Keterlaluan! Guru SD di Raja Ampat Aniaya Murid hingga Tak Berdaya
loading...
A
A
A
RAJA AMPAT - Keterlaluan perbuatan LWD,
Flora menambahkan dari keterangan anaknya dan beberapa saksi, di mana kejadian tersebut berawal saat korban bersama seorang rekannya baru saja selesai mengikuti pemakaman nenek mereka.
"Setelah dari tempat pemakaman tersebut anak saya pun pulang ke rumah. Usai di perjalanan anak saya bertemu dengan seorang teman nya yang sedang membawa sebotol bensin," kata Flora.
"Kemudian anak saya ini ikut temannya yang sedang membawa botol bensin dan mereka berjalan menuju ke lapangan bola," tambahnya.
Sesampainya di lapangan bola tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari LWD yang meminta kepada sejumlah murid lainnya agar menahan kedua anak itu dan dibawanya.
"Tiba- tiba teriak suara dari pak guru itu dengan keras, tahan mereka berdua dan bawa kepada saya," bebernya.
"Anak saya pun ditahan sama teman-temannya yang lebih besar dari anak saya. Anak Saya pun tidak bisa melarikan diri. Sedangkan satu temannya sudah berhasil melarikan diri," sambungnya.
Kemudian, lanjut Flora, anaknya dihampiri oleh oknum guru tersebut di pojok lapangan sepak bola. Saat itu anaknya tidak mengetahui pasti ada permasalahan apa hingga dia dipanggil oleh oknum guru tersebut.
"Tanpa basa-basi, anak saya langsung dianiaya habis-habisan oleh pak guru itu sampai tidak berdaya. Kaki anak saya dua-duanya dijepit. Lalu mata anak saya itu di tendang menggunakan lutut oknum guru tersebut, hingga mata anak saya itu mengalami bengkak serius," ujar Flora.
Aksi brutal oknum guru tersebut terhenti setelah bibi korban yang kebetulan melintas di lokasi kejadian melihat adanya tindakan penganiayaan itu. Bibi korban langsung protes keras dan membawa korban ke rumahnya untuk mendapatkan pertolongan pertama.
Flora menambahkan dari keterangan anaknya dan beberapa saksi, di mana kejadian tersebut berawal saat korban bersama seorang rekannya baru saja selesai mengikuti pemakaman nenek mereka.
"Setelah dari tempat pemakaman tersebut anak saya pun pulang ke rumah. Usai di perjalanan anak saya bertemu dengan seorang teman nya yang sedang membawa sebotol bensin," kata Flora.
"Kemudian anak saya ini ikut temannya yang sedang membawa botol bensin dan mereka berjalan menuju ke lapangan bola," tambahnya.
Sesampainya di lapangan bola tiba-tiba terdengar suara teriakan keras dari LWD yang meminta kepada sejumlah murid lainnya agar menahan kedua anak itu dan dibawanya.
"Tiba- tiba teriak suara dari pak guru itu dengan keras, tahan mereka berdua dan bawa kepada saya," bebernya.
"Anak saya pun ditahan sama teman-temannya yang lebih besar dari anak saya. Anak Saya pun tidak bisa melarikan diri. Sedangkan satu temannya sudah berhasil melarikan diri," sambungnya.
Kemudian, lanjut Flora, anaknya dihampiri oleh oknum guru tersebut di pojok lapangan sepak bola. Saat itu anaknya tidak mengetahui pasti ada permasalahan apa hingga dia dipanggil oleh oknum guru tersebut.
"Tanpa basa-basi, anak saya langsung dianiaya habis-habisan oleh pak guru itu sampai tidak berdaya. Kaki anak saya dua-duanya dijepit. Lalu mata anak saya itu di tendang menggunakan lutut oknum guru tersebut, hingga mata anak saya itu mengalami bengkak serius," ujar Flora.
Aksi brutal oknum guru tersebut terhenti setelah bibi korban yang kebetulan melintas di lokasi kejadian melihat adanya tindakan penganiayaan itu. Bibi korban langsung protes keras dan membawa korban ke rumahnya untuk mendapatkan pertolongan pertama.