Legenda dan Asal-usul Danau Maninjau, Pembuktian Sumpah Siti Rasani dan Giran

Kamis, 21 September 2023 - 10:16 WIB
loading...
Legenda dan Asal-usul Danau Maninjau, Pembuktian Sumpah Siti Rasani dan Giran
Danau Maninjau yang terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat, memiliki asal-usul yang menarik diketahui. Foto/Dok. Kemenparekraf
A A A
JAKARTA - Danau Maninjau terletak di Kabupaten Agam, Sumatera Barat , sekitar 140 km dari Kota Padang. Danau ini terbentuk dari letusan gunung berapi.

Danau yang memiliki luas sekitar 100 kilometer persegi ini memiliki keindahan alam yang memesona. Dari Puncak Lawang, pengunjung bisa menikmati pemandangan danau yang berwarna kebiruan.

Selain pesona alam yang indah dan asri, Danau Maninjau juga memiliki asal-usul dan legenda yang menarik untuk diketahui. Untuk lebih mengenalnya, simak legenda dan asal-usul Danau Maninjau berikut ini.

Legenda dan Asal-usul Danau Maninjau


Di sebuah perkampungan di kaki Gunung Tinjau hiduplah 10 orang bersaudara yang terdiri dari sembilan lelaki dan seorang perempuan. Penduduk sekitar memanggilnya dengan sebutan Bujang Sembilan.



Mereka terdiri dari Kukuban, Kudun, Bayua, Malintang, Galapuang, Balok, Batang, Bayang dan lelaki termuda bernama Kaciak. Sementara saudara perempuannya bernama Siti Rasani.

Dalam kisahnya, orang tua mereka sudah lama meninggal dunia, sehingga Kukuban sebagai anak sulung harus menjadi kepala keluarga di rumah. Selain itu, mereka juga masih terhitung saudara dengan pemimpin kampung tersebut, yaitu Datuk Limbatang.

Bujang Sembilan dan Siti Rasani tergolong sebagai pemuda yang giat sehingga pamannya, Datuk Limbatang kerap mengajari mereka dengan keterampilan bertani dan mempelajari tentang adat istiadat yang ada di sana.

Anak laki-laki biasanya bekerja di ladang dan perempuan bertugas memasak dan bebenah rumah. Seiring berjalannya waktu, Bujang Sembilan dengan segala kemampuannya pun bisa meraup panen dengan hasil yang melimpah.

Di sisi lain, Siti Rasani tumbuh menjadi putri yang cantik dan baik hati. Suatu hari dia sering bertemu dengan pemuda bernama Giran dan akhirnya saling tumbuh rasa cinta di antara keduanya. Kemudian mereka pun memberanikan diri untuk berbicara dengan keluarganya masing-masing.

Hubungan keduanya pun berlangsung baik hingga proses panen raya tiba. Dalam acara tersebut Kukuban selaku keluarga perempuan pun berhadapan dengan Giran untuk adu ketangkasan dalam bersilat.

Giran pun menangkis serangan dari Kukuban yang membuat kakinya patah. Kukuban merasa seperti dipermalukan. Ia pun menyimpan rasa dendam terhadap calon kakak iparnya itu.



Suatu hari Datuk Limbatang pun datang untuk menyampaikan niat Giran meminang Siti Rasani. Kukuban pun menolak secara tegas lantaran masih menyimpan rasa dendam terhadap Giran.

Kedua sejoli itu pun pergi mencari solusi yang akan mereka lakukan nantinya. Secara tidak sadar, ketika duduk di pinggir sungai pun ada tanaman berduri yang merobek pakaian Siti Rasani. Dengan sigap Giran pun mencabutnya.

Pada waktu yang sama, Bujang Sembilan dan warga pun datang. Mereka mengira Siti Rasani dan Giran sedang berbuat asusila yang melanggar norma dalam masyarakat setempat.

Mereka pun berusaha menampik tuduhan itu namun tidak didengar. Untuk membuktikannya, mereka berdua pun melakukan sumpah dan melompat ke kawah Gunung Tinjau untuk membuktikan kesucian mereka.

Sebelum keduanya melompat ke dalam kawah, mereka berkata dengan lantang. Jika mereka bersalah gunung tersebut tidak akan meletus. Namun, jika mereka tidak bersalah, maka gunung akan meletus dengan kekuatan yang sangat dahsyat.

Selang beberapa saat, gunung pun meletus dengan sangat keras dan mengeluarkan lava panas. Bencana tersebut menuju perkampungan warga dan menghancurkan semua yang dilewatinya.

Dengan begitu berakhirlah kisah mereka dan membuktikan jika keduanya tidak bersalah. Letusan kawah gunung tersebut kemudian terbentuk Danau Maninjau yang menyerupai kuali besar yang berisi air.

Selain Danau Maninjau, ada nama-nama tokoh lain yang diabadikan menjadi nama nagari di sekitar Danau Maninjau. Misalnya, Tanjung Sani, Si Kudun, Bayua, Koto Malintang, Koto Kaciak, Sigalapung, Balok, Kukuban dan Sungai Batang.

Demikian cerita asal-usul Danau Maninjau, Sumatera Barat.
(okt)
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2024 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.1049 seconds (0.1#10.140)