Job Fair Jatim 2023 Resmi Dibuka, Gubernur Khofifah: Upaya Turunkan TPT Jatim
loading...
A
A
A
SURABAYA - Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa membuka secara langsung Job Fair dalam rangka Hari Jadi ke-78 Provinsi Jatim di Galaxy Mall Surabaya, Selasa (19/9/2023).
Job fair yang digelar oleh Pemprov Jatim melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini dilaksanakan mulai tanggal 19-20 September 2023. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari banyaknya ribuan pelamar kerja yang mengikuti secara langsung.
Disamping itu, Job Fair kali ini juga bisa diikuti secara online dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat selama dua hari, yaitu mulai tanggal 19-20 September 2023.
Job Fair yang berlangsung secara offline dan online ini menyediakan 521 jabatan dan 3.953 lowongan kerja bagi masyarakat dari 75 perusahaan. Dimana, empat perusahaan diantaranya menyediakan lowongan kerja bagi penyandang disabilitas.
Dengan mengangkat tema Merdeka Berkarir, Mendukung Fleksibilitas Pasar Kerja Secara Inklusif di Jawa Timur, job fair tahun ini diharapkan menjadi wadah masyarakat agar bebas memilih profesi dan mengakses peluang kerja sesuai minat, bakat, kreativitas, kesempatan yang ada. Terutama karena job fair ini juga memberikan akses peluang kerja kepada pekerja difabel.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan, gelaran Job Fair menjadi salah satu upaya nyata guna menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur. Sebagai informasi, TPT Jatim per Februari 2023 sebesar 4,33 persen.
“TPT Jatim per Februari 2023 di angka 4,33 persen dan ini masih di bawah TPT Nasional sebesar 5,45 persen. Artinya pengangguran di Jawa Timur rata-ratanya lebih rendah daripada tingkat pengangguran terbuka nasional,” katanya dalam sambutan.
Untuk itu, Khofifah mendorong para tenaga kerja untuk terus mengupgrade kompetensi dan skill yang dimiliki agar sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Kerja (Dudika).
Bahkan penyiapan ini harus dilakukan sejak di bangku sekolah. Dimana sinkronisasi antara kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja harus linier. Agar setelah lulus, kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
“Maka teruslah membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja supaya link and match bisa kita bangun maksimal sehingga seluruh kebutuhan tenaga kerja bisa kita maksimalkan pemenuhannya,” ucapnya.
Job fair yang digelar oleh Pemprov Jatim melalui Dinas Tenaga Kerja dan Transmigrasi ini dilaksanakan mulai tanggal 19-20 September 2023. Antusiasme masyarakat juga terlihat dari banyaknya ribuan pelamar kerja yang mengikuti secara langsung.
Disamping itu, Job Fair kali ini juga bisa diikuti secara online dan dapat diakses secara terbuka oleh masyarakat selama dua hari, yaitu mulai tanggal 19-20 September 2023.
Job Fair yang berlangsung secara offline dan online ini menyediakan 521 jabatan dan 3.953 lowongan kerja bagi masyarakat dari 75 perusahaan. Dimana, empat perusahaan diantaranya menyediakan lowongan kerja bagi penyandang disabilitas.
Dengan mengangkat tema Merdeka Berkarir, Mendukung Fleksibilitas Pasar Kerja Secara Inklusif di Jawa Timur, job fair tahun ini diharapkan menjadi wadah masyarakat agar bebas memilih profesi dan mengakses peluang kerja sesuai minat, bakat, kreativitas, kesempatan yang ada. Terutama karena job fair ini juga memberikan akses peluang kerja kepada pekerja difabel.
Dalam sambutannya, Gubernur Khofifah menyampaikan, gelaran Job Fair menjadi salah satu upaya nyata guna menurunkan Tingkat Pengangguran Terbuka (TPT) di Jawa Timur. Sebagai informasi, TPT Jatim per Februari 2023 sebesar 4,33 persen.
“TPT Jatim per Februari 2023 di angka 4,33 persen dan ini masih di bawah TPT Nasional sebesar 5,45 persen. Artinya pengangguran di Jawa Timur rata-ratanya lebih rendah daripada tingkat pengangguran terbuka nasional,” katanya dalam sambutan.
Untuk itu, Khofifah mendorong para tenaga kerja untuk terus mengupgrade kompetensi dan skill yang dimiliki agar sesuai dengan kebutuhan Dunia Usaha, Dunia Industri dan Kerja (Dudika).
Bahkan penyiapan ini harus dilakukan sejak di bangku sekolah. Dimana sinkronisasi antara kurikulum dengan kebutuhan dunia kerja harus linier. Agar setelah lulus, kompetensi yang dimiliki sesuai dengan kebutuhan perusahaan.
“Maka teruslah membangun kompetensi sesuai dengan kebutuhan pasar kerja supaya link and match bisa kita bangun maksimal sehingga seluruh kebutuhan tenaga kerja bisa kita maksimalkan pemenuhannya,” ucapnya.