Kisah Gunung Penanggungan Penanda Pedagang China Berlayar ke Kerajaan Panjalu di Pulau Jawa

Minggu, 03 September 2023 - 07:09 WIB
loading...
Kisah Gunung Penanggungan...
Gunung Penanggungan menjadi penanda arah bagi para nelayan dari China saat akan masuk ke wilayah Kerajaan Panjalu di Pulau Jawa di abad 12 Masehi. Foto/Dok.SINDOnews
A A A
GUNUNG Penanggungan menjadi penanda para nelayan dari China saat masuk ke wilayah Kerajaan Panjalu di Pulau Jawa. Jejak perdagangan antara China dan Panjalu di abad 12 Masehi ini menjadi saksi peran penting Gunung Penanggungan, satu dari beberapa gunung suci di Pulau Jawa.

Kisah Gunung Penanggungan Penanda Pedagang China Berlayar ke Kerajaan Panjalu di Pulau Jawa

Gunung Penanggungan memiliki peran penting dalam perdagangan Kerajaan Panjalu dengan pedagang China di abad 12 Masehi. Foto/Dok.SINDOnews

Gunung Penanggungan kian penting karena menjadi penanda bagi para pedagang-pedagang asal China, usai larangan berdagang ke Pulau Jawa. Sebab, saat itu kabar banyaknya kecurangan di Pulau Jawa membuat di awal abad 13 Masehi larangan itu muncul.



Sebagai gantinya para pedagang China ini mengatakan mereka akan berlayar ke Sukitan, yang sebenarnya sama saja dengan Pulau Jawa. Alhasil para pedagang ini berhasil menipu pemerintah Kekaisaran China kala itu untuk menuju Pulau Jawa.

Kekayaan alam yang dimiliki Kerajaan Panjalu saat itu membuat pedagang China berdatangan. Belum lagi hasil bumi, keadaan negara, pemerintahan, dan rakyat Panjalu yang stabil jadi dorongan lainnya.

Prof. Slamet Muljana pada "Tafsir Sejarah Negarakretagama" mengutarakan para pedagang China ini berlabuh ke pelabuhan Yau-toung.

Di belakang pelabuhan ada gunung terlalu tinggi bernama Pau-lau-an. Gunung itu mempunyai lima buah puncak yang selalu tertutup dengan kabut. Gunung itu dijadikan pedoman untuk perahu yang akan masuk pelabuhan.



Tafsir sejarawan mengenai Sukitan dan gunung itu identik ke Penanggungan dan Yau-toung identik dengan Kali Porong. Maka pelabuhan itu kiranya terletak di muara Kali Porong.

Pelabuhan ini bertahan sampai pertengahan abad 15 Masehi, karena pelabuhan itu masih disebut dalam berita China pada waktu itu.

Sebab sudah dapat ditetapkan letak pelabuhan Yau-toung di muara Kali Porong menghadap ke Selat Madura, maka yang dimaksud dengan Sukitan ialah pantai Jawa dari Bangil sampai Surabaya atau pantai barat Selat Madura.

Pada bahasa Jawa, selat ialah supit atau supitan, jadi Selat Madura dalam bahasa Jawa disebut Supitan Madura. Demikianlah kiranya Sukitan itu adalah transliterasi China dari nama asli supitan. Lokasinya ialah pantai barat Selat Madura, dari Bangil sampai Madura.
(shf)
Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari SINDOnews.com, Klik Disini untuk mendaftarkan diri anda sekarang juga!
Baca Berita Terkait Lainnya
Copyright © 2025 SINDOnews.com
All Rights Reserved
read/ rendering in 0.4902 seconds (0.1#10.24)