya menjadi relawan vaksin Sinovac.

Dia menyatakan, kesiapannya menjadi subyk uji klinis vaksin tersebut untuk memberikan contoh yang baik kepada masyarakat sekaligus menambah keyakinan bahwa uji klinis itu akan berjalan lancar.

Selain dirinya, pria yang akrab disapa Kang Emil itu juga mengajak seluruh unsur Forkopimda Jabar yang memenuhi syarat untuk menjadi relawan uji klinis vaksin tersebut.

"Jika tidak ada halangan dari unsur kesehatan pribadi, maka saya dan Forkopimda akan menjadi relawan untuk pengetesan vaksin (COVID-19). Kalau pimpinannya juga melakukan (jadi relawan vaksin COVID-19), Insya Allah rakyatnya juga akan meyakini proses (uji klinis) vaksin ini berjalan dengan lancar," tutur Kang Emil dalam konferensi pers di Markas Kodam III Siliwangi, Kota Bandung, Senin (3/8/2020).

Diketahui, penelitian uji klinis vaksin Sinovac merupakan hasil kerja sama PT Bio Farma dan Tim Riset FK Unpad. Penelitian akan dipusatkan di enam titik di Kota Bandung, yakni RSP Unpad, Kampus Unpad Dipatikukur, Puskesmas Sukapakir, Puskesmas Ciumbuleuit, Puskesmas Garuda, dan Puskesmas Dago.
(eyt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1337 seconds (0.1#10.140)