Tekan Kerugian Petani, Mahasiswa Bandung Kembangkan Teknologi Penyiraman Berbasis IoT

Kamis, 05 Oktober 2023 - 13:25 WIB
loading...
Tekan Kerugian Petani,...
Mahasiswa STMIK AMIK Bandung mengembangkan teknologi penyiraman tanaman berbasis Internet of Think (IoT) yang dikendalikan lewat gawai. Foto/Istimewa
A A A
BANDUNG - Mahasiswa STMIK AMIK Bandung berhasil mengembangkan teknologi penyiraman tanaman berbasis Internet of Think (IoT) yang dikendalikan jarak jauh lewat gawai. Teknologi ini diaplikasikan ke pertanian secara real dan terbukti mampu menekan potensi kerugian petani.

Mahasiswa STMIK AMIK Bandung Rizal yang mengembangkan teknologi penyiraman tanaman ini mengatakan, apa yang dikerjakannya memang bukan yang pertama di Indonesia. Meski demikian dia menjadikan teknologi itu semakin sempurna untuk dimanfaatkan.

“Saya menambahkan adanya pengukur kelembaban tanah dan suhu areal persawahan, sehingga penggunaan air lebih efisien,” kata Rizal dalam keterangannya, Kamis (5/10/2023).



Selain menjadikan penggunaan air lebih efisien, dipasangnya pengukur kelembaban tanah dan suhu areal persawahan menjadikan teknologi penyiraman tanaman ini mampu menekan potensi kerugian petani.

Pemberian air yang tepat secara waktu dan ukuran kebutuhannya menjadikan tanaman tidak mudah diserang hama atau mati sebelum tumbuh.Teknologi itu, sudah diaplikasikan di kawasan pertanian cabe di Garut, Jawa Barat.

“(Tanaman) cabe itu sangat mudah mati di awal penanaman. Tapi dengan pemberian air yang tepat, baik jumlahnya maupun waktunya, terbukti yang di Garut tidak mudah mati,” ungkapnya.

Dosen Augmented Reality di prodi Teknologi Informasi STMIK AMIK Bandung Ali Suryaperdana Agus menambahkan, teknologi yang dikembangkan mahasiswanya bisa diaplikasikan secara lebih luas dengan dukungan Pemerintah.



Meski demikian masih diperlukan edukasi lebih dalam ke kalangan petani karena kondisi gagap teknologi yang ada di sebagian besar petani di Indonesia.

“Jika edukasinya berjalan baik dan petani bisa mengaplikasikan teknologi ini, kerja mereka lebih efisien seperti di Jepang. Penyiraman tanaman bisa dikontrol jarak jauh sehingga petani memiliki waktu lebih banyak untuk aktifitas pertanian lainnya,” kata Ali.

Ketua Panitia Penyelenggara SABOTAGE Let’s Get SAB! M. Ammaru Dzafa, mengatakan event itu bertujuan menyosialisasikan ragam prodi yang ada di STMIK AMIKBandung, setelah proses akreditasi terbaru selesai dilakukan.

Kampus yang baru alih kelola pada tahun 2019 itu kini telah mengantongi hasil akreditasi dengan penilaian baik sekali.

“Lewat event ini kami ingin mengenalkan ragam prodi yang sesuai dengan kebutuhan dunia kerja saat ini, sekaligus menunjukkan ke masyarakat bahwa STMIK AMIKBandung sudah mengantongi akreditasi dengan penilaian baik sekali,” jelas

Dzafa menambahkan, selain Teknologi Informasi dengan konsentrasi IoT dan Artificial Intelligence (AI), STMIK AMIKBandung juga memiliki prodi Bisnis Digital, Geographic Informatin System (GIS) dan Desain Komunikasi Visual (DKV).

“Kampus kami juga mengarahkan mahasiswa pada peluang kerja langsung. Terbaru kami akan segera MoU dengan salah satu BUMN strategis untuk mendukung operasional produksi mereka, khususnya terkait Cyber Security dan DKV” ungkap Dzafa.

SABOTAGE Let’s Get SAB! Ini akan digelar selama 3 hari, yaitu 3 - 5 Oktober 2023. Event ini mengundang sedikitnya 1800 pelajar SMA dan SMK dari Kota/Kabupaten Bandung dan sekitarnya.
(ams)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.2632 seconds (0.1#10.140)